Begini Hukum Menerima Coklat Valentine Dalam Islam, Remaja Muslim Wajib Tahu

5 Februari 2022, 15:30 WIB
mengagungkan syiar yang bukan ajaran Islam merupakan kebatilan, menurut Buya Yahya /Youtube Al Bahjah TV/

DESKJABAR - Menerima coklat Valentine menjadi budaya remaja,  tidak terkecuali remaja muslim. Hadiah yang sering menjadi andalan pada 14 Februari, momen Valentine Days. 

Menerima hadiah coklat Valentine ini, menjadi pertanyaan  pada acara tanya jawab dengan Buya Yahya di Lembaga Pengembangan Dakwah Al Bahjah. 

Atas pertanyaan itu, Buya Yahya mengajak para remaja muslim untuk tidak mengikuti perayaan tersebut karena terbius dari hari kasih sayang sedunia. 

Baca Juga: Rahasia Sholawat Yang Jarang Diketahui, Malaikat Penunggu Makam Rasul Sampaikan Salam Ini Menurut Habib Luthfi

" Wahai anak-anakku semuanya kalian tidak usah ikut ikutan.

Kasih sayang yang diajarkan baginda Nabi Muhammad SAW adalah kasih sayang yang tersambung dengan Nabi, karena Nabi merupakan rahmatan lil 'alamin atau bukti kasih sayang bagi seluruh alam. Anda punya Nabi Muhammad dan pendidikan dari Nabi, ìtulah kasih sayang sesungguhnya", tutur Buya Yahya. Seperti dikutip DeskJabar dari Kanal YouTube Al-Bajah yang diunggah pada 12 Februari 2018 dengan judul Hukum Menerima Coklat Valentine.

Menurut Buya, mengajarkan kasih sayang dalam kondisi perang, mengajarkan berkasih sayang dengan binatang, itulah diantara beberapa ajaran Nabi Muhammad SAW, tentang berkasih sayang.

"Urusan valentine days itu bukan budaya mu, wahai anak-anakku sholeh-sholehah.

Budaya valentine adalah budaya di luar islam. Kita bisa membaca bagaimana sejarah valentine, apakah kisah yang sholeh, dari umat Nabi Muhammad atau tidak?", ujar Pimpinan pondok pesantren Al-Bahjah ini.

Baca Juga: DOA DAN HAJAT Pasti Terkabul Dengan Dzikir Dahsyat Ini, Lakukan Setiap Saat Menurut Syekh Ali Jaber

Kemudian Buya Yahya Juga menjelaskan bahwa kisah Valentine adalah kisah syiar seseorang mengenai kepercayaan dalam agamanya, bukan agama Islam.  

Mengagungkan syiar yang bukan syiar agama Islam, menurut Buya, merupakan suatu kebatilan dan tidak boleh diikuti.

"Semeriah apapun acaranya, anda tidak boleh ikut. Membatalkan janji dengan teman untuk perayaan Valentine days adalah jihad", ujar Buya

Semakin besar biaya yang dikeluarkan untuk perayaan ini, jelas buya, ketika dibatalkan, semakin besar pahala yang diperoleh. Kebahagian bersama Nabi SAW kelak, akan menjadi balasannya.

Baca Juga: 7 Manfaat Air Kelapa Yang Jarang Diketahui, Mencegah Terjadinya Hal Buruk Bagi Jantung Dan Ginjal

"Anda boleh pakai baju apa saja, pakai baju warna pink pada bulan Februari, asalkan tidak pada 14 Februari, karena takut anda termasuk yang ikut membesarkan syiar mereka", ujar Buya ketika mengomentari baju warna pink sebagai warna khas Valentine days.

Adapun sesuatu yang menjadi hadiah di acara-acara seperti itu, buya Yahya menjelaskan,  barangnya bukan barang yang haram.

Hal yang dikhawatirkan ketika menerima hadiah tersebut, si penerima hadiah tidak mampu menolak ajakan merayakannya.

Sehingga ikut serta mensyiarkan dengan cara mengikuti perayaan Valentine tersebut.

"Jika kamu mendapat hadiah Valentine, nikmati makanan itu. Tetapi balasan dari hadiah tanda cinta itu, nasehati dia agar tahun depan kalau kasih coklat tidak usah pake acara valentine", ujar Buya.

Sebab, menurut Buya, makanan itu secara dzat adalah halal. Seseorang yang memberikan sesuatu dengan sukarela adalah halal.

Makanan tersebut akan menjadi haram, jika terdapat nilai pengagungan terhadap syiar suatu perayaan tertentu diluar ajaran Islam.

Wallahu'alam bishawab ***

Editor: Sanny Abraham

Sumber: YouTube Al Bahjah TV

Tags

Terkini

Terpopuler