DESJABAR - Situ Gede adalah sebuah danau di Kota Tasikmalaya. Situ ini menyimpan kisah misteri yang menyelimutinya.
Danau di Tasikmalaya itu kini menjadi lokasi wisata dan banyak dikunjungi masyarakat, terutama di hari libur.
Situ Gede danau di Tasikmalaya itu berada di Kelurahan Linggajaya, Kecamatan Mangkubumi dengan luas 47 hektare dan tidak jauh dari pusat kota Tasikmalaya.
Jarak tempuh ke Situ Gede dari pusat Kota Tasikmalaya sekitar 30 menit dan jaraknya tidak lebih dari 300 meter dari jalan Ir Juanda atau By Pass Kota Tasikmalaya.
Situ Gede selain menjadi obyek wisata unggulan Kota Tasikmalaya, juga sebagai sumber mata air bagi ratusan hektar sawah di Kota Tasikmalaya.
Di tengah Situ Gede tersebut terdapat sebuah pulau yang memiliki luas sekitar 1 hektar dan di lokasi pulau itu terdapat makam penyebar agama Islam di Tasikmalaya bernama Eyang Prabudilaya.
Tokoh inilah yang menjadi latar belakang munculnya atau adanya Situ Gede atau kolam yang memiliki kawasan yang sangat luas atau Gede.
Dari cerita yang berkembang di masyarakat, Situ Gede memiliki kisah misteri yang menyelimutinya dan menjadi mitos di kalangan masyarakat Tasikmalaya.
Di bagian tengah situ ini terdapat sebuah pulau seluas satu hektar. Di dalamnya terdapat makam Eyang Prabudilaya, seorang tokoh penyebar agama Islam di Tasikmalaya.
Kisah yang berkembang di masyarakat tentang asal mula terbentuknya situ Gede ini berkaitan erat dengan perjalanan hidup Eyang Prabudilaya.
Eyang Prabudilaya atau Prabu Adilaya merupakan seorang Raja Muda Sumedang yang meninggal dibunuh oleh kedua isterinya dan dimakamkan di tanah rawa yang kini jadi Situ Gede.
Cerita itu bermula ketika Prabu Adilaya, belum juga melaksanakan kewajiban kepada kedua isterinya tersebut. Sejak menikah karena fokus pada ilmu pengetahuan.
Menurut cerita yang berkembang Prabu Adilaya memiliki isteri bernama, Nyai Raden Dewi Kondang Hapa dan isteri keduanya bernama Dewi Cahya Karembong.
Namun kedua isteri tersebut sejak dinikahi Prabu Adilaya tidak pernah merasakan sebagai seorang isteri. Keduanya pun sepakat untuk membunuh Prabu Adilaya.
Kemudian kedua isteri Prabu Adilaya tersebut memakamkan di sebuah rawa di daerah Tasikmalaya bersama kedua pelayannya untuk menghilangkan jejak.
Karena tidak juga ada kabar tentang anaknya, ibu Prabu Adilaya kemudian mencari sang anak hingga tiba di suatu tempat di wilayah Sukapura atau Tasikmalaya.
Di lokasi rawa itulah, Ibu Prabu Adilaya melihat cahaya yang memancar dari dalam gundukan tanah.
Ketika dibuka ternyata di dalam gundukan tanah tersebut ditemukan sang anak beserta kedua pelayannya.
Melihat kenyataan itu, Ibu Prabu Adilaya menangis dan air matanya membasuh gundukan tanah tempat Prabu Adilaya dimakamkan.
Tiba tiba saja, air rawa itu naik memenuhi areal rawa dan hanya menyisakan gundukan makam yang ada di tengah situ yang kini bernama Situ Gede.
Saat itu, Ibu Prabu Adilaya berdoa agar makam anaknya itu terjaga. Sehingga air rawa terus membesar menjadi danau yang luas.
Kemudian, tongkat yang dibawa dari Sumedang ditancapkan di atas gundukan tanah pekuburan Prabu Adilaya dan tumbuh menjadi pepohonan.
Baca Juga: PRIMBON JAWA: INILAH 8 WETON HARI LAHIR yang Hartanya Makin Melimpah dan Sulit Habis di Tahun 2022
Saat hendak pulang, tiba tiba ada empat ikan Raksasa yang menghampiri sang Ibu Prabu Adilaya.
Empat ikan raksasa tersebut diberi nama Gendam, si Kohkol, si Genjreng, dan si Layung yang menjadi penjaga Situ Gede di Tasikmalaya.
Legenda itulah yang kini terus menerus di percaya masyarakat di Tasikmalaya sebagai asal mula terjadinya Situ Gede.
Dalam video Youtube My.Radhens Chanel yang berjudul wisata ziarah situ gede Tasikmalaya, kisah eyang prabudilaya dan mitos orang Sumedang yang tayang 10 April 2021 menyebutkan ukuran ikan raksasa di Situ Gede.
Dalam narasi yang ada pada video tersebut dijelaskan ukuran ikan raksasa di Situ Gede panjangnya lebih dari 10 meter dengan lebar lebih dari 5 meter.
"Ikan raksasa itu sering muncul dan menampakkan diri ketika ada orang yang bicara sembarangan," katanya.***