SEJARAH HARI INI, 2 Pesawat Boeing 747 Bertabrakan di Landasan Pacu yang Mengakibatkan 583 Penumpang Tewas

27 Maret 2021, 07:05 WIB
Sejarah kelam dunia penerbangan, 2 pesawat Boeing 747 bertabrakan di landasan pacu yang mengakibatkan 583 penumpang tewas /commons.wikimedia.org/

DESKJABAR – Bagi dunia penerbangan, 27 Maret 1977 menjadi sejarah paling kelam. Pada tanggal itu, 2 pesawat Boeing 747 KLM dan Pan Am bertabrakan di landasan pacu Bandara Los Rodeos, Kepulauan Canaria, yang menyebabkan 583 penumpang tewas.

Tragedia yang menggempatkan dunia saat itu, sebagai akibat “kemacetan” lalu lintas di bandara yang diperparah dengan kabut yang menggangu jarak pandang.

Sejarah hari ini mengulas kembali kronologis kejadian mengerikan yang menjadikan peristiwa 2 pesawat Boeing 747 bertabrakan tersebut, sebagai sejarah paling kelam dunia penerbangan.

Baca Juga: TERBARU, Inilah Jadwal Keberangkatan Kereta Api Mulai 28 Maret - 9 April 2021

Awal dari kecelakaan tersebut bermula pada sehari sebelumnya di bandara lain di Kepulauan Canary. Sebuah kelompok separatis militan meledakkan bom kecil di Bandara Las Palmas di Gran Canaria, yang membuat pihak berwenang menutup bandara tersebut.

Kepulauan Canary yang merupakan destinasi wisata favorit, pihak berwenang kemudian mengalihkan lalu lintas udara ke bandara yang lebih kecil yakni bandara Los Rodeos.

Pemindahan lalu lintas udara tersebut, memaksa lalu lintas udara di Los Rodeos “penuh sesak” dan memaksa menara kontrol harus bekerja ekstra keras dan sibuk. Apalagi kondisi bandara yang lebih kecil membuat kapasitasnya terasa kurang.

Kronologis Tabrakan PanAm dan KLM

Pada tanggal 27 Maret 1977, sebuah pesawat Boeing 747-121 milik Penerbangan Pan American World Airways 1736 dengan nomor registrasi FAA N736PA, siap-siap menuju landasan pacu.

Baca Juga: Diduga Ada Orang Menaruh Bom Palsu di Rumah Ketua Komite Eksekutif KAMI, Entah Apa Maksudnya

Pesawat yang membawa 380 penumpang dengan Kapten Victor Grubbs, kemudian menuju taxiway menunggu giliran.

Di posisi lain, sebuah pesawat Boeing 747-206B milik maskapai penerbangan KLM, Belanda, sudah siap di landasan pacu. Pesawat yang membawa 248 penumpang dengan kapten pilot Jacob Veldhuyzen van Zanten.

Van Zanten sendiri selain merupakan pilot berpengalaman, dia adalah pilot favorit di KLM, karena wajahnya yang ganteng yang membuat dia sering digunakan oleh perusahaanya untuk mempromosikan KLM.

Namun saat itu, baik pilot Pan Am, KLM, maupun menara kontrol tidak bisa melihat dengan jelas posisi pesawat masing-masing akibat kabut tebal. Kabut tersebut tekah membatasi jarak pandang jauh dari ideal.

Baca Juga: Gubernur Jawa Barat : Program Petani Milenial, Pendaftar Didominasi asal Luar Jawa Barat

Saat itu kabut tebal telah membatasi jarak pandang hanya sekitar 305 meter, padahal idealnya jarak pandang di bandara adalah sekitar 701 meter.

Saat itu pesawat Pan Am melintasi landasan pacu untuk memasuki taxiway. Karena keterbatasan pandangan akibat kabut dan adanya kesalahpahaman dalam komunikasi antara kedua pesawat dengan menara kontrol, pesawat KLM mulai bergerak di landasan pacu.

Van Zanten tak menyadari bahwa ketika pesawat mulai hendak melakukan take-off, saat itu pesawat Pan Anam melintas di landasan pacu. Pesawat KLM yang siap-siap take-off yang setengah badan pesawat sudah terangkat ke udara, menghantam dengan keras pesawat Pan Am.

Saking kerasnya hantaman, pesawat Pan Am tervelah dua dan hancur. Sementara KLM jatuh menghantam landasan beberapa puluh meter kemudian dengan menimbulkan bola api yang mengelegar.

Baca Juga: Niat Puasa, Berbuka Puasa, Sholat Tarawih dan Witir Sesuai Sunnah Juga Tuntunan Nabi Muhammad SAW

Dalam tabrakan hebat tersebut, semua penumpang KLM tewas seketika. Sementara penumpang di pesawat Pan Am, tujuh dari 16 awak penerbangan, bersama dengan dua karyawan perusahaan, serta 61 penumpang selamat.

Namun, sembilan korban selamat tersebut akhirnya meninggal dunia beberapa hari kemudian karena luka-luka yang dideritanya. Korban tewas termasuk pilot Pan Am, Grubb.

Penyedilikan yang dilakukan pasca tragedi tersebut berkesimpulan pilot KLM Van Zanten dinyatakan sebagai orang yang paling bertanggung jawab.

Kesimpulan itu karena Van Zanten tidak sabar atau miskomunikasi, yang membuatnya lepas landas tanpa mendapat izin dari menara kontrol.***

Editor: Dendi Sundayana

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler