Iran Melarang Warganya Ikut Ujicoba Vaksin Covid-19, Ini Alasannya

9 Januari 2021, 21:27 WIB
Presiden Iran Hassan Rouhani. /Instagram.com/@hrouhani


DESKJABAR
- Perusahaan asing akan dilarang melibatkan warga Iran dalam ujicoba vaksin Covid-19, kata Presiden Iran Hassan Rouhani, Sabtu 9 Januari 2021.

Pernyataan itu, satu hari setelah Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei melarang impor vaksin dari Inggris dan Amerika Serikat.

"Perusahaan-perusahaan asing ingin memberi vaksin kepada kita sehingga mereka dapat menguji coba vaksin itu ke rakyat Iran. Namun, Kementerian Kesehatan akan mencegah hal itu terjadi," kata Hassan Rouhani saat memberi sambutan sebagaimana disiarkan oleh saluran televisi nasional.

Baca Juga: Pesawat Sriwijaya Air SJ182 Jatuh, Basarnas: Proses Pencariannya Terhalang Visibilitas

Rouhani tidak menyebut nama perusahaan, ia juga tidak memberi keterangan lebih lanjut.

“Rakyat kami tidak akan jadi alat uji coba untuk perusahaan-perusahaan vaksin," kata dia menambahkan.

"Kami akan membeli vaksin buatan asing yang aman," sebut Hassan Rouhani, seperti dikutip DeskJabar dari Antara.

Baca Juga: Porda Jabar 2022 : Pertama Kalinya Berlangsung di Sembilan Daerah Kota dan Kabupaten

Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei pada Jumat 8 Januari mengatakan, AS dan Inggris tidak dapat dipercaya.

Dua negara itu, menurut Ayatollah Ali Khamenei, kemungkinan berusaha menyebarkan penyakit ke negara lain.

Iran dapat memperoleh vaksin dari tempat yang terpercaya, kata Khamenei tanpa memberikan keterangan lebih lanjut.

Baca Juga: Sriwijaya Air Jatuh, Syahbandar Tanjung Priok Kirim 'Notice to Mariner' Radius 25 Mil

Di samping Inggris dan AS, China dan Rusia -- sekutu Iran -- juga memproduksi vaksin Covid-19.

Ayatollah Ali Khamenei mengulang kembali tuduhan tersebut di Twitter. Namun, Twitter menghapus cuitan tersebut karena isi pesannya dianggap memuat informasi sesat dan bertentangan dengan aturan perusahaan.

Iran meluncurkan uji coba vaksin buatan dalam negerinya pada akhir bulan lalu. Pemerintah mengatakan, vaksin itu akan membantu Iran menghadapi pandemi di tengah berbagai kesulitan akibat sanksi ekonomi yang dijatuhkan oleh Amerika Serikat.

Baca Juga: Sriwijaya Air Jatuh, PMI Sediakan 100 Kantong Jenazah

Sanksi ekonomi AS itu berdampak pada kemampuan Iran untuk mengimpor vaksin dari luar negeri.

Ketegangan antara Washington dan Teheran kian memuncak sejak 2018 yang diperparah oleh kebijakan Presiden AS Donald Trump.

Trump keluar dari kesepakatan nuklir yang diteken oleh dua negara pada 2015 dan ia kembali menjatuhkan sanksi untuk Iran.***

 

Editor: Syamsul Bachri

Sumber: Antara

Tags

Terkini

Terpopuler