Menurut dia, jika pasangan Anies+Muhaimin dan Ganjar+Mahfud bersatu, maka modal awal pemilih dari partai politik (parpol) pendukungnya mencapai 77 juta pemilih (56,3%), sedangkan modal awal pasangan Prabowo+Gibran hanya 59,7 juta pemilih (43,7%).
Baca Juga: Melacak Jejak Ridwan Kamil di Pangandaran: Pembangunan Jembatan Rp72 Miliar Ini Molor
Yang dimaksud dengan modal awal, jelas Ridlo, adalah angka pendukung parpol-parpol kepada para capres+cawapres dari hasil Pemilu 2019, lihat tabel 1.
"Jika pasangan Prabowo+Gibran berhasil merayu salah satu pasangan untuk berkoalisi dengannya, maka hampir dipastikan pasangan Prabowo+Gibran menang pada pilpres tahun ini", ujar Ridlo.
Amin mampu mengubah peta politik
Ridlo menuturkan, patut dicatat strategi kampanye pasangan Amin (Anis+Muhaimin) berhasil mengubah peta pemilih. Pada bulan November 2023, diperkirakan pasangan Amin akan kalah pada babak pertama. Berbagai survei elektabilitas pilpres, menempatkan pasangan Amin pada juru kunci. (Lihat tabel 2).
Baca Juga: Pemaksaan Narasi Pilpres Satu Putaran Itu Pembajakan Demokrasi
"Nggak mungkin strategi kampanye dituturkan secara terbuka", kata Ridlo menirukan jawaban Anies kala itu.
Perhatikan hasil survei terbaru pada tabel 3. Hasil survei elektabilitas yang dilakukan LSI Denny JA, CSIS, Litbang Kompas, Polling Institute, menempatkan Pasangan Amin pada peingkat ke 2.