Bansos Kebijakan Negara, Jangan Dijadikan Alat Politik untuk Meraup Suara Pilpres

- 14 Desember 2023, 17:02 WIB
 Ilustrasi warga menunjukkan Kartu Keluarga Sejahtera sebelum berbelanja kebutuhan pokok di sela Peluncuran Bantuan Sosial Beras bagi keluarga penerima manfaat.
Ilustrasi warga menunjukkan Kartu Keluarga Sejahtera sebelum berbelanja kebutuhan pokok di sela Peluncuran Bantuan Sosial Beras bagi keluarga penerima manfaat. / Antara/Zabur Karuru/



DESKJABAR - Bantuan sosial (Bansos) pemerintah di tengah pemilu dimanfaatkan untuk mengambil keuntungan elektoral. Ketum PAN Zulkfili Hasan, berkampanye dengan narasi agar rakyat memilih Prabowo-Gibran agar Bansos dan BLT dilanjutkan.

Peneliti senior BRIN Prof. Lili Romli menilai kampanye seperti bernada ancan Bansos seperti itu tdak etis. Alih-alih bagaimana agar rakyat makmur dan sejahtera seharusnya tidak mengandalkan Bansos, kampanye model ini justru ingin melestarikan kemiskinan.

"Ini bisa dikatakan mereka ingin agar rakyat tetap miskin sehingga agar tergantung terus pada Bansos. Ini bentuk politik populis yang salah kaprah," tegas Prof Lili Romli pada wartawan di Jakarta, Kamis 14 Desember 2023.

Baca Juga: Transaksi Meningkat 10 Kali Lipat, Shopee 12.12 Birthday Sale Sukses Dukung Penjualan Brand Lokal & UMKM

Menurutnya, kampanye politik seharusnya berfokus pada upaya menyejahterakan rakyat dengan seperti penciptaan lapangan usaha bagi rakyat, lapangan pekerjaan, peningkatan pendidikan sehingga rakyat bisa keluar dari jerat kemiskinan. "Bukan terus menerus melestarikan bansos,"  ujarnya.

Menurutnya, kini, program bansos pun melenceng dari tujuan awal. "Sekarang bansos sudah bersifat politis, sudah ditunggangi politik," tambahnya.

Bansos menjadi instrumen klintelisme untuk meraih suara, untuk pemenangan pemilu dan pilpres. Padahal pendanaan bansos bersumber dari uang rakyat.

"Anggaran negara, yang berasal dari pajak bahkan dapat dari utang luar negeri, disalahgunanakan, dimanipulasi dan dimanfaatkan untuk pemenangan pemilu. Ini sangat disayangkan," tandas Lili.

Lili menekankan pentingnya kesadaran publik untuk melihat bansos secara jernih di tengah masa pemilu. Bahwa bansos bukan berasal sosok atau sosok, melainkan negara.

"Moga rakyat sadar dan mengetahui bahwa bansos bukan kemurah-hatian penguasa, karena yang digunakan bukan uang pribadi tapi uang negara, yang hakekatnya adalah uang rakyat," katanya.

Tidak Mendidik


Sementara itu, Pakar Kebijakan Publik Universitas Trisakti Trubus Rahadiansyah mengatakan bantuan sosial dipakai untuk meraih kepercayaan publik sejak lama. “Bansos tinggi untuk meraih kepercayaan publik,“ kata Trubus, Kamis (14/12).

Lebih dari sekedar untuk melanggengkan kekuasaan, Bansos harus memberi harapan kepada masyarakat miskin jika disalurkan dengan tepat. “Bahwa Bansos juga membawa harapan kepada masyarakat miskin untuk bertahan dalam mengarungi hidupnya,”  jelas Trubus.

Tapi, jika Bansos ini digaungkan terus oleh Paslon 02, tidak bisa dipungkiri karena ada anak Presiden Joko Widodo disitu, yang terus mengatakan bahwa dia akan melanjutkan kerja-kerja bapaknya. Kelekatan antara Jokowi dan Bansos sudah begitu mengakar. “Jujur saja masyarakat bawah bingung kalau Pak Jokowi Tak lagi Presiden, Bansos masih mengalir atau tidak?" ungkap Trubus.

Baca Juga: UPDATE TERBARU! BPBD: 61 Rumah Terdampak Gempa 4,6 (M) di 7 Desa dan 4 Kecamatan di Bogor 

Apalagi bagi masyarakat yang tergolong miskin ekstrim. “Sehingga harapannya, bagaimana orang miskin ekstrim mendapatkan dua kali lebih banyak,” tuturnya.

Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden yang berani menjanjikan Bansos, diminta untuk mencari dulu akar masalahnya agar tidak menjadi ketergantungan. “Persoalannya apakah Bansos itu lama?  Kan tidak mendidik kalau terus menerus dipelihara,” pungkas Trubus.***

Editor: Yedi Supriadi


Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x