Menurut Fathan, Bulog mungkin kesulitan karena tidak punya pasukan (personil) di tingkat lapangan untuk proses penyerapan gabah.
Tetapi adalah peran Kementerian Pertanian, penyuluh, dan koperasi. Perhiptani sudah punya koperasi, yang salah satu tujuannya adalah membantu pemerintah mencukupi cadangan nasional dan juga untuk komersial lanjutnya.
“Jadi kesimpulannya, kita tidak perlu Impor, yang perlu dipikirkan itu bagaimana kita menjadi negara pengekspor beras selain mencukupi kebutuhan pangan sendiri,” kata Fathan.
Baca Juga: Anggur Lonjong Oleh-Oleh Khas Bandung, Wisata Pertanian, Dimana Bisa Membeli ?
Ia menilai, cadangan pangan kita sebenarnya sudah cukup, sekarang bagaimana memikirkan bisa ekspor.
Bahkan, kata Fathan, tidak usah buka hutan untuk lahan baru, kalau mau menanam padi di pinggir sungai (sawah terapung) hitung saja berapa banyak kita punya sungai yang bisa dimanfaatkan.
Ketua Forum Komunikasi (FK) Pusat Pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya (P4S), Andi Burhan Badurahman, juga mengatakan, “Tidak Perlu Impor beras, walaupun cadangan beras di Bulog menipis, namun cadangan beras di masyarakat masih banyak”.
Baca Juga: Pertanian, Mangga Sumedang Bersiap Ekspor ke Jepang, KBRI Tokyo Hubungkan Akses Pasar
Solusinya agar tidak impor adalah dengan menerapkan pertanian presisi dan regeneratif perlu diterapkan tambah Andi
Tanggapan juga dating dari Ketua Umum Kontak Tani dan Nelayan Andalan (KTNA), Yadi Sofyan Noor.