Wisata Edukasi Jakarta, Museum Perumusan Naskah Proklamasi, Saksi Sejarah Peristiwa Kemerdekaan Indonesia

- 26 Juli 2022, 10:43 WIB
Tempat wisata edukasi di Jakarta, Museum Perumusan Naskah Proklamasi, saksi bisu pembuatan teks kemerdekaan Indonesia.
Tempat wisata edukasi di Jakarta, Museum Perumusan Naskah Proklamasi, saksi bisu pembuatan teks kemerdekaan Indonesia. /tangkapan layar Youtube Museum Perumusan Naskah Proklamasi/

 

 

DESKJABAR – Jakarta merupakan kota penuh sejarah yang memiliki tempat wisata edukasi, salah satunya Museum Perumusan Naskah Proklamasi.

Tempat wisata di Jakarta ini merupakan saksi bisu sejarah perumusan naskah teks proklamasi kemerdekaan negara Indonesia.

Menyimpan sejarah besar negeri ini, museum ini menjadi tempat wisata edukasi yang penting bagi generasi penerus Indonesia.

Baca Juga: Peristiwa Rengasdengklok Terjadi Karena Beda Pendapat, Cek Apa yang Terjadi Kepada Soekarno dan M Hatta

Datanglah ke tempat wisata di Jakarta satu ini untuk mengetahui peristiwa perumusan Naskah Proklamasi Kemerdekaan yang akhirnya digemakan pada 17 Agustus 1945.

Mengutip dari Munasprok.go.id, inilah sejarah dari tempat wisata edukasi yang memiliki bangunan dengan model desain artdeco tersebut.

Museum Perumusan Naskah Proklamasi terletak di Jln. Imam Bonjol No.1, Menteng, Jakarta Pusat.

Bangunan ini didirikan pada tahun 1920-an di sebidang tanah dengan luas sekira 3.914 meter persegi dan luas bangunan 1.138 meter persegi.

Baca Juga: Pertempuran Fokkerweg, Upaya Para Pejuang Kota Bandung Untuk Mempertahankan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

Di zaman pemerintahan Belanda, daerah Menteng memang dirancang sebagai “Kota Taman” yang estetik.

Dimana bangunan-bangunan yang ada di sana juga dibuat sedemikian rupa dengan desain khas Eropa yang elegant.

Bangunan di kawasan kavling “Kota Taman” ini dibagi menjadi tiga tingkatan:

1. Groote Stadsvilla atau Villa Besar

Bangunan di tingkatan ini memiliki luas 1.000 meter persegi, dan terletak di Jln. Imam Bonjol, Jln. Teuku Umar, Jln. Sutan Syahrir, dan Jln. Diponegoro.

2. Middelgroote Stadswoning atau ukuran sedang

Untuk tingkatan ini, bangunan memiliki luas 500-800 meter persegi, terletak di Jln. Sam Ratulangi, Jln. Teresia, dan Jln. H.A Salim

3. Kleine Woningen atau ukuran kecil

Bangunan di tingkatan ini memiliki luas maksimal 500 meter persegi dan berada di sepanjang Jln. Kusumaatmadja, Jln. Sumenep, Jln. Garut dan Jln. Cilacap.

Dan bangunan yang saat ini menjadi tempat wisata edukasi di Jakarta atau Museum Perumusan Naskah Proklamasi ini berada di tingkatan pertama (Groote Stadsvilla).

Baca Juga: CITAYAM FASHION WEEK, Ini Opini Fashion Designer Jakarta, Dari Mulai Pria Berpakaian Wanita Hingga Attitude

Awalnya, Museum Perumusan Naskah Proklamasi ini merupakan tempat tinggal konsulat Inggris (1931-1942), kemudian menjadi rumah Laksamana Tadashi Maeda (1942- Agustus 1945).

Situs bangunan ini menyimpan sejarah besar negeri ini dimana Indonesia bertekad lepas dari belenggu penjajah.

Tekad para pemuda yang dipimpin Sukarni, Chairul Saleh dan Wikana telah berhasil mendesak golongan tua untuk segera menyatakan kemerdekaan Indonesia.

Hal itu terinisiasi setelah pihak sekutu membom Kota Hiroshima pada 6 Agustus 1945, dan Kota Nagasaki pada 9 Agutus 1945.

Baca Juga: Pemprov DKI Jakarta Bereaksi, Banyak Pria Kemayu di Citayam Fashion Week

Golongan muda segera mengambil inisiatif agar Indonesia segera memproklamirkan kemerdekan dengan kesempatan besar itu.

Awalnya, golongan tua menolak dan meminta semua bersabar menunggu tanggal 24 Agustus, waktu yang ditetapkan Marsekal Terauchi untuk kemerdekaan Indonesia.

Namun golongan muda menolak dan berharap negeri ini bisa merdeka secepatnya dengan adanya peristiwa bom di Hiroshima dan Nagasaki.

Akhirnya, dengan perjalanan yang berliku dan kesepakatan yang berjalan penuh perjuangan dari golongan muda, disepakatilah kemerdekaan pada 17 Agustus 1945.

Tanggal 17 Agustus 1945 pukul 03.00 WIB, Perumusan Naskah Proklamasi pun dilakukan oleh Soekarno, Hatta dan Soebardjo di ruang makan rumah Laksmana Tadashi Maeda tersebut.

Selama dua jam, Naskah Proklamasi dirumuskan dengan pemikiran yang matang dari ketiganya sepanjang dua alinea.

Setelah selesai, teks kemerdekaan Indonesia ini kemudian diserahkan kepada Sayuti Melik untuk diketik dengan didampingi oleh BM Diah.

Setelah diketik, Naskah Proklamasi itu diserahkan kembali pada Soekarno untuk ditandatangani.

Dan pada 17 Agustus 1945 pukul 10.00 WIB, Naskah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia itu dibacakan oleh Soekarno di halaman rumahnya, Jln. Pegangsaan Timur No.56, Jakarta.

Suasana khidmat yang disambut gembira oleh seluruh rakyat Indonesia itupun segera tersiar ke seantero negeri dan negara-negara lain.

Semua media cetak dan eletronik menyampaikan kabar gembira ini dengan inti yang sama: MERDEKA! INDONESIA TELAH MERDEKA!

Itulah mengapa, rumah di Jln. Imam Bonjol No.1 Jakarta itu telah menjadi saksi bisu kemerdekaan negeri ini.

Dan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No.0476/1992 tertanggal 24 November 1992, bangunan ini ditetapkan sebagai Museum Perumusan Naskah Proklamasi.

Di dalam tempat wisata edukasi tersebut, terdapat diorama yang menggambarkan bagaimana perjuangan saat itu.

Ada diorama yang menggambarkan Soekarno, Hatta dan Soebardjo sedang merumuskan teks di meja makan.

Ada juga diorama Sayuti Melik sedang mengetik dengan didampingi dan BM Diah, serta benda bersejarah lainnya yang bisa dijadikan edukasi untuk anak-anak zaman sekarang.

Tempat wisata edukasi ini buka Selasa-Jumat pukul 09.00 WIB – 15.00 WIB, Sabtu-Minggu pukul 09.00 WIB – 16.00 WIB, dan pada hari Senin tutup ya.

Harga tiket masuk Rp 2.000,- untuk dewasa dan Rp 1.000,-untuk anak.

Museum ini layak banget dikunjungi saat liburan sebagai sarana wisata edukasi yang bermanfaat untuk mempelajari saksi bisu sejarah kemerdekaan Indonesia.***

Editor: Ferry Indra Permana


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah