Namun begitu, jelas Anton Charliyan, sikap super hati-hati itu jangan sampai kontraproduktif, sehingga masyarakat menilai polisi tidak profesional, polisi lambat di dalam menangani satu permasalahan.
“Dalam setiap ada perkembangan, kalo perlu (masyarakat) ya istilahnya diberikan informasi. Tapi informasinya itu jangan terlalu terbuka”, kata Anton.
Sebaliknya kepada masyarakat yang sering ‘kepo’ selalu ingin tahu, mohon sabar juga karena memang aspek penyidikan ini, ungkap Anton, kalo perlu sangat super rahasia.
“Saya pernah merasakan sebagai penyidik. Seandainya ini dibuka (yang rahasia) mungkin akan menjauh akan menjadikan tersangka makin jauh”, papar Anton Charliyan.
Sewaktu menjadi penyidik Polri, Anton Charliyan memang pernah sukses menngungkap kasus berat dan sulit yang menjadi sisu nasional bahkan internasional yakni pembunuhan aktivis buruh Marsinah dan pembunuhan penggiat HAM, Munir.
“Saya yakin dan percaya dengan keuletan, ketelitian dan ketekunan yang dimilikinya, penyidik bisa menyelesaikan masalah ini. Dan mohon kalo memang sudah ada alat bukti yang betul-betul mengarah kepada para pelakunya, bisa segera diumumkan kepada masyarakat sehingga masyarakat tidak bertanya tanya lagi”, kata Anton Charliyan.
Kronologis kejadian
Sekedar mengingatkan, kasus pembunuhan Subang atau pembunuh ibu dan anak di Subang yang meminta korban jiwa Tuti Suhartini (55) dan Amalia Mustika Ratu (23) itu cukup menggegerkan karena tergolong sadis.
Jasad Tuti (ibu) dan Amalia (anak) ditemukan sudah tak bernyawa penuh darah di dalam bagasi mobil Toyota Alphard milik korban yang diparkir di halaman rumahnya di Kampung Ciseuti, Kecamatan Jalan Cagak. Kabupaten Subang, Jawa Barat.