Kisah Agus Subiyanto: Nakal di Masa Remaja, Gagal Secaba, Ditolak Jadi Satpam, Kini Jadi Panglima TNI

22 November 2023, 10:24 WIB
Presiden RI Joko Widodo melantik Jenderal TNI Agus Subiyanto sebagai Panglima TNI, di Istana Negara Jakarta, Rabu 22 November 2023. / ANTARA/Andi Firdaus/

DESKJABAR - Takdir seseorang tak ada yang tahu. Kesulitan hidup di masa kini bisa berubah menjadi kemanisan di masa mendatang. Yang penting terus berusaha, berdoa kepada yang Kuasa dan tak putus asa mengejar mimpi.

Seperti halnya Jenderal Agus Subianto yang hari ini Rabu 22 November 2023 dilantik menjadi Panglima TNI oleh Presiden Jokowi. Padahal belum genap sebulan, tepatnya pada 25 Oktober 2023 lalu. ia baru saja dilantik menjadi KSAD.

Perjalanan hidup Agus Subianto memang diwarnai pahit dan getir di masa pertumbuhan. Masa kecil hingga remajanya harus dijalani dengan kepahitan dalam hidupnya.

Baca Juga: RESMI! Upah Minimum Provinsi (UMP) Jawa Barat Tahun 2024 Naik Jadi Segini...

Di saat usianya belum genap 5 tahun, ibunya pergi meninggalkan adik, ayah dan dirinya. Ayahnya lalu menikah lagi. Selanjutnya Agus dan adik-adiknya pun dibesarkan oleh ibu tiri.

Tak jarang terjadi perselisihan dengan ibu tirinya. Kehidupan Agus Subianto semakin tak menentu pada saat naik ke kelas 2 SMA. Ayahnya, Dedi Unadi satu-satunya sosok tempatnya bersandar berpulang ke haribaan yang Maha Kuasa.

Ayahnya yang bertugas sebagai intel komando distrik militer dengan pangkat sersan kepala (serka) meninggal karena tertabrak mobil saat sedang mengendarai motornya ke tempat kerja di tahun 1984.

Sejak saat itu, hari demi hari dilalui dengan tidak mudah, penuh keterbatasan, bahkan untuk makan pun susah. Tidak jarang Agus hanya makan nasi putih dengan lauk bakwan karena ia bersama adik dan ibu tirinya hanya mengandalkan uang pensiunan ayahnya yang tak seberapa.

Disarikan dari berbagai sumber, Agus Subiyanto menceritakan ihwal dirinya menjadi TNI. Ternyata hal itu berawal dari kenakalannya saat remaja yang bagai layangan putus bergerak mengikuti arah mata angin.

Baca Juga: Viral Orasi Bupati Tasikmalaya Ajak Bantu Israel: INI KLARIFIKASINYA!

Mengaku di rumah kerap berselisih dengan ibu tirinya, di masa remaja Agus sering kabur dari rumah, berpindah dari rumah teman ke rumah teman berikutnya.

Perkelahian pun sering menjadi caranya melepaskan kekesalan. Tak heran kenakalan remaja menjadi sangat akrab dalam kehidupan sehari-harinya.

Suatu hari di bulan Februari 1986 di daerah Cimahi, Agus bersama tiga kawannya berkendara sepeda motor berboncengan tanpa mengenakan helm seorang pun.

Saat melintas di pertigaan Leuwigajah, Baros, mereka dihentikan petugas polisi militer. Ketiganya lantas dibawa ke Kantor Denpom di Jalan Gatot Subroto Kota Bandung.

Dan, di ruang Denpom inilah Agus merasakan sol sepata tentanra yang keras mendarat di perut, pinggang, serta tulang keringnya beberapa kali.

Diperlakukan begitu, Agus Subiyanto tidak melawan, hanya mampu menunduk. Namun dalam hatinya ia berteriak dan bertekad harus jadi tentara.

Ternyata, kejadian di Denpom itu merupakan titik awal yang membuat Agus Subiyanto selanjutnya memiliki tujuan hidup. Tendangan sepatu polisi militer mengingatkan pada pesan almarhum ayahnya Serka Dedi Unadi.

“Kamu nanti masuk Akabri saja, Gus,” ungkap Agus menirukan ayahnya. “Bapak bahkan sering menyebut keinginannya
itu di depan keluarga dan saudara saudaranya,” jelas Agus.

Baca Juga: Mengenal 3 Exit Tol Getaci Usulan Pemkab Tasikmalaya: Lokasinya di Daerah Ini

Di antara enam bersaudara, Agus mengaku memang hanya dirinya yang paling sering diminta ayahnya untuk menjadi prajurit TNI.

Pasca kejadian di ruangan Denpom itu pula, Agus mengaku banyak merenung. Sesampai di rumah dia berwudu dan sholat. Air matanya menetes, terkenang ayahnya. Agus semakin sadar bahwa hidupnya harus mandiri.

Ketika teman sebayanya melanjutkan kuliah, Agus mendaftar ke Sekolah Calon Bintara (Secaba). Sayangnya gagal di tangan panitia penentu akhir (pantukhir).

Dia kemudian mencoba melamar kerja menjadi sekuriti (satpam) namun apes karena ditolak juga. Beruntung kegagalan tak membuatnya menyerah.

Selanjutnya Agus semakin rajin mendekatkan diri kepada Sang Maha Kuasa, Sholat lima waktu tak pernah lagi dia tinggalkan, termasuk sholat sunah seperti sholat duha, tahajud dan sholat sunat lainnya.

Setiap Senin dan Kamis Agus juga dengan rutin berpuasa. “Mendekatkan diri kepada Allah saya lakukan terus-menerus biar tenang. Hingga pada akhirnya ada informasi jika ada penerimaan di Akademi Militer atau Akmil,” tuturnya.

Akhirnya Allah SWT mengabukan permohona doanya, diterima di Akmil dan lulus pada 1991. Selepas itu kariernya mengalir cukup deras hingga sederet pendidikan militer berhasil diraihnya.

Pendidikan militer itu antara lain Sussarcab Infanteri (1991), Komando, Dik Free Fall. Kemudian Dik PARAMadya, Diklapa I, Suslapa Infanteri (2000), Seskoad (2006), Susdanyon, Susdandim, Sesko TNI (2015), dan Lemhannas (2019).

Baca Juga: Agus Subiyanto Urang Cijulang Pangandaran Resmi Dilantik Jokowi Jadi KSAD, Pangkat Naik Jadi Jenderal

Perjalanan karir

Menyoroti perjalanan karir militer Agus Subiyanto, boleh dikata berbagai jabatan strategis di institusi TNI Angkatan Darat sudah pernah diembannya.

  • Tahun 2009-2011: Tercatat pernah menjabat sebagai Kasi Ops Sektor A di Timor Timur, Danyon 22 Grup 2 Kopassus,
    Kapen Kopassus, dan Dandim 0735/Surakarta.
  • Tahun 2011-2014: Waasops Kasdivif 2/Kostrad (2011–2014)
  • Tahun 2014-2015: Asops Kasdam I/Bukit Barisan Tahun 2015: Dosen Madya Seskoad
  • Tahun 2015-2016: Pamen Denma Mabesad Tahun 2016: Menjadi Danrindam II/Sriwijaya
  • Tahun 2017: Dipercaya menjadi Danrem 132/Tadulako.
  • Tahun 2018: Dmutasi menjadi Pamen Denma Mabes TNI.
  • Tahun 2019: Wadanpussenif Kodiklatad
  • Tahun 2020: Menjabat sebagai Danrem 061/Suryakancana.
  • Tahun 2020: Mendapat amanah untuk menjabat sebagai Danpaspampres
  • Tahun 2021: Menjadi Pangdam III/Siliwangi
  • Tahun 2022: Letjen Agus Subiyanto diangkat menjadi Wakasad
  • Tahun 2023 (25 Oktober 2023): Diangkat menjadi KSAD sekaligus naik pangkat dari Letjen menjadi Jenderal.
  • Tahun 2023 (22 November 2023): Diangkat dan dilantik menjadi Panglima TNI

Pituin asli turunan Cijulang Pangandaran

Meski lahir di Cimahi pada 5 Agustus 1967, Agus Subianto suami dari Hj. Eva Sophia Indra pituin asli turunan Cijulang, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat.

Pertumbuhan di masa kecil hingga remaja Agus Subianto banyak dihabiskan di rumah kakek-neneknya di Kampung Haurseah, Desa Cijulang, Kabupaten Pangandaran.

"Banyak sekali kenangan manis sewaktu hidup di sini, karena memang dulu dibesarkan dari kecil di Cijulang," kata Agus Subiyanto saat meresmikan Jembatan Simpay Asih di Desa Batukaras, Cijulang, Kamis 9 Juni 2022.

Baca Juga: Dikomandoi Anton Charliyan dan Ratu Ageng, Gernas GNPP Prabowo Gibran Deklarasi Pilpres Satu Putaran

Selain membangun jembatan Simpay Asih, Agus Subianto juga membangun lapangan sepak bola di Nusawiru Cijulang. Lapang ini sengaja dibangun untuk mengenang ayahnya Almarhum Serka Dedi Unadi yang gemar bermain sepak bola.

"Makanya lapangan ini saya dedikasikan untuk ayah saya. Namanya pun bukan nama saya, tapi nama ayah saya (Stadion Serka Dedi Unadi),” tuturnya.

Sewaktu kecil dulu, Agus Subiyanto mengaku sering diajak nenek-kakeknya ke kebun untuk panen jagung di Batukaras, berenang,
hingga mencari taritif semacam kerang batu (sungai) untuk makan.

Kerang taritif itu ungkap Agus Subiyanto, diambilnya saat musim kemarau panjang dimana air sungai surut. Kerang taritif yang rasanya gurih dan lezat itu hidup menempel pada batu cadas di dasar sungai.

Setelah mengambil kerang taritif dan memasaknya di pinggir sungai, lanjut Agus, ia dan teman sebayanya biasanya dilanjut berenang ke Pantai Batukaras.***

Editor: Zair Mahesa

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler