UPDATE Gempa Besar Guncang Maluku Hari Ini, Terasa Hingga Australia: Berpotensi Tsunami? Ini Kata BMKG

10 Januari 2023, 06:09 WIB
Gempa berkekuatan M 7,9 mengguncang Maluku, Selasa 10 Januari 2023 dini hari, guncangannya terasa hingga Australi. Warga sempat panik karena BMKG mengeluarkan peringatan akan terjadinya potensi tsunami. /Pixabay/Paula

DESKJABAR – Gempa berkekuatan M 7,9 mengguncang Maluku, Selasa 10 Januari 2023 dini hari. Warga sempat panik karena BMKG mengeluarkan peringatan akan terjadinya potensi tsunami.

Kuatnya gempa Maluku itu, media asing seperti Mirror dan Independent.ie melaporkan guncangannya Terasa Hingga Australia khususnya oleh warga yang tinggal di Darwin, Australia Utara yang berjarak sekitar 500 km.

"Peringatan Dini #Tsunami untuk wilayah: MALUKU, SULTRA, #Gempa Magnitudo: 7.9, 10-Jan-23 00:47:34 WIB, Lokasi: 7.25 LS, 130.18 BT (148 km BaratLaut MALUKUTENGGARABRT), Kedalaman: 131 Km #BMKG," tulis BMKG dalam akun twitter resminya, sesaat setelah gempa Maluku itu terjadi.

Baca Juga: PREVIEW Vietnam Vs Indonesia Semifinal Leg 2 Piala AFF 2022 Mitsubishi Electric Cup, Vietnam Raih 2 Keuntungan

Namun setelah BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika melakukan monitoring permukaan air laut di Maluku hingga pukul 03.00 WIB, BMKG menyampaikan per pukul 03.00 WIB tidak terjadi tsunami akibat gempa kuat itu.

"Berdasarkan hasil pengamatan tide gauge di sekitar sumber gempa, hingga pukul 03.00 WIB tidak tercatat adanya perubahan tinggi muka air laut yang signifikan (tidak terjadi tsunami)" kata Daryono, Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG melalui akun Twitter resminya, Selasa (10/1/2023) dini hari.

Dengan demikian, jelas Daryomno. peringatan dini tsunami akibat gempa Laut Banda M 7,9 pun dinyatakan telah berakhir pada pukul 03.43 WIB.

Daryono juga menegaskan, ada pemutakhiran episenter gempa Maluku dari M 7,9 menjadi M 7,5. Berdasarkan hasil analisis, gempa yang terjadi merupakan jenis menengah akibat adanya aktivitas subduksi Laut Banda.

Baca Juga: Singkirkan Insomnia Malam Ini dengan Susu Strawberry, Bikin Anda Lekas Pulas, Begini Resep Mudah Membuatnya

"Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault)" kata Daryono.

Catatan kelam Maluku pernah diterjang tsunami

Dikutip dari bpnp.go.id, pada tanggal 17 Februari 1674 atau sekitar 348 tahun yang lalu, gempa pernah mengguncang Ambon dan sekitarnya.

Dicatat oleh Georg Everhard Rumphius (1627-1702) seorang ilmuwan Eropa yang pernah tinggal di Ambon, gempa itu disusul dengan tsunami yang berdampak pada kerusakan rumah warga dan menelan korban jiwa mencapai 2.500 orang.

Rumphius menjadi salah satu saksi bencana besar yang melanda Ambon masa itu. Pesisir Utara di Semenanjung Hitu menderita kerusakan yang paling parah, air laut naik setinggi 40–50 toises atau sekitar 70–90 meter.

Baca Juga: Wajib Coba! Wisata Kuliner Legendaris di Bogor, Murah, Lezat, dan Bergizi

Di jaman kemerdekaan, gempa dan tsunami juga terjadi di Ambon pada 8 Oktober 1950. Peristiwa ini tercatat di arsip United States Geological Survey (USGS).

Dampak gempa dan tsunami Ambon tahun 1950 dimuat di beberapa surat kabar nasional; di antaranya Kedaulatan Rakyat menyebutkan gempa bumi menghantam 2 kota di Ambon serta merusak ratusan rumah warga.

Kemudian Suara Rakjat Republik Indonesia mengatakan kejadian gempa bumi disertai gelombang besar sejauh 200 meter pada Minggu siang sekitar jam 12 itu telah merusak beberapa tempat di pesisir pantai.

Sedangkan Suara Merdeka mencatat bahwa tinggi gelombang tsunami akibat gempa pada saat itu mencapai 40 meter.

Selain surat kabar nasional, surat kabar internasional yaitu The Canbera Times menulis gempa disertai ombak besar dan menyebabkan kerusakan di pesisir Ambon.

Baca Juga: Gempa Terkini Pacitan Surabaya, BMKG Sebut Gempa Terasa hingga Jogja, Semarang dan Wilayah Jawa Tengah Lainnya

Catatan kelam gempa berdasarkan kekuatan skala Modified Mercalli Intensity (MMI) yang pernah terjadi di Maluku antara lain pada 28 Maret 1830 (VII-VIII MMI).

Lalu pada 1 November 1835 (VII-IX MMI), 16 Desember 1841 (VII-VIII MMI), 26 November 1852 (VIII-IX), 27 Februari, 4 Juni, 9 November 1858 (VI MMI), 15 September 1862 (VI MMI).

Kemudian pada 28 Mei 1876 (VII MMI), 23 November 1890 (VII MMI), 17 Januari 1898 (VII MMI), 14 Februari 1903 (V MMI), Mei 1920 (VI MMI), 2 Februari 1938 (M 8,5).***

Editor: Zair Mahesa

Sumber: BMKG bpnp.go.id

Tags

Terkini

Terpopuler