WASPADA Cuaca Ekstrem Libur Natal dan Tahun Baru 2023, Penjelasan BMKG Ada 4 Fenomena Terjadi Bersamaan

21 Desember 2022, 08:24 WIB
BMKG menyatakan perlunya masyarakat waspada terjadinya cuaca ektrem di periode libur Natal dan Tahun Baru 2023 /pxhere/

DESKJABAR – Libur Natal dan Tahun Baru 2023 semakin dekat, banyak masyarakat yang akan melakukan perjalanan untuk mengisi liburan tersebut.

Namun Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) meminta masyarakat untuk waspadai akan terjadinya cuaca ektrem di periode libur Natal dan Tahun Baru 2023.

Dalam penjelasan BMKG pada konferensi pers Selasa 20 Desember 2022 malam disebutkan, perlunya masyarakat waspada cuaca ektrem karena aka nada 4 fenomena yang terjadi bersamaan.

<H2>Peningkatan Lalu Lintas Libur Natal dan Tahun Baru</H2>

Libur Natal dan Tahun Baru 2023 semakin dekat, bahkan di beberapa wilayah sejumlah sekolah sudah menetapkan libur menjelang Natal yang akan jatuh pada Minggu 25 Desember 2022.

Baca Juga: 7 Nama Daerah di Jawa Barat yang berasal dari Singkatan, Nyeleneh dan Bikin Ngakak

Biasanya pada masa libur Natal dan Tahun Baru seringkali dibarengi dengan peningkatan arus lalu lintas masyarakat yang akan mengisi liburan di periode tersebut.

Mengutip dari laman Antara, Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri memperkirakan kepadatan arus lalu libur Natal dan Tahun Baru 2023 akan terjadi dalam 3 periode.

Periode pertama puncak kepadatan lalu lintas terjadi mulai 23 hingga 26 Desember 2022 bagi masyarakat yang akan merayakan Natal.

Periode kedua terjadi pada 30 desember 2022 hingga 2 Januari 2023 bagi masyarakat yang akan mengisi liburan pergantian tahun.

Sementara itu, Jasa Marga memperkirakan volume lalu lintas yang keluar Jabotabek untuk periode libur Natal dan Tahun Baru 2023 yang akan mencapai 2,73 juta kendaraan yang masuk melalui 4 gerbang tl utama.

Jumlah kendaraan sebanyak itu mengalami peningkatan sebesar 2,6 persen disbanding tahun lalu sebanyak 2,6 juta kendaraan.

Sedangkan menurut Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy, pada liburan Natal dan Tahun Baru 2023 akan ada sebanyak 44 juta masyarakat yang melakukan perjalanan.

Baca Juga: Ratusan Ribu Orang Berdiri Sepanjang 3 Kilometer Menyambut Kedatangan Messi dkk Usai Juara di Piala Dunia 2022

Jumlah tersebut berarti sebanyak 16,35 persen penduduk di Indonesia yang akan melakukan perjalanan untuk mengisi libur Natal dan Tahun Baru.

<H2>Ada 4 Fenomena Bersamaan Penyebab Cuaca Ekstrem</H2>

Dalam konferensi pers yang berlangsung scara daring pada Selasa malam, Kepala BMKG, Dwikora Karnawati mengemukakan, dari pantauan BKMG mereka mendeteksi adanya perkembangan cuaca yang berpotensi ekstrem saat libur Natal dan Tahun Baru.

Alasan mengapa BMKG perlu mengeluarkan kewaspadaan akan terjadinya cuaca ekstrem di periode libur Natal dan Tahun Baru, karena pantauan BMKG menurut Dwikora, aka nada 4 fenomena cuaca yang akan terjadi secara bersamaan.

Menurut Dwikora, biasanya fenomena terebut terjadi satu persatu, namun periode akhir tahun ini akan terjadi 4 fenomena secara bersamaan.

Baca Juga: Resep Tumis Buncis Spesial Pakai Telur ala Chef Rudy Choirudin, Masakan Rumahan Tapi Rasanya Enak Banget!

“Ada empat fenomena yang terjadi secara bersamaan yang mengakibatkan kondisi dinamika atmosfer ini memicu peningkatan curah hujan hingga lebat bahkan dikhawatirkan dapat mencapai ekstrem," tuturnya.

Fenomena pertama, terjadinya peningkatan aktivitas Monsun Asia yang bisa memicu pertumbuhan awan hujan di wilayah Indonesia bagian barat, tengah, dan selatan.

Fenomena kedua,semakin intensifnya Seruakan Dingin Asia yang bisa memicu peningkatan kecepatan angin permukaan di Indonesia bagian barat dan selatan.

Kondisi ini bisa meningkatkan oembentukan awan hujan.

"Peningkatan pembentukan awan-awan hujan menjadi lebih intensif itu berpotensi terjadi di sekitar

Kalimantan, Sumatera, Jawa, Bali hingga Nusa Tenggara," kata Dwikorita.

Fenomena ketiga, adanya indikasi pembentukan pusat tekanan rendah di sekitar wilayah perairan selatan Indonesia.

Baca Juga: FAKTA yang Tercecer dari Piala Dunia 2022, 3000 Relawan Internasional Hingga Gol Mbappe Jadi yang Tercepat

Kondisi ini dapat memicu peningkatan pertumbuhan awan konvektif yang cukup massif dan berpotensi menyebabkan hujan dengan intensitas tinggi yang dikhawatirkan dapat mencapai ekstrem.

Fenomena keempat, terpantau adanya aktivitas gelombang atmosfer, yaitu fenomena Madden Julian Oscillation.

Fenomena Madden Julian Oscillation merupakan fenomena pergerakan arak-arakan awan hujan dari arah Samudra Hindia di sebelah timur Afrika yang akan melintasi Kepulauan Indonesia.

Ia mengingatkan empat fenomena yang terjadi secara bersamaan itu berpotensi mengakibatkan

cuaca ekstrem di berbagai wilayah Indonesia dan adanya potensi untuk siaga.***

Editor: Dendi Sundayana

Sumber: Antara Jasa Marga

Tags

Terkini

Terpopuler