DESKJABAR – Panglima Santri Jabar, Uu Ruzhanul Ulum menghimbau terhadap santri santri yang ada di Jawa Barat (Jabar) untuk bersatu memupuk kepedulian terhadap nasib santri lainnya. Dia pun menghimbau kepada agnia untuk menyisihkan hartanya untuk diberikan kepada yang memerlukan.
Uu Ruzhanul Ulum yang juga sebagai Wakil Gubernur Jabar memuji langkah GP Ansor Kabupaten Bandung yang telah menginisiasi untuk mengumpulkan sejuta koin untuk Ponpes Nurul Aen. “Baguslah ada yang menginisiasi, kita dukung mudah mudahan ada agnia yang mau membantu terhadap pesantren,” ujar Uu Ruzhanul Ulum saat diwawancarai DeskJabar.com.
Baca Juga: Wakil Gubernur Jabar Mengaku Tak Tega Mendengar Ada Pesantren Mau Dijual Ahli Waris
Kabar akan dijualnya Ponpes Nurul Aen di Kampung Curug Dogdog Desa Sukamenak Kecamatan Margahayu Kabupaten Bandung oleh ahli waris memang sudah sampai ke telinga Panglima Santri Jabar. Uu yang juga menjadi Wakil Gubernur Jabar ini merasa prihatin Ponpes Nurul Aen akan dijual oleh ahli waris.
“Tentu saja kami prihatin ada pesantren mau dijual, bagaimana nasib santri santrinya, terus bagaimana proses belajar mengajarnya kedepan,” ujarnya.
Uu menghimbau agar ahli waris dan pihak pesantren bisa duduk bersama untuk mencari solusi. Karena memang dari dua sisi mungkin ada kelemahan. Pihak pesantren mungkin kelemahannya karena tidak ada bukti tertulis terhadap wakaf tanah tersebut dari orang tua ahli waris.
Dari kasus itulah, sejumlah elemen masyarakat dan organisasi kepemudaan dan organisasi islam berencana untuk mengumpulkan donasi sejuta koin untuk Ponpes Nurul Aen. Hal itu dilakukan kepedulian terhadap Ponpes Nurul Aen yang terancam akan diusir dari tempatnya kalau laku dijual oleh ahli waris.
Baca Juga: Keterlaluan, Ada Pondok Pesantren di Bandung Ditutup Paksa Oleh Ahli Waris
Ponpes Nurul Aen di pagar seng oleh ahli waris. Ponpes Nurul Aen sendiri berdiri ditanah wakaf milik orang tua ahli waris. Proses wakaf itu sendiri terjadi pada tahun 2005 dan kini pemberi wakaf sudah meninggal dunia.
Penutupan Ponpes Nurul Aen yang berlokasi di Kampung Curug Dogdog Desa Sukemenak Kecamatan Margahayu Kabupaten Bandung tersebut menjadi viral sehingga aparat setempat turun tangan dan berhasil memediasi antara pihak pesantren dan ahli waris.
Telah disepakati oleh kedua belah pihak, ahli waris dan pengajar Ponpes Nurul Aen. Bahwa penutupan seng dibongkar dan proses belajar mengajar akan tetap berjalan sebagaimana biasanya.
Namun kesepakatan ini bukan berarti Ponpes Nurul Aen serta merta menjadi pemilik sah lahan yang menjadi titik permasalahan pihak Ponpes dengan ahli waris pewakaf ini. Tertuang dalam hasil kesepakatan, pembokaran seng dan kembalinya proses belajar mengajar tidak menghalangi ahli waris untuk menjual lahan tersebut.
Baca Juga: Horee..!! BLT diperpanjang Hingga 2021, Segera Cek Persyaratannya
Rencana pemindahan lahan pesantren pun masih simpang siur, siapa yang memindahkan? Pindah ke mana dan biaya pemindahan ditanggung oleh siapa? Menjadi pertanyaan yang kemudian muncul. Dengan kesimpang siuran tersebut, Ketua Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor (PC GP Ansor) Kabupaten Bandung merasa tergugah kepeduliannya untuk ikut membantu mencari solusi dalam penyelesaian masalah yang dihadapi oleh Ponpes Nurul Aen.
“GP Ansor Kabupaten Bandung melalui Lembaga Wakaf Ansor (LWA) akan segera membuat gerakan nyata terkait hal ini, saya akan menginstruksikan LWA untuk membuat gerakan satu juta koin untuk Ponpes Nurul Aen,” ujar Ahmad Fathoni yang dikutif dari laman resmi GP Ansor Kab. Bandung. Gerakan Sejuta Koin Untuk Ponpes Nurul Aen
“Gerakan ini nantinya diharapkan dapat membantu Ponpes Nurul Aen dalam proses pemindahan lahan atau lebih jauh membeli lahan yang ditempati dari ahli waris. Sehingga tidak perlu ada pemindahan lahan” kata Ahmad Fathoni.***