WASPADA, Inilah Wilayah-Wilayah yang Masuk Zona Ancaman Sesar Lembang, Beserta Tips Aman Hadapi Gempa

- 10 Januari 2024, 09:10 WIB
Masyarakat perlu terus diberikan sosialisasi dan edukasi terkait Sesar Lembang, terutama di wilayah-wilayah yang masuk zona ancaman patahan tersebut.
Masyarakat perlu terus diberikan sosialisasi dan edukasi terkait Sesar Lembang, terutama di wilayah-wilayah yang masuk zona ancaman patahan tersebut. /ceritamaja.com/

Zona Merah : Retakan tanah berukuran besar, longsor, kerusakan pada gedung-gedung tinggi, pondasi bangunan bergeser, kehancuran bangunan kayu

Baca Juga: Permintaan Tambah 2 Exit Tol Getaci Pemkab Tasikmalaya Disetujui atau Ditolak? 17 Desa Akan Tergusur

Dijelaskan jika pergeseran Sesar Lembang akan menyebabkan kerusakan skala intensitas VII-VIII MMI (setara dengan percepatan tanah maksimum 0,2 - 0,4 g) dengan diskripsi terjadi kerusakan ringan pada bangunan dengan konstruksi yang kuat.

Dinding tembok dapat lepas dari rangka, monument/menara roboh, dan air menjadi keruh. Sementara untuk bangunan sederhana non struktural dapat terjadi kerusakan berat hingga dapat menyebabkan bangunan roboh.

Secara umum skala intensitas VII-VIII MMI dapat mengakibatkan terjadinya goncangan sangat kuat dengan kerusakan sedang hingga berat.

Tips Hadapi Gempa

Mengutip dari geomagz, Geolog asal ITB, Budi Brahmantyo mengusulkan Indonesia perlu belajar dari Jepang dan Cile, dua negara yang dikenal sebagai negara dengan tingkat kerawanan gempa yang cukup tinggi.

Kiat-kiat bagaimana Pemerintah Jepang dan Cile mensosialisasikan kepada masyarakatnya agar mereka aman dari gempa, menurutnya, perlu dipertimbangkan oleh pemerintah kita, termasuk pemerintahan di daerah yang berada dalam zona ancaman Sesar Lembang.

Baca Juga: 800 Ribu Lebih Konten Judi Online Diblokir Kemenkominfo, Terbaru Platform X Kena Tegur Keras

Adapun kiat-kiatnya jika terjadi gempa adalah :

  1. Segera matikan sumber api.
  2. Segera berlindung di bawah bentukan/furniture yang kuat, misalnya di bawah meja yang kokoh. Jika tidak ada, segera berbaring dengan melindungi kepala sejajar bentukan kokoh, misalnya tempat tidur atau rak pendek. Ketika atap atau lemari rubuh, diharapkan terbentuk ruang segitiga tempat kita berbaring.
  3. Tidak terburu-buru keluar rumah karena di luar rumah ancaman dijatuhi berbagai benda akan lebih dahsyat. Lift atau tangga adalah bagian bangunan yang rawan runtuh.
  4. Siapkan tas berisi peralatan P3K, air dalam botol, makanan ringan tahan lama, peluit, radio kecil, dll. dan segera sambar begitu gempa semakin kuat dan bersembunyi di kolong meja kokoh. Dalam gempa yang dahsyat, kemanapun bahaya akan mengancam jiwa.
  5. Pengalaman Jepang, berlindung di kolong meja banyak menyelamatkan nyawa. Ketika kemudian bangunan ambruk, jiwa yang selamat di kolong meja tinggal menunggu pertolongan. Itulah gunanya tas yang perlu disambar ikut berlindung.
  6. Jika berada di luar rumah, merapatlah pada struktur bangunan yang dinilai kokoh (bukan pagar tembok), keluar dari kendaraan dan berbaring sejajar kendaraan, dan hindari tebing (baik di bawah atau di atas kita).
  7. Harus ditentukan tempat berkumpul yang pasti (assembly point) supaya koordinasi dan pencarian warga lebih terkontrol.

Namun Brahmantyo menyarankan kiat-kiat tersebut memang harus diuji coba karena apakah kiat-kiat tersebut cocok dengan budaya di masyarakat kita. ***   

Halaman:

Editor: Dendi Sundayana

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x