DESKJABAR – Pada musim hujan awal tahun 2024, menjadi masa-masa sibuk aktivitas pemupukan tanaman bagi usaha pertanian dan perkebunan. Kalangan petani teh Jawa Barat berharap juga mendapat alokasi pupuk bersubsidi 2024, sebagai upaya memulihkan usaha perkebunan rakyat.
Sektor perkebunan teh rakyat merupakan salah satu usaha masyarakat perdesaan yang masih bertahan di Indonesia. Sampai awal tahun 2024, usaha perkebunan teh rakyat di Jawa Barat merupakan yang terbesar di Indonesia.
Usaha perkebunan teh rakyat tetap dijalankan walau kondisinya masih mengalami masa-masa sulit sehingga memerlukan pupuk bersubsidi untuk membantu usaha. Salah satunya, adalah harapan memperoleh alokasi pupuk bersubsidi 2024.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Jawa Barat sampai tahun 2021, usaha perkebunan teh rakyat di Jawa Barat seluas 43.548,62 ha. Jumlah perkebunan teh rakyat di Jawa Barat merupakan terluas di Indonesia, serta lebih besar dari perusahaan perkebunan negara (31.671,00 ha) dan perkebunan swasta (26.079,95 ha).
Baca Juga: Di Purwakarta, Nasib Perkebunan Teh Rakyat Tergeser Usaha Peternakan Ayam
Kondisi di lapangan
Ketua Apteh (Asosiasi Petani Teh) Jawa Barat, Enang Karyana, di Bandung, Kamis, 4 Januari 2024, menyebutkan, ada salah satu kendala utama bagi kelangsungan usaha perkebunan teh rakyat sampai awal tahun 2024 ini, karena petani teh belum memperoleh pupuk bersubsidi.
Para petani perkebunan teh mengiri dengan sub sektor pangan yang memperoleh perhatian pemerintah dengan selalu mendapat aloksi pupuk bersubsidi. Sementara sampai tahun 2024, para petani perkebunan teh belum memperoleh pupuk bersubsidi.
Disebutkan Enang Karyana, bahwa pada awal tahun 2024 seiring curah hujan meninggi, seharusnya adalah masa-masa pemupukan tanaman, khususnya bagi tanaman teh rakyat. Tetapi, para petani teh masih seadanya melakukan pemupukan, karena belum kembali memperoleh pupuk bersubsidi.
“Yang sulit sekarang adalah pupuk. Sebab yang punya kartu pupuk hanya untuk sawah kalau pupuk subsidi. Petani teh, walau sama-sama petani, sampai awal tahun 2024 belum memperoleh lagi pupuk bersubsidi. Kalau dahulu ada pada kartunya,” ujar Ena Karyana.