OUTLOOK Politik, Hukum, dan Ekonomi yang akan Terjadi pada Tahun 2024 Versi Para Pakar Unpad

- 17 Desember 2023, 06:15 WIB
Para pakar Unpad memaparkan outlook bidang politik, hukum, dan ekonomi tahun 2024.
Para pakar Unpad memaparkan outlook bidang politik, hukum, dan ekonomi tahun 2024. /unpad.ac.id/

DESKJABAR – Tahun 2023 dalam hitungan hari akan segera berakhir dan tahun 2024 segera tiba dengan segala kemungkinan yang bisa terjadi baik di dalam negeri Indonesia, maupun yang kemungkinan akan terjadi di kancah internasional.

Apalagi di kancah nasional, tahun 2024 akan menjadi tahun puncak politik bagi Indonesua. Sebab, di tahun ini akan berlangsung pemilu, terutama yang akan menjadi fokus perhatian adalah Pilpres 2024 yang akan dilaksanakan pada 14 Februari 2024.

Baca Juga: Innalillahi, Inilah Fakta Kecelakaan Maut Bus Handoyo yang Tewaskan 12 Orang di Tol Cipali

Sementara di kancah internasional, kondisi geopolitik global masih akan terkait dengan kelanjutan konflik di Palestina yang terus memanas, yang mau tidak mau berdampak secara global. Menariknya, konflik Palestina – Israel tidak saja mengguncang pemerintahan secara global, tetapi juga memunculkan kesadaran masyarakat global akan penderitaan yang dihadapi masyarakat Palestina.

Biasanya dalam momen di pengujung tahun, menjadi perhatian banyak kalangan untuk memperkirakan apa yang akan terhadi di tahun berikutnya. Mereka pun ramai-ramai membuat outlook tentang berbagai aspek, termasuk rutin yang dilakukan Unpad.

Pada 12 Desember 2023 bertempat di Bale Sawala, Gedung Rektorat Unpad, Jatinangor, Sumedang, dilangsungkan diskusi sejumlah pakar Unpad dalam acara Satu Jam Bincang Ilmu (Sajabi) bertajuk “Outlook Politik, Hukum, dan Ekonomi 2024”.

Acara ini diselenggarakan Dewan Profesor Unpad secara hybrid. Mengutip dari laman unpad.ac.id, diskusi menghadirkan pembicara Prof. Sinta Dewi, S.H., LL.M. (Fakultas Hukum), Prof. Popy Rufaidah, SE., MBA., PhD (Fakultas Ekonomi dan Bisnis), Dr. Titik Anas, S.E., M.A., PhD (Fakultas Ekonomi dan Bisnis), Prof. Dr. Arry Bainus, M.A. (Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik), dan Dra. Mudiyati Rahmatunnisa, M.A., PhD (Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik).

Dalam sambutannya, Ketua Dewan Profesor Universitas Padjadjaran, Prof. Arief Anshori Yusuf, PhD, mengungkapkan kegiatan ini penting untuk mengetahui kondisi Indonesia dari berbagai dimensi.

“Mudah-mudahan melalui diskusi ini minimal kita bisa memberikan solusi, kalaupun tidak, minimal kita tidak akan kaget dengan apa yang terjadi di tahun 2024,” ungkap Prof. Arief.

Outlook Politik Tahun 2024

Prof.Dr.Arry Bainus memaparkan dalam acara tersebut tentang outlook geopolitik yang kemungkinan akan terjadi di tahun 2024.

Baca Juga: Warga 32 Desa di Kota dan Kab Tasikmalaya Ini Bisa Kaya Mendadak: Dapat UGR Pembebasan Lahan Tol Getaci

Arry memaparkan ada tujuh tren yang akan terjadi di tahun 2024 yakni konflik dan persaingan antaraktor, keamanan dan kerawanan pangan, keamanan energi dan krisis energi, keamanan manusia, keamanan lingkungan dan iklim, keamanan siber dan serangan siber, serta kecerdasan buatan.

Prof. Arry menjelaskan bahwa konflik dan persaingan antaraktor ini akan mewarnai politik dunia. Terutama mengenai perang Israel-Palestina serta Ukraina-Russia yang dapat berdampak pada berbagai sektor, seperti isu kemanusiaan, energi, dan pangan.

Selain perang, ada juga persaingan antara Amerika Serikat dan China yang akan mengemuka di tahun 2024 dan fenomena berakhirnya dominasi dolar (dedolarisasi).

“Yang paling ditakutkkan oleh dunia adalah munculnya krisis pangan dan tidak adanya kebijakan kerawan pangan yang memadai di setiap negara. Nah, ini yang mengkhawatirkan di 2024 yang saya prediksi akan terus mengemuka,” ungkap Prof. Arry.

Sementara politik di dalam negeri, dan Dra. Mudiyati Rahmatunnisa, M.A., PhD memaparkan outlook politik Indonesia pada tahun 2024, khususnya mengenai penyelenggaraan pemilu mendatang.

Dr. Mudiyati mengatakan bahwa pemilu ini memiliki beberapa kerawanan terkait dengan legal compliance dan security/conflict. Selain itu, Pemilu 2024 juga mempunyai ancaman politik identitas dan polarisasi.

Menurutnya, hal yang perlu masyarakat waspadai adalah mengenai tensi politik 2024 yang tinggi, walaupun sudah dimitigasi melalui regulasi.

“Yang paling buruk dalam demokrasi itu adalah penggunaan isu sara sebetulnya, dan itu sangat terbuka lebar untuk kita saat ini,” ucap Dr. Mudiyati.

Outlook Bidang Hukum 2024 di Indonesia

Sementara itu, Prof. Sinta memaparkan mengenai Transformasi Digital Indonesia pada tahun 2024. Prof. Sinta optimistis melihat data ekonomi digital yang menunjukkan perkembangan, salah satunya mengenai e-commerce.

Prof. Sinta juga mengatakan mengenai tantangan demokrasi digital yang dapat muncul, terutama terkait kebebasan berpendapat dalam ranah digital. Selain itu, ada juga tantangan dalam kebocoran data pribadi dan kecerdasan intelijen (Artificial Intelligence).

Baca Juga: Wisuda XLVI 2023 Unwim, Ai Komariah : Wisudawan Harus Berani Bermimpi dan Berupaya untuk Mewujudkannya

Menurut Prof. Sinta, untuk menghadapi tantangan tersebut, undang-undang saja tidak cukup. Regulasi ini harus didukung oleh berbagai aktor dari berbagai pendekatan, seperti pelaku bisnis, arsitektur teknologi, dan etika dari netizen itu sendiri.

Outlook Ekonomi dan Bisnis Indonesia 2024

Sementara itu,  Dr. Titik memaparkan bagaimana recovery ekonomi Indonesia pasca pandemic, dimana padakuartalr II tahun 2021, ekonomi Indonesia tumbuh sebanyak 7,1% dan setelah itu Indonesia masih bisa mempertahankan pertumbuhannya yang positif di level 3-5%.

Pasca pandemi pun, perekonomian dunia recover dan tumbuh pesat di tahun 2021, tapi kemudian melandai karena adanya perang. Dikarenakan pendemi dan perang ini, Tingkat bunga menjadi lebih tinggi sehingga cost untuk bisnis menjadi lebih tinggi juga.

Selain itu, menurutnya, inflasi di dunia juga cukup tinggi akibat perang. Tingkat inflasi dan bunga yang tinggi akan menjadi tantangan tersendiri bagi Indonesia, dimana sebetulnya Indonesia butuh peningkatan global demand untuk ekspor.

Selain itu, tantangan berikutnya adalah pindahnya capital  ke semua negara yang memberikan tingkat pengembalian yang tinggi dan berakibat pada Indonesia yang akan kesulitan dalam pendanaan. Tantangan yang ketiga adalah harga komoditas yang  masih fluktuatif.

“Jadi, mungkin kita akan terus bergerak (pertumbuhan ekonominya) di (angka) 5%, tidak akan bisa 6% atau 7% yang diperlukan kita untuk menjadi negara dengan income tinggi di 2045. Jadi, diperlukan breakthrough di pemerintahan berikutnya sehingga kita bisa tumbuh 6-7%,” ujar Dr. Titik.

Baca Juga: Sumedang Ditunjuk Jadi Tuan Rumah Gelar Warisan Budaya Tak Benda Jawa Barat, Begini Kemeriahannya

Sementara itu, Prof. Popy Rufaidah memaparkan tentang outlook bisnis yang akan terjadi di tahun 2024. Prof. Popy memaparkan hasil analisisnya terhadap laba perusahaan yang sudah terbuka kepemilikan sahamnya di Indonesia.

Dari 901 perusahaan pada data IDX, Prof. Popy berhasil meneliti 860 perusahaan dan menemukan sebanyak 641 perusahaan mendapatkan laba yang positif. Berdasarkan Strategic Situation Analysis yang akan dihadapi Indonesia, Prof. Popy menekankan pentingnya ada langkah-langkah mitigasi dalam menghadapi bencana.

“Kemudian bagaimana meresponnya, me-recovery-nya, dan bagaimana merekonstruksinya,” kata Prof. Popy. ***

Editor: Dendi Sundayana

Sumber: unpad.ac.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x