Cegah Ledakan Hama, Musim Tanam Padi dan Jagung di Jawa Barat Sterilisasi Lahan Pertanian

- 20 November 2023, 08:42 WIB
Lahan pertanian padi di Sumedang, Jawa Barat sudah kembali ditanami pada musim tanam akhir tahun 2023.
Lahan pertanian padi di Sumedang, Jawa Barat sudah kembali ditanami pada musim tanam akhir tahun 2023. /Kodar Solihat/DeskJabar

DESKJABAR – Untuk mencegah ledakan hama, sejumlah lahan pertanian padi dan jagung di Jawa Barat sedang dilakukan sterilisasi pada persiapan musim tanam padi akhir tahun 2023. Ada kekhawatiran, bakal terjadi ledakan serangan hama dan penyakit pasca El Nino.

Berbagai kawasan pertanian padi di Jawa Barat sedang sibuk melakukan percepatan tanam, dan mengejar target penanaman padi dan jagung pada akhir 2023. Apalagi, Kementerian Pertanian memberikan target penambahan areal tanam, termasuk kepada usaha pertanian padi dan jagung.

 

Jawa Barat diketahui merupakan salah satu sentra penting produksi padi di Indonesia, dimana sampai akhir Desember 2023 diprediksi akan menempati urutan kedua nasional pada hasil produksi. Namun untuk mengamankan produksi berikutnya, upaya pengendalian hama kini sedang dilakukan.

 Baca Juga: Ranperda Pertanian Organik di Jawa Barat Diakomodasi oleh DPRD Tahun 2024

Target penanaman

Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Barat, Ir Dadan Hidayat Msi, di Bandung, Senin, 20 November 2023 menyebutkan, bahwa saat ini berbagai lahan pertanian sedang dilakukan sterilisasi, untuk memiminalisir ledakan hama dan penyakit pada tanaman padi dan jagung di Jawa Barat.

“Sedang dilakukan gerakan pengendalian hama sebelum tanam. Ada anggaran perubahan untuk menyesuaikan dengan kondisi kemungkinan yang terjadi pada kondisi cuaca dan resiko serangan hama dan penyakit pasca El Nino, yang mungkin bisa meledak,” ujar Dadan Hidayat.

Pada musim tanam padi akhir 2023, di Jawa Barat ada target penanaman 1,8 juta hektare sawah. Jumlah ini ada target tambahan seluas 70.235 hektar.

“Penambahan areal tanam padi di Jawa Barat ini bisa diakali dengan meningkatkan Indeks Pertanaman. Sebab ada sejumlah areal tanaman padi di Jawa Barat memang memungkinkan dilakukan, karena sumber pengairannya bagus,” kata Dadan Hidayat.

 

Begitu pula tanaman jagung, di Jawa Barat juga dilakukan gerakan tanam pada 11 kabupaten. Di Jawa Barat ditargetkan penanaman jagung seluas 23.000 hektare. Jawa Barat hanya mengambil seluas tersebut, dengan mengukur kemampuan dan kondisi yang ada di Jawa Barat.

 Baca Juga: Tol Cipali Sebabkan Hama Tikus pada Pertanian di Indramayu, Waspada Cisumdawu Sumedang dan Majalengka

Kementan

Sementara itu, Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengatakan, program akselerasi adalah solusi pasti dalam menekan kebijakan impor yang dilakukan akibat dampak El Nino beberapa bulan lalu.  

"Kebijakan akselerasi tanam ini sangat penting kita lakukan untuk menekan impor yang dilakukan akibat dampak el nino. Hari ini kita letakan pondasinya agar ke depan kita bisa swasembada," ujar Mentan di Jakarta, Sabtu, 18 November 2023.

Mentan langsung terjun ke lapangan dengan mendatangi daerah sentra padi nasional di 10 hari pertama kerja. Hal ini memberi sinyal positif bagi produksi masa tanam (MT) 1 karena petani semakin bersemangat melakukan produksi.

Mentan memastikan bahwa kerjasama dan kolaborasi dengan berbagai pihak terus dilakukan. Diantaranya dengan Tentara Nasional Indonesia (TNI) untuk melakukan Gerakan Nasional Ketahanan Pangan 2023.

 

"Gerakan bersama ini luar biasa dampaknya untuk seluruh Indonesia karena ketahanan pangan identik dengan ketahanan negara," katanya.

Baca Juga: Pertanian Organik di Jawa Barat Gandeng BUMDes untuk Jaminan Pemasaran

Mentan juga mengajak para kepala dinas pertanian se-Indonesia untuk mengawal jalannya produksi beras pada tahun ini. Menurut Amran, kolaborasi antara pemerintah pusat dan daerah merupakan sebuah keharusan untuk menghadapi berbagai tantangan yang ada.

"Kondisi dunia sekarang sedang menghadapi krisis pangan. Bahkan sudah ada negara yang kelaparan dan beberapa negera menyetop ekspor karena perubahan cuaca. Jadi mau tidak mau kita harus menuju swasembada dan harus berdiri di kaki sendiri. Kenapa? Karena Indonesia bisa mengoptimalkan potensi tersebut," katanya.***

Editor: Kodar Solihat

Sumber: Wawancara


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah