ADA Banyak Hikmah dari Kekeringan Waduk Jatigede Sumedang, Warga Panen Tutut dan Pakan Ternak

- 4 Oktober 2023, 11:30 WIB
Lahan bekas dasar Waduk Jatigede Sumedang, menghijau oleh rerumputan, yang dimanfaatkan warga untuk pakan ternak.
Lahan bekas dasar Waduk Jatigede Sumedang, menghijau oleh rerumputan, yang dimanfaatkan warga untuk pakan ternak. /deskjabar/Dendi Sundayana/

Hal yang sama diakui Siti. Beberapa pengunjung yang datang ke warungnya adalah warga dari Garut yang sengaja datang untuk mencari rumput untuk keperluan pakan ternak.

Kondisi kemarau panjang membuat lahan-lahan kekeringan dan rumput untuk keperluan ternak semakin sulit diperoleh. Maka kemudian mereka sengaja datang ke lahan bekas Waduk Jatigede untuk memanen rumput.

Warga Jatibungur sedang membersihkan tutut hasil tangkapan mereka di tepian Waduk Jatigede. Tutut kemudian dijual Rp 5.000 per kilo.
Warga Jatibungur sedang membersihkan tutut hasil tangkapan mereka di tepian Waduk Jatigede. Tutut kemudian dijual Rp 5.000 per kilo.

Panen Tutut

Tidak hanya panen rumput, di lahan Waduk Jatigede yang mengalami kekeringan, justru warga mendapatkan peluang baru yakni panen tutut. Mereka berburu tutut di pinggiran tepian waduk yang masih digenangi air, serta di dasar-dasar waduk yang masih tergenang air.

Carmah, Warga Jatibungur, mengakui setiap harinya mereka bisa memanen sampai 50 kilogram tutut. Banyaknya panenan, tergantung permintaan.

Baca Juga: Update Harga Emas Antam dan UBS di Pegadaian Hari Ini Rabu 4 Oktober 2023, Tren Sedang Turun

Selasa siang di panas terik matahari, Carmah yang membuka warung terapung di tepian Waduk Jatigede yang masih tergenang air, dia bersama suami dan anak-anaknya juga berburu tutut. Siang itu mereka tengah membersihkan sekitar 20 kilogram tutut.

Siang itu, ada warga sekitar Waduk Jatigede yang datang ke warung Carmah untuk membeli 4 kilogram tutut mentah. Menurutnya, tutut sebanyak itu untuk dikonsumsi bersama keluarganya.

Menurut Carmah, tutut tersebut dijual dengan harga Rp 5.000 per kilo. Pembeli yang datang ke warungnya tidak hanya berasal dari warga sekitar waduk, tetapi juga para wisatawan dadakan yang datang ke tempat itu pada akhir pekan.

Para pengunjung ada yang sengaja membeli tutut mentah, tetapi ada juga permintaan tutu matang yang telah dimasak dan diberi bumbu kuning.

Halaman:

Editor: Dendi Sundayana

Sumber: Liputan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah