AKIBAT Kekeringan, Waduk Jatiluhur Purwakarta Diambang Kritis, Siapkan Langkah Penting di Akhir Tahun 2023

- 2 Oktober 2023, 09:08 WIB
Aliran Sungai Citarum dekat Waduk Jatiluhur menyusut drastis, sementara lahan pesawahan di sekelilingnya kring dan tanahnya retak-retak.
Aliran Sungai Citarum dekat Waduk Jatiluhur menyusut drastis, sementara lahan pesawahan di sekelilingnya kring dan tanahnya retak-retak. /YouTube Reagen Channel/

DESKJABAR – Kemarau ekstrem panjang yang terjadi pada tahun 2023 ini, telah membuat sejumlah waduk di Jawa Barat terdampak hebat, seperti yang dialami Waduk Jatigede di Sumedang dan Waduk Jatiluhur di Purwakarta.

Dampak yang dialami Waduk Jatilihur Purwakarta, meski sampai saat ini dinilai aman, namun penyusutan debit air telah mencapai penurunan sekitar 10 meter atau 2 meter diambang batas kritis. Padahal waduk ini dikenal sebagai pemasok utama air minum untuk Kota Jakarta, serta perairan pesawahan di Jawa Barat.

Baca Juga: 4 FAKTA Terbaru Kasus Subang 2021 Dalam 2 Bulan Terakhir, Ada Saksi Utama yang Diperiksa Paling Sedikit

Jika hingga Oktober dan November, belum juga ada hujan maka pihak pengelola Waduk Jatiluhur telah menyiapkan langkah terakhir yang akan dilakukan pada akhir tahun 2023. Langkah penting ini dilakukan untuk mempertahankan debit air, agar peran waduk bisa tetap berfungsi.

Dalam laporan terakhir yang disampaikan pada 6 September 2023, volume air Waduk Jatiluhur yang diresmikan Presiden Soeharto pada tahun 1967 itu, mengalami penurunan hingga 10 meter selama musim kemarau ini.

Dalam laporan tersebut dinyatakan bahwa tinggi muka air (TMA) di waduk buatan itu dilaporkan berada di level 96 meter di atas permukaan laut (Mdpl). Angka ini 2 meter di atas batas kritis yakni 94,44 mdpl. Sehingga berharap di Bulan Oktober dan November turun hujan. Namun jika tidak ada, maka telah disiapkan langkah terakhir yang akan dilakukan pada Desember 2023.

Peran Penting Waduk Jatiluhur

Waduk Jatiluhur yang berada di Kecamatan Jatiluhur, Kabupaten Purwakarta, diresmikan oleh Presiden Soeharto pada 26 Agustus 1967. Waduk seluas sekitar lebih dari 7.000 hektare ini memiliki peran strategis, terutama bagi Ibu Kota Jakarta.

Halaman:

Editor: Dendi Sundayana

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x