Setelah melewati puluhan tahun, rencana pembangunan Waduk Jatigede kembali disuarakan. Menurut beberapa sumber, langkah pertama yang dilakukan adalah merelokasi desa-desa yang berada di area pembangunan waduk.
Peningggalan Kerajaan Sumedamg Kuno
Diresmikan pada 2015 dan beroperasi penuh pada tahun 2017, ternyata perjalanan pembangunan Waduk Jatigede memang cukup panjang. Walaupun pembangunan fisik waduk tersebut dimulai pada tahun 2007 dan selesai pada tahun 2015, namun proses persiapannya sudah dilakukan sekitar 20 tahun sebelumnya.
Baca Juga: Polisi Tetapkan 5 Tersangka Pemalsuan KK Dalam Proses PPDB Online Tingkat SMP dan SMA di Kota Bogor
Relokasi pertama dilakukan pada tahun 1982, sedangkan desain pembangunan Waduk Jatigede dilakukan pada 1988. Tercatat ada 28 desa di Kecamatan Darmaraja, Kecamatan Wado, Kecamatan Jatigede, dan Kecamatan Jatinunggal, yang terpaksa harus ditenggelamkan.
Namun dalam proses perjalannya, pembangunan Waduk Jatigede sempat mendapatkan tantangan yang berkait dengan situs-situs sejarah dan cagar-cagar budaya yang tidak ternilai harganya. Situs-situs yang ada di wilayah ini sebagian merupakan peninggalan masa prasejarah (terlihat dari tradisi megalit yang ada).
Di wilayah terutama di Kecamatan Darmaraja, ada cukup banyak peninggalan Kerajaan Tembong Agung/Sumedanglarang, dan sebagian lagi makam leluhur pendiri desa, ada juga yang tidak diketahui asal-usulnya.
Mengutip makalah berjudul “Jatigede Dalam Tinjauan Sejarah dan Budaya” yang dirilis Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jawa Barat yang ditulis Mumuh Muhsin Zakaria, menyebutkan bahwa menurut penelitian arkeologi, peninggalan-peninggalan leluhur ini, memperlihatkan adanya transformasi dari masa prasejarah (masa sebelum dikenal tulisan) ke masa sejarah (masa setelah dikenal tulisan).
Jadi, makam kuno yang tergolong budaya megalit (batu-batu besar) itu adalah warisan prasejarah yang terus difungsikan pada masa sejarah. Secara kuantitatif lebih dari 25 situs yang akhirnya terendam air.
Sumedang memiliki sejarah “pemerintahan” yang panjang. Selepas masa prasejarah, Sumedang memasuki masa sejarah yang diawali pada tahun 9008 ketika Kerajaan Tembong Agung berdiri.