LEGEND, Golok Galonggong Tasikmalaya Berusia Lebih dari 1 Abad, Ini Kisah dan Harapan Para Perajin

- 25 Agustus 2023, 17:26 WIB
Dede Yayat ketua kelompok 'Semangat Maju Bersama' saat mengenalkan Golok Galonggong Tasikmalaya pada Pameran UMKM Kebangsaan dan Pentas Seni se Priangan Timur di Komplek Olahraga Dadaha, Kota Tasikmalaya, beberapa waktu lalu.
Dede Yayat ketua kelompok 'Semangat Maju Bersama' saat mengenalkan Golok Galonggong Tasikmalaya pada Pameran UMKM Kebangsaan dan Pentas Seni se Priangan Timur di Komplek Olahraga Dadaha, Kota Tasikmalaya, beberapa waktu lalu. /Dindin Hidayat/DeskJabar.com/

Dede Yayat adalah Ketua Kelompok "Semangat Maju Bersama" salah satu UMKM yang mewadahi sekitar 25 perajin Golok Galonggong di Kecamatan Manonjaya.

Dede berkisah, keberadaan Golok Galonggong di Tasikmalaya sudah ada sejak tahun 1920 dan perintisnya adalah Bah Marnaip. Saat itu Golok Galonggong dibuat untuk memenuhi kebutuhan warga sekitar untuk berkebun atau pertanian.

Baca Juga: JUMAT Siang, Polusi Udara Jakarta Terparah di Dunia, Sama dengan Kota di Jabar Ini, Kelompok Ini Paling Rentan

Selanjutnya 15 tahun kemudian Golok Galonggong mulai dipasarkan dan dikembangkan ke wilayah tetangga diantaranya area Banjar dan Pangandaran.

"Golok Galonggong sudah ada sejak tahun 1920 dan perintisnya adalah Bah Marnaip. Tahun 1935 mulai dipasarkan dan dikembangkan ke luar daerah oleh putranya bernama Bah Wikarta yang merupakan generasi kedua," ujar Dede.

Sekitar tahun 1946, lanjut Dede, ayahnya Iim Ibrahim melanjutkan tongkat estapet untuk terus mengembangkan dan mempertahankan keberadaan Golok Galonggong hingga memasuki generasi keempat.

Baca Juga: Inilah Cara Melihat Khodam Pendamping Diri Sendiri, Gampang Sekali dan Tanpa Ritual

"Keberadaan Golok Galonggong terus turun-temurun dari mulai Bah Marnaip kemudian ke Bah Wikarta lalu ke ayah saya hingga ke saya sebagai generasi keempat," tutur Dede.

Dede mengaku pangsa pasar Golok Galonggong saat ini tidak saja di wilayah Provinsi Jawa Barat namun menembus wilayah Jawa Tengah, Jawa Timur hingga keluar pulau seperti Kalimantan, Papua hingga Sumatra.  Harga yang ditawarkan bervariasi mulai dari Rp 150 ribu-Rp 5 juta.

Halaman:

Editor: Syamsul Bachri

Sumber: Liputan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah