Selama Pandemi Covid-19, Perajin Batik Borobudur Sepi Permintaan

- 8 Juni 2021, 08:51 WIB
Perajin batik dari Desa Candirejo, Kecamatan Borobudur sepi permintaan.
Perajin batik dari Desa Candirejo, Kecamatan Borobudur sepi permintaan. /Antara/


DESKJABAR
– Permintaan produk batik dari Desa Candirejo, Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, selama pandemi Covid-19, semakin menurun bahkan sepi.

Perajin batik warga Desa Candirejo, Kecamatan Borobudur Sariyati (37) di Magelang, Selasa, 8 Juni 2021, menyampaikan, hingga sekarang usahanya masih sepi karena tidak ada wisatawan yang datang.

Menurut dia, selama pandemi ini seandainya ada wisatawan yang datang mereka hanya belajar membatik di sapu tangan yang sudah menjadi satu paket dalam kunjungan, jarang sekali mereka membeli kain batik.

Baca Juga: Inilah 6 Penyebab Perut Buncit dan Solusi Mengatasinya, Salah satunya Olahraga Teratur

"Selama pandemi ini dalam satu bulan hanya laku satu hingga dua lembar kain batik. Padahal, sebelum pandemi dalam satu minggu saja bisa laku puluhan lembar kain batik," katanya.

Harga kain batik dengan pewarna alam ini berkisar Rp800 ribu hingga Rp2,5 juta per lembar. Pewarnanya menggunakan pewarna dari daun singkong, kulit rambutan, dan daun jambu.

Perajin batik lain Atik (45) mengatakan, dampak pandemi Covid-19 sangat dirasakan perajin batik di Desa Candirejo.

Baca Juga: WHO Kesulitan Memaksa China Memberikan Data Asal Muasal COVID-19

"Untung para perajin batik di sini mempunyai pekerjaan yang lain, seperti bertani, berdagang, dan mengelola home stay sehingga tetap bisa bertahan selama pandemi ini," katanya, seperti dikutip dari Antara.

Menurut dia, sebelum pandemi usaha membatik sangat membantu untuk menambah pendapatan keluarga, karena sebelum pandemi banyak kunjungan tamu dari luar negeri, kalau sekarang benar-benar sepi.

Halaman:

Editor: Syamsul Bachri

Sumber: Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x