Rupanya, kalangan muda yang berjualan pada angkringan itu tersebut juga menyuguhkan live music.
Suasana angkringan itu tampak asyik, untuk kuliner atau ngopi nuansa alami hijauan tanaman.
Sambil menikmati hidangan, pengunjung melihat ke arah jalan Tanjungsari yang kini lengang sehinga terasa tenang.
Baca Juga: Bekas Bioskop Lama di Sumedang, Kenangan Anak Kos Tahun 1980-an
Menurut salah seorang guru di SPMA Tanjungsari, Pepen, dibukanya angkringan bernama Retjeh tersebut, sekaligus mengasah keterampilan para pelajar dalam pemasaran hasil-hasil pertanian dalam bentuk pangan siap konsumsi.
Menurut dia, pada usaha pertanian modern, bagusnya memiliki keterampilan mulai produksi, mengolah, sampai memasarkan sampai pangan siap konsumsi.
“Ini menjadi daya tarik bisnis bagi para petani generasi muda, dengan segmen dari berbagai kalangan usia,” ujar Pepen.
Baca Juga: Pohon Waru di Majalengka dan Sumedang Ada Manfaat Lingkungan, Kesehatan, dan Ekonomi
Pada kawasan sekolah pertanian Tanjungsari Sumedang itu terdapat dua lembaga pendidikan, yaitu kampus Unwim dan SMK Pertanian yang dikenal dengan SPMA Tanjungsari.
Bahkan, pada gerbang Unwim yang dikelola SPMA Tanjungsari itu, juga terdapat penjualan bibit-bibit sejumlah jenis tanaman. Yang dijual, tampak umumnya bibit tanaman buah-buahan.