Oleh sejumlah alumni sekolah SMAN 20 Bandung yang dahulu bertempat di SMAN 3 Bandung Jalan Belitung lalu pindah ke Jalan Citarum, sejumlah tukang mie bakso kawasan belakang Gedung Sate dan Kodam Siliwangi dijuluki mie bakso “dingdiling”.
Baca Juga: Di Kota Bandung, Kawasan Rumah Antik Menak Zaman Baheula Menjadi Pesona Romantis
Ciri khas pedagang mie bakso dingdiling
Diantara generasi senior yang pernah bersekolah di sekitaran Jalan Citarum dan Jalan Belitung Bandung, mengingat ada banyak pedagang mie bakso khas kawasan itu.
Cirinya, yaitu pakai dorongan dengan cat warna coklat pada tiangnya, mie basah, pakai tahu, pakai dorokdok, baso buatan sendiri.
Namun oleh sebagian orang, pedagang mie bakso di kawasan tersebut dijuluki mie bakso “dingdiling”.
Baca Juga: Mie Bakso Khas di Bandung Pakai Tongcai dan Dorokdok, Tetapi Kini Tinggal Sedikit
Mengapa dijuluki mie bakso dingdiling ?
Salah seorang sisa pedagang mie bakso “dingdiling”, adalah Oleh, yang hampir setiap hari dorongannya mangkal di dekat GOR Saparua Bandung.
Oleh tampak kebingungan, mengapa jualan mie bakso seperti dirinya ada yang menjuluki mie bakso dingdiling. Tetapi ia kemudian tersenyum-senyum sendiri, mendengar alasan julukan mie bakso “dingdiling”.
Oleh beberapa alumni SMAN 20 Bandung, disebutkan, bahwa “dingdiling” adalah bunyi penutup dandang kuah penjual mie bakso khas kawasan belakang Gedung Sate dan sekiran Kodam Siliwangi.