Sedianya jika usai melakukan jalan (menjadi supir Elf) kadang membawa uang, kadang tidak.
"Karena uang untuk dibawa ke rumah habis digunakan biaya di jalan," ucapnya.
Biaya di jalan yang dimaksud Aang adalah uang peron, uang membeli bahan bakar solar, uang calo dan pengeluaran lainnya.
Hal itu disebabkan, tambahnya karena untuk mencari calon penumpang seorang supir harus paham waktu, paham tempat dan paham mengatur jalur.
"Ini jelas membuat penghasilan setiap supir tidak merata sehingga sering menimbulkan cekcok di jalan saat berkendaraan," ucapnya.
Namun setelah ada perubahan jadwal yang disepakati para supir Elf, kata Aang, hasilnya bisa dirasakan.
Akan tetapi ada saja supir yang nakal, meski sudah diterapkan jadwal keberangkatan namun pada kenyataannya ada yang melanggar.
Contohnya, ucap Aang, ketika jadwal keberangkatan sudah tiba namun saat berada di jalan si supir yang membandel tetap memperlambat laju kendaraan.