KASUS Bully Dinilai Korban Tidak Memiliki Tempat Berlindung yang Aman, Pemprov Jabar Jamin Maksimal

- 26 Juli 2022, 15:22 WIB
Ilustrasi kasus bully terhadap siswa SD asal Singaparna Tasikmalaya Jawa Barat sampai sekarang masih terus bergulir. /Pixabay/geralt/
Ilustrasi kasus bully terhadap siswa SD asal Singaparna Tasikmalaya Jawa Barat sampai sekarang masih terus bergulir. /Pixabay/geralt/ /

Yang jauh lebih mungkin daripada anak-anak yang tidak agresif untuk melakukan kejahatan, memukuli istri mereka, melecehkan anak-anak mereka, dan menghasilkan generasi pengganggu lainnya.

Baca Juga: Citayam Fashion Week Terkini, Ridwan Kamil Memberi Saran Baim Wong

Mengapa pengamat tidak menghentikan pengganggu?

Dikutip DeskJabar.com dari psychologytoday.com, penindas sering melakukan agresi mereka di depan audiensi teman sebaya, dan kehadiran audiens dapat meningkatkan rasa kekuatan pelaku intimidasi.

Tetapi para pengamat jarang menghentikan agresi (bullying); mereka mungkin sebenarnya menikmati tontonan itu.

Bahkan jika mereka tidak menyetujui situasinya, mereka mungkin tidak menyukai korban atau takut akan pembalasan oleh si penindas.

Bagaimana bullying merugikan orang lain?

Bullying menyebabkan banyak kerugian emosional bagi individu, dan menjadi korban bullying adalah alasan utama mengapa banyak anak muda putus sekolah.

Baca Juga: Jadwal Puasa Tasua dan Asyura, 9 dan 10 Muharram 1444 H, Bacaan Niat dalam Bahasa Arab, Latin, dan Artinya

Bullying juga merugikan masyarakat luas dengan menciptakan sumber agresi dan kekerasan.

Halaman:

Editor: Dendi Sundayana


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah