Bang Naripan, waktu itu, rupanya memiliki insting bisnis yang tinggi.
Mengetahui bahwa kereta kuda akan sangat dibutuhkan, Bang Naripan sengaja membuka usaha rental kereta kuda, untuk memenuhi kebutuhan warga dayeuh Bandung akan transportasi.
Bang Naripan, jelasnya, waktu itu membuka usaha pengadaan dan penyewaan kereta kuda.
Menurut sumber itu, dalam perkembangannya, usaha Bang Naripan maju pesat hingga jadi besar.
Pelanggannya, yang terutama adalah warga Belanda yang tinggal di kawasan dayeuh Bandung, termasuk para pengusaha perkebunan.
Selain warga Belanda, pelanggannya adalah keluarga menak di dayeuh Bandung.
Baca Juga: JELANG PENGUMUMAN KASUS SUBANG: Ayah Danu Nasehati Danu Jangan Panik dan Mendoakan Agar Taat Agama
Wajar, karena zaman itu, kereta kuda adalah transportasi lambang
kemewahan. Yang menggunakannya pun, umumnya bukan orang sembarangan. Mereka adalah warga berduit atau kaya.
Sementara pribumi, sangat jarang menggunakan kereta kuda, kecuali yang terkenal kaya.
Di kemudian hari, nama Bang Naripan yang terkenal pada jamannya itu, diabadikan untuk nama jalan di belakang Grand Hotel, yakni Jalan Naripan, hingga sekarang.***