Selama memimpin Kota Bogor, Bima Arya memiliki visi membangun Kota Bogor yang berkarakter.
Sebab, menurutnya, kota-kota yang maju adalah kota yang maju secara peradaban yang berkarakter. Kota Bogor tak ingin tumbuh tak berkarakter, kota dengan lautan PKL, lautan mall, dsb.
Ketika memutuskan untuk ikut maju dalam pemilihan Walikota Bogor periode pertama, Bima melihat Kota Bogor tambah macet, kota semrawut, dan kota bukan kota bunga.
Ketika terpilih sebagai Walikota Bogor periode 2024-2019, langkah pertama yang dilakukan adalah melakukan panataan transportasi.
“Jadi supaya angkor bisa diatur artinya angkot itu harus ada badan hukumnya. Sebelum 2014 angkot dimiliki pribadi, sekarang jadi badan hukum,” ujarnya.
Butuh waktu sekitar 2 tahun dan pada 2016 berhasil menata ribuan angkot menjadi 15 badan hukum.
Langkah kedua adalah membuat rencana rute angkot jadi beberapa koridor dengan konsep konversi.
“Ke-15 badan hukum itu kalau mau tetap beroperasi di dalam kota maka mereka harus melakukan konversi dimana 3 angkot diganti jadi bis. Sopir bisnya digaji dan bahan bakar disubsidi. Tinggal mereka cari bisnya,” ujarnya.
Akhirnya, ada sekitar 147 angkot digantikan menjadi puluhan bis. Sopirnya digaji dan mereka tidak boleh berhenti sembarangan. Jika terjadi, maka akan didenda dan subsidi dikurangi.
Baca Juga: Begini 5 Gejala Omicron yang Paling Sering Terjadi, Nomor 5 Ini Bedanya dengan Flu Biasa