Kisah Unik Berdirinya Masjid Atta'awun Puncak Bogor, Berawal dari Pekerja Kebun Hingga Menjadi Masjid Megah

- 21 Januari 2022, 14:38 WIB
Masjid Atta’awun adalah salah satu tempat yang wajib dikunjungi ketika ke Puncak Bogor.
Masjid Atta’awun adalah salah satu tempat yang wajib dikunjungi ketika ke Puncak Bogor. /DeskJabar/Lilis Lestari/

DESKJABAR – Bogor merupakan satu daerah yang paling diburu oleh wisatawan jika liburan tiba dan yang menjadi ikon di kota hujan yaitu Puncak, selain  dikelilingi oleh kebun teh ternyata di Puncak ada satu masjid yang terkenal, yaitu Masjid Atta'awun.

Masjid Atta'awun menjadi salah satu tempat paling wajib di kunjungi para wisatawan apabila tengah berkunjung ke Puncak, pasalnya di masjid itu, pengunjung akan dimanjakan dengan pemandangan yang sangat indah.

Namun di balik keindahan terselip sebuah kisah unik dari berdirinya Masjid Atta’awun, semula majid ini hanya masjid kecil yang diperuntukkan untuk pegawai kebun teh namun hingga kini telah menjadi masjid yang megah dan mewah.

Baca Juga: Pendirian Masjid Agung Bandung, Ternyata Begini Sejarah dan Tujuannya

Dikutip DeskJabar.com dari laman resmi kemenag.go.id pada 21 Januari 2021, inilah kisah berdirinya Masjid Atta’awun Puncak, Bogor.

Masjid Atta’awun berlokasi di Jalan Raya Puncak, Desa Tugu Selatan,
Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat merupakan
masjid yang sederhana yang diperuntukkan kepada pekerja kebun teh di
PTPN Nusantara VIII.

Seiring berjalannya waktu, masyarakat sekitar juga menggunakan masjid sebagai sarana ibadah dan kegiatan agama lainnya, karena saat itu masyarakat sekitar tidak mempunyai tempat sarana ibadah yang layak. Melihat kondisi ini maka PTPN Nusantara VIII menghibahkan masjid tersebut dengan luas tanah kurang lebih 10.000 m2.

Masjid Atta’awun pada awalnya bernama Masjid Al Muttaqin. Perubahan nama yang tidak terlepas dari sejarah pembangunan masjid ini sendiri. Nama Atta'awun diambil dari bahasa Arab, Ta’awana, Yata’aawuna, Ta'awuna, yang artinya tolong-menolong, gotong-royong, bantu-membantu dengan sesama manusia.

Tercetusnya pembangunan masjid yang lebih besar yang dapat menampung banyak jamaah berawal dari Gubernur Jawa Barat kala itu, HR Nuriana (periode 1993-1998 dan 1999-2003) yang akan melaksanakan salat Jumat. Ia tidak mendapatkan tempat shalat dan harus berdesak-desakan dengan jamaah lain, hingga muncullah ide yang memprakarsai adanya pembangunan masjid yang lebih besar.

Halaman:

Editor: Samuel Lantu

Sumber: kemenag.go.id Wawancara


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah