ADA DUGAAN Konspirasi di Kasus Subang yang Mengaburkan Penyelidikan, Mengapa Sketsa Dirilis di Desember?

- 28 Januari 2022, 19:16 WIB
Ada dugaan konspirasi di kasus Subang yang telah mengaburkan penyelidikan.
Ada dugaan konspirasi di kasus Subang yang telah mengaburkan penyelidikan. /tangkapan layar YouTube/Ryzan Akaleza/

DESKJABAR – Dalam pekan-pekan ini pembahasan netizen soal kasus pembunuh ibu dan anak di Subang adalah mengenai ada dugaan konpirasi yang pada akhirnya mengaburkan penyidikan oleh tim penyidik.

Dugaan konspirasi di kasus pembunuh ibu dan anak di Subang tersebut terkait konflik keluarga dari korban almarhum Tuti Suhartini dan Amel, yang menjadikan penyelidikan oleh kepolisian menjadi lebih sulit.

Soal sketsa wajah terduga kasus pembunuh ibu dan anak di Subang yang dirilis Polda Jabar pada 29 Desember 2021 juga dipertanyakan, kenapa baru dirilis 4 bulan setelah kejadian.

Baca Juga: Ridwan Kamil Sangat Menyesalkan Tindakan Anarkis, Perusakan, dan Pelecehan Dilakukan Sekelompok Ormas

Hingga hari ini, pengungkapan kasus pembunuh ibu dan anak di Subang belum juga terungkap atau sudah memasuki bulan ke-6 sejak kasus terjadi pada 18 Agustus 2021.

Apakah lamanya pengungkapan kasus Subang tersebut, sebagai akibat pemberitaan konflik di antara keluarga inti korban, yang pada akhirnya disadari telah membuat penyelidikan oleh pihak kepolisian menjadi lebih sulit.

Konflik ini membuat pelaku sebenarnya dari kasus Subang ini, memiliki kesempatan untuk membersihkan jejak-jejak yang mengarah kepadanya, akibat fokus publik dan media hanya kepada konflik yang terjadi di keluarga inti korban.

Seperti diketahui, di awal-awal kasus pembunuh ibu dan anak di Subang yang terjadi pada 18 Agustus 2021, pemberitaan ramai tentang drama-drama tentang masalah atau konflik di antara keluarga korban.

Baca Juga: KASUS SUBANG MENGEJUTKAN, 2 Alat Bukti ini yang Belum Ditemukan dan PENGAKUAN Terbaru Polda Jabar

“Siapa sih yang pertama kali di 6 bulan ini yang mengungkapkan konflik di keluarga ke media massa? Tapi itu juga bukan berarti secara umum dia yang pertama kali menceritakan masalah itu. Bisa saja cerita-cerita itu sudah ada di tenatngga sekitar korban,” tutur Anjas dalam analisa kasus Subang terbaru.

Analisa terbaru Anjas ditayangkan di kanal YouTube Anjas di Thailand dengan judul  “PALING MEMBERATKAN & TERBANTAHKAN ??” yang tayang pada Jumat 28 Januari 2022.

Menurut Anjas, jejak digital di akhir Agutsus yang pertama kali mengemukakan konflik di keluarga adalah dalam wawancaradi sebuah stasiun televisi, sial muncul keterangan tentang  permasalahan yang dihadapi almahum ibu Tuti. Almarhum punya masalah dan pernah diteror oleh ibu Mimin, istri muda Yosef, yang juga suami korban.

Dari sinilah kemudian muncul pengembangan-pengembangan lagi dan saling menyerang satu sama lain.

Baca Juga: 725 Pendemo Ormas GMBI Ditangkap termasuk Penunggang Macan Lodaya, Ridwan Kamil Tulis Pesan Ini

“Setelah itu, dimunculkan Yoris juga Danu, ibu Minin dan Yosef, mengeluarkan bantahan dan serangan masing-masing,” ujar Anjas.

Pada akhirnya pada 24  Desember 2021, Yoris akhirnya menggabung ke Yosef, saat itu dengan alsan kepindahan tersebut karena sbeelumnya terjadi mis komunikasi di antara bapak dan anak tersebut.

Anjas memaparkan, kalau konflik keluarga terus dimunculkan akan mempersulit penyidikan kasus Subang tersebut.

Buktinya, saat Polda Jabar merilis sketsa terduga kasus Subang pada 29 Desember 2021, disitu diakui bahwa mereka menghadapi kesulitan untuk menemukan 2 alat bukti yang bisa mengarah kepada tersangka kasus Subang tersebut.

Itu artinya, sebelum-sebelumnya soal konflik di keluarga inti korban ternyata tidak mendapatkan petunjuk yang mengarah kepada tersangka.

“Akhir tahun lalu, Polda Jabar sebut belum ada bukti kuat, ada masalah-masalah yang dimiliki korban bisa jadi petunjuk, tapi malah jadi mengaburkan.  Apalagi bukti-buktinya yangg tidak mengarah,” papar Anjas.

Baca Juga: Imlek 2022, 3 Shio Ini Bakal Kena Amsyong di Tahun Macan Air, Simak Penjelasan Master Feng Shui 

Menurut Anjas, sepertinya tidak ada alat bukti yang kuat dari pihak-pihak yang selama ini diperdebatkan di media massa.

“Malah pelaku sebenarnya memgambil momennya untuk membersihkan lebih detail dan menghilangkang jejaknya,” ujarnya.

Sketsa terkait jejak di TKP?

Anjas juga menduga sketsa yang dirilis Polda Jabar yang kemudian masuk dalam daftar pencarian orang atau DPO adalah terkait dengan ditemukan jejak oleh tim penyidik di TKP, namun belum bisa diidentifikasi siapa pemiliknya.

“Misalnya menemukan suatu hal, tapi kasus ini kan sekarag punya bank DNA dari para saki, bisa dari rambut, cairan tubuh manusia, bagian tubuh manusia. Kenapa dimunculkan DPO? Apakah ini ada indikasi ada DNA yang belum diidentifikasi milik siapa,” paparnya.

Yang menjadi pertannayaan juga terkait perilisan sketsa terduga kasus Subang yang baru dirilis pada 29 Desember 2021.

Baca Juga: PERSIB TERKINI, Target Persib Bandung, Menang atas Persikabo, Inilah Perkiraan Susunan Pemain

Gambar foto sketsa terduga kasus Subang yang tampak samping dan belakang itu diduga berdasarkan kesaksian sopir angkot yang pada pagi saat kejadian yakni pada 18 Agustus 2021 pagi, laju mobilnya hampir tertabrak oleh mobil Alphard hitam di depan TKP.

Saat itu lah dari jendela kaca yang sebagian terbuka, saksi sopir angkot melihat secara sepintas siapa yang mengemudikan mibil milik korban tersebut.

Anjas menduga sejak awal kesaksian sopir angkot itu sudah diberikan kepada tim penyidik sejak awal kasus Subang atau beberapa hari setelah kejadian.

Yeng menjadi pertanyaan Anjas, kalau keterangan kesaksian sopir angkot itu sudah ditangan tim penyidik sejak awal kasus Subang, mengapa sketsa baru dirilis di bulan Desember atau 4 bulan sejak kejadian.

Baca Juga: Viral Video Diduga Penampakan Yajuj dan Majuj, Ternyata Begini Ciri-Ciri Fisiknya Menurut Hadist Sahih

“Kenapa tidak dair awal-awal kejadin, misal seminggu setelah kasus, kenapa harus nunggu 4 bulan,” tanya Anjas.

“Kalau ini bagian dari strategi, tapi kalau stratgei dipakai berkali-kali dan tidaka maksidmal maka harus dirubah strateginya,” tambahnya.

Demikian juga kalau membahas soal adanya keterangan yang berubah-rubah, ternyata itu tidak hanya dilakukan satu atau 2 orang saksi. Sejak awal kasus Subang, hampir semuanya kalau kita cek jejak digital, ada beberapa keterangan yang diralat oleh para saksi, terutama di waktu krusial yakni di 48 jam pertama sejak kasus Subang terjadi. ***

Editor: Dendi Sundayana

Sumber: YouTube Anjas di Thailand


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah