FAKTA MENGEJUTKAN KASUS SUBANG, Amel dan Tuti Diduga Kenal Pelaku, Ini Alasan Agustinus Pohan dan Anjas

- 10 Januari 2022, 11:38 WIB
Ilustrasi sketsa terduga pelaku kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang, Jawa Barat.  Menurut Agustinus Pohan, korban diperkirakan kenal dengan terduga pelaku.
Ilustrasi sketsa terduga pelaku kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang, Jawa Barat. Menurut Agustinus Pohan, korban diperkirakan kenal dengan terduga pelaku. /ANTARA/Bagus Ahmad Rizaldi/

DESKJABAR - Penyidikan kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang yang menewaskan Tuti Suhartini (55) dan Amalia Mustika Ratu (23) alias Amel masih berlangsung.

Hingga hari ini, Senin, 10 Januari 2022, tim penyidik Polda Jabar belum mengumumkan satu pun tersangka pembunuh.  

Padahal, penyidikan kasusnya sudah memakan waktu hampir lima bulan dan bahkan tim penyidik Polda Jabar sudah menyebarkan sketsa wajah terduga pelaku.

Baca Juga: Inilah Dua Saksi Kasus Subang, yang Dianggap Kuasa Hukum Danu, Punya Info dan Petunjuk Penting

Baca Juga: KASUS SUBANG TERBARU, Kuasa Hukum Danu akan Kirim Kronologi Kasus Subang ke Presiden, Kapolri, Kapolda

Dosen Fakultas Hukum Universitas Parahyangan, Agustinus Pohan berpendapat bahwa kejahatan dalam kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang ini diduga dilakukan oleh orang dekat atau yang kenal dengan korban, yaitu Tuti Suhartini dan Amel.

Alasannya, dalam tindak pidana tersebut tidak ada barang korban yang hilang sehingga motif pembunuhan bukan properti atau perampokan.

"Kalau motifnya bukan properti, kemungkinan pelaku dikenal oleh keluarga atau orang terdekat dari korban," ucap Agustinus Pohan kepada DeskJabar.com, Minggu, 9 Januari 2022.

Dengan alasan itu, Agustinus Pohan menyarankan kepada polisi agar meminta bantuan kepada saksi-saksi adakah mengetahui orang terdekat korban yang mirip dengan sketsa wajah terduga pembunuh ibu dan anak di Subang tersebut.

Ia menilai penyebaran sketsa wajah terduga pelaku tidak akan berpengaruh pada percepatan pengungkapan kasus tersebut. 

Itu karena gambar sketsa dari samping kanan dan dari belakang itu tidak jelas sehingga bisa ada ribuan kemungkinan sehingga bisa timbul spekulasi di masyarakat.

Baca Juga: Kasus Subang Makin Pelik, Sketsa Wajah Jadi Polemik, Perdebatan dan Tebak-tebakan, Heri Gunawan: Nanaonan

"Ini mah mungkin polisi sudah kebingungan barangkali. Tapi sekali lagi, ini karena polisi mendapat desakan dari masyarakat yang kuat sekali. Biarkanlah polisi bekerja," tutur Agustinus Pohan.

Ia juga menilai langkah polisi meminta bantuan kepada masyarakat untuk melapor jika menemukan seseorang yang mirip dengan sketsa sebagai langkah kurang bijaksana dan berbahaya.

"Menurut saya, permintaan bantuan semacam itu agak kurang bijaksana. Walaupun betul ini upaya, tapi sangat tidak bijaksana," ujar Agustinus Pohan.

Ia juga mempertanyakan apakah langkah seperti itu tidak berbahaya. Soalnya, orang akan dengan mudah melakukan spekulasi-spekulasi dengan gambar sketsa yang tidak jelas tersebut.

Agustinus Pohan juga memperkirakan kemungkinan polisi menghadapi kendala dalam pengungkapan kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang ini.

Sebab, sampai hari ini polisi belum menemukan titik terang sehingga melakukan berbagai cara, termasuk menyebar sketsa terduga pembunuh kasus Subang ke masyarakat.

Baca Juga: MENGURAI BENANG KUSUT KASUS SUBANG, Hasil Analisis CCTV di 40-50 Titik Hingga Tamu yang Diduga Punya Kunci

Menurut dia, upaya yang dilakukan oleh polisi untuk meminta bantuan masyarakat dengan menyebarkan sketsa yang tidak jelas, akan menimbulkan banyaknya gesekan di masyarakat yang bisa mengganggu proses penyelidikan.

"Bukan tidak mungkin orang yang tidak suka pada orang tertentu mengatakan, itu kaya 'si ini' ya. Sehingga bisa menimbulkan spekulasi. Dan spekulasi itu bisa menimbulkan gesekan di tengah masyarakat," tutur Agustinus Pohan.

Kalaupun ada kasus tatkala polisi menyebar sketsa wajah pelaku, seperti kasus Bom Bali pada tahun 2003, langkah itu dilakukan setelah serangkaian penyelidikan yang mengerucut pada kelompok tertentu.

"Coba lihat Bom Bali, apakah betul terungkap karena sketsa saja? Kan Bom Bali terungkap karena nomor rangka mobil di TKP yang kemudian ditelusuri siapa yang beli dan akhirnya berhasil dilokalisir kelompok tertentu," kata Agustinus Pohan.

"Nah kalau bisa dilokalisir kelompok tertentu, maka kalaupun ada sketsa, sketsanya sekitar kelompok itu. Ya kalau dalam kasus Subang ini kan masih enggak tahu," katanya lagi.

Korban terima tamu yang dikenal?

Soal dugaan pelaku yang dikenal korban pernah diungkap staf pengajar di Thailand, Anjas, dalam video yang tayang di kanal YouTube Anjas di Thailand berjudul "TAMU AGUNG MALAM ITU PERSIAPKAN SEMUANYA !!" Jumat, 3 Desember 2021.

Baca Juga: MENGUAK MISTERI KASUS SUBANG, Pertanyaan Menohok dari Kapolres Subang AKBP Sumarni pada Saksi Bertopi Merah

Anjas dalam segmen analisa menyebutkan peran ketiga tamu yang ia juluki "Tamu Agung" dengan mengutip hasil pemeriksaan tiga saksi yang menyebutkan telah melihat 5 sosok di tanggal 17 Agustus 2021 malam dan 18 Agustus 2021 dinihari di depan rumah korban.

Menurut saksi yang dikutip Anjas, 5 sosok itu terdiri atas 2 pria dan 3 perempuan. Dari 5 sosok tersebut, 2 di antaranya jika menurut keterangan saksi -berdasarkan pada baju dan sebagainya- mengarah kepada korban, yaitu Tuti Suhartini dan Amel.

Lantas siapa 2 pria dan 1 perempuan tersebut?

"Kemungkinan besar mereka orang yang tidak asing. Karena kalau sudah jam malam seperti itu... Lalu ditemukan nasi goreng, ada dugaan mereka makan nasi goreng. Ada dugaan yang memakan nasi goreng bukan Amel karena ada profiling yang menurut Pak Yosef bukan Amel yang mengonsumsinya," tutur Anjas.

Menurut Anjas, hal yang sangat tidak masuk akal adalah jika tamu yang datang mendekati jam 12.00 malam tersebut bukan orang yang dikenal.

Ia menyebutkan bahwa orang yang dikenal bisa jadi keluarga, teman kerja atau teman kantor, teman biasa, atau siapapun yang sudah dikenal korban.

"Hal ini linear dengan temuan olah TKP 18 Agustus 2021, tidak ditemukan kerusakan pintu. Kemungkinan besar, tiga orang tersebut sangat dikenal kedua korban," kata Anjas.

Baca Juga: MENGUNGKAP KASUS SUBANG, Mengapa Pintu Rumah Yosep dan Kamar Tidur Korban Tidak Rusak? Analisa Fredy dan Anjas

Sementara itu, dari pantauan DeskJabar.com di lapangan, rumah yang menjadi Tempat Kejadian Perkara (TKP) pembunuhan ibu dan anak di Kampung Ciseuti, Desa/Kecamatan Jalancagak, Kabupaten Subang itu, masih dikelilingi garis polisi (police line).

Namun, karena sudah hampir lima bulan, police line yang membatasi rumah milik Yosep Hidayah tersebut sudah mulai rusak.***

Editor: Samuel Lantu

Sumber: Wawancara Dok. DeskJabar.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x