“Nah soal rokok itu, bisa saja juga bekas petugas," ujarnya.
Soal rokok yang kemungkinan bisa saja bekas petugas, Anjas juga menanyakan, apakah ini dikonfirmasi langsung atau tidak kepada petugas bersangkutan (pastinya polisi).
“Nah soal puntung rokok ini banyak dan berbagai merek, menjadi berkembang kepada siapa saja yang pernah ada di lokasi itu,” kata Anjas.
Menurut dia, ketika diobrolkan masalah rokok tersebut kepada ahli forensik dr Sumy Hastry Purwanti, seharusnya sudah ada yang mengidentifikasi mana puntung rokok yang baru atau sudah lama.
“Soal rokok itu bisa dicrosscheck, rokok mana yang waktunya masih hidup bersamaan dengan pukul 02.00 WIB ketika kejadian pembunuhan,” ujar Anjas.
Namun, hingga saat ini, soal banyaknya puntung rokok tersebut belum dikonfirmasi. Hingga tak heran banyak orang beranggapan
TKP Kasus pembunuh ibu dan anak di Subang diacak-acak oleh orang-orang sejak hari penemuan jasad Tuti dan Amalia.
Komentar Ahli Forensik tentang TKP Kasus Pembunuhan Ibu dan anak yang diacak-acak
Ahil forensik dokter Sumy Hastry Purwanti menyesalkan TKP Kasus pembunuh ibu dan anak di Subang telah diacak-acak, sehingga membuat pengungkapan kasus pembunuhan tersebut menjadi lebih lama.
Nah soal rokok yang kemungkinan bisa saja bekas petugas, Anjas juga menanyakan, apakah ini dikonfirmasi langsung atau tidak kepada petugas bersangkutan (pastinya polisi).
“Nah soal puntung rokok ini banyak dan berbagai merek, menjadi berkembang kepada siapa saja yang pernah ada di lokasi itu,” kata Anjas.