DESKJABAR - Sketsa wajah pelaku pembunuh ibu dan anak di Subang, kata Anjas, hanya menampilkan bagian wajah samping dan belakang saja.
"Dan ada beberapa orang saksi yang mirip dengan sketsa wajah tersebut," kata Anjas.
Dalam kanal YouTube miliknya yang dirilis pada 3 Desember 2022 dengan judul, SKETSA ITU MIRIP DENGAN DANU ?? ATAU SAKS1 MUDA YG INI ??
Baca Juga: KASUS SUBANG TERUNGKAP, Yosef, Yoris dan Danu Stres, Ketiganya Harus Mendapat Tiga Perlindungan Seperti Ini
Dalam YouTube itu Anjas mengatakan, di tahun 2022 ini polisi akan mengumumkan tersangkanya.
Dari pengamatan di sejumlah media massa yang telah memuat kasus pembunuh ibu dan anak di Subang, menurut Anjas, ada tiga nama, satu diantaranya dicurigai dan mirip dengan sketsa tersebut.
Ada satu nama yang diperdebatkan netizen dan dia adalah Danu. "Yang jadi pertanyaan adalah seberapa persenkah identiknya dengan Danu," tuturnya.
Dalam kanal YouTube itu, Anjas menghadirkan rekaman dua orang warga, yakni ibu Lilis dan Pak Muchtar.
Kedua orang ini mengungkapkan sketsa wajah dengan Danu. Menurut Anjas, banyak netizen yang mengatakan, sketsa itu sama dengan Danu.
Dalam kanalnya itu, Anjas memperdengarkan suara bu Lilis, apa yang dikatakannya mari kita simak," Kalau Danu menurut saya mah waktu itu rambutnya gondrong. Kan dia mah rambutnya kriting," kutif suara bu Lilis.
Menurut Anjas, logika yang pertama, kenapa bu Lilis mengatakan bahwa sketsa tersebut tidak mirip dengan Danu.
"Alasan pertama karena perbedaan di rambut," jelasnya.
Danu, kata Anjas dari jejak digital rambutnya agak ikal dan lebih gondrong.
"Apakah itu benar atau tidak. Karena aku mengikuti kasus Subang ini di pertengahan September 2021," cetusnya lagi.
Ditambahkan Anjas, ada satu bagian yang menarik saat pak Muchtar menanggapi hal serupa.
Anjas menyebutkan, kutipan obrolan Pak Muhtar menyebut dari keluarga korban tidak ada yang mirip dengan sketsa itu.
"Tapi tidak tahu jika ada keterlibatan orang lain," kata Anjas.
Dari ucapan itu, imbuhnya, keluarga lain yang disebut adalah keluarga pak Yosef.
"Kita lihat keterangan dari pak Yosef tidak ada perkataan yang menunjukan bahwa mereka mengetahui mirip dengan siapa. Mereka sempat membuat sejumlah video seperti di chanelnya Pak Zaenal. Yang menyebutkan tidak begitu jelas dari sosok yang dirilis Polda Jabar tersebut," tutur Anjas.
Dari hal tersebut, tambahnya, ada beberapa hal yang tersirat yakni dalam seketsa wajah itu dan pernah hadir.
" Sampai saat ini saya kurang mengetahui keberadaan jejak digital itu," cetusnya.
Terlepas dari pro dan kontra di masyarakat dengan rilis yang ada di sketsa itu, menurut Anjas, bukanlah kategori alat bukti yang kuat.
Tujuannya adalah, tambahnya, ini bukan untuk memenangkan ego tebak-tebakan menentukan seseorang dalam posisi benar atau salah.
"Tapi tujuan kita adalah untuk mencari tahu siapa pelaku sebenarnya," tutur Anjas.
Yang membuatnya terkejut ketika Polda Jabar merilis sebuah informasi di akhir tahun terkait alat bukti.
"Kenapa alat bukti ini terus di bahas. Ya kita sedang ada dalam proses itu untuk menentukan satu tersangka," tambahnya.
Disini dibutuhkan, kata Anjas, alat bukti yang kuat. Dan sketsa ini bukanlah sebuah alat bukti yang kuat.
Kemudian, tambahnya, ada lima kategori alat bukti yang kuat. Misalnya, keterangan saksi, keterangan terdakwa, surat, keterangan ahli dan petunjuk.
"Keterangan ahli, petunjuk dan juga surat adalah saling berhubungan satu sama lain," tandas Anjas.***