KASUS SUBANG TERUNGKAP, Yosef, Yoris dan Danu Stres, Ketiganya Harus Mendapat Tiga Perlindungan Seperti Ini

- 3 Januari 2022, 08:11 WIB
Muhammad Ramdanu alias Dau, Yoris dan Yosef mengalami stres akibat kasus pembunuhan Subang tak kunjung terungkap
Muhammad Ramdanu alias Dau, Yoris dan Yosef mengalami stres akibat kasus pembunuhan Subang tak kunjung terungkap /Kolase YouTube Misteri Mbak Suci, dan DeskJabar/

 

DESKJABAR - Psikolog Dra Elia Daryati M.Si mengatakan tiga saksi Yosef, Yoris dan Danu pasti mengalami stres menghadapi kasus pembunuhan Subang yang sudah lima bulan belum terungkap siapa para pelakunya, sehingga mereka membutuhkan tiga perlindungan.

Elia Daryati mengatakan, keluarga dekat adalah lingkungan terkecil yang semestinya memberikan dukungan moral kepada pada saksi kasus pembunuhan Subang seperti Yosef, Yoris dan Danu yang kerap bolak balik ke kantor polisi untuk dimintai keterangannya.

Dalam kondisi yang dialaminya sekarang mengahadapi kasus Subang, Elia menuturkan ketiga saksi yaitu Yoris, Yosef, dan Danu sangat membutuhkan dukungan dari lingkungan keluarga dan sekitarnya maupun dari aparat dan pengacaranya.

Baca Juga: SKETSA TERDUGA PEMBUNUH DI SUBANG jadi Polemik di Masyarakat, Anjas: Bukan Tebak-tebakan Siapa yang Benar

Baca Juga: DETIK-DETIK PENANGKAPAN PEMBUNUH SUBANG: Nasib Yosef-Yoris-Mimin-Danu BISA TRAGIS Sebelum Polda Lakukan Ini...

Baca Juga: TEKANAN BERAT Yoris, Yosef Dan Danu Alami Stres di Kasus Pembunuhan Subang, Ini Penjelasannya Dari Psikolog

Dengan demikian, stres yang Yoris, Yosef dan Danu alami tidak berkepanjangan dan tidak bertambah berat pada gangguan kejiwaan akibat lamanya menunggu kasus pembunuhan Subang yang belum terungkap.

"Tujuannya agar stres bisa terkendali, tidak menjadi stres akut, apalagi sampai berakibat fatal," ujar Elia

“Jika mereka bukan pelaku pasti stres, apalagi jika pelaku stresnya bertambah. Kehilangan keluarga dekat saja sudah membuat stres, apalagi ini ditambah dengan status mereka sekarang,” kata psikolog Dra. Elia Daryati, M.Si dalam pembicaraannya dengan DeskJabar.com, Minggu 2 Januari 2022.

Yoris,Yosef dan Danu sangat wajar mengalami stres dalam kasus Subang ini karena ketiganya merupakan saksi yang masih ada hubungan keluarga dengan korban Tuti Suhartini dan Amel, meskipun kemungkinan dalam kadar yang berbeda beda.

Baca Juga: SKETSA TERDUGA PEMBUNUH SUBANG, Picu Debat Panas Rohman Hidayat dengan Achmad Taufan

Baca Juga: KASUS SUBANG TERBARU: Otak, Pelaku + yang Terlibat SUDAH DIPASTIKAN, Segera Diumumkan, INI KATA KAPOLDA JABAR

Baca Juga: FOTO SKETSA UTUH Mr X Pembunuh Ibu dan Anak di Subang Sudah Ditangan Polda Jabar, Tinggal Penangkapan

Selain itu, Elia menyarankan agar polisi harus jeli dalam pengungkapan kasus pembunuh ibu dan anak di Subang.

"Mereka harus mendapatkan perlindungan kepada saksi, perlindungan hukum, dan perlindungan psikologis," kata Elia.

"Yang penting, tetap menjaga privasi saksi dengan asas praduga tak bersalah," kata Elia yang juga Dosen LP3I dan STIA LAN Bandung ini.

Seperti halnya Elia Daryati yang mengatakan  Yoris, Yosef dan Dani alami stres, psikiater Dr. Teddy Hidayat Sp.KJ juga mengatakan hal yang sama.

Para saksi kasus pembunuh ibu dan anak di Subang seperti Yoris, Yosef dan Danu ini mengalami stres, terlepas mereka bersalah atau tidak. Proses pemeriksaan yang hampir lima bulan sejak kasus ini terjadi pasti menyebabkan mereka stres.

Baca Juga: KABAR PERSIB TERKINI: Pernah Bareng Pemain Top Dunia, Bruno Cunha Cantanhede Setarakan Persib dengan Sao Paolo

"Kalau sebagai pelakunya mungkin sudah seharusnya untuk menjalaninya, tetapi untuk yang bukan pelakunya, ini sangat berat," kata Teddy Hidayat kepada DeskJabar.com, Minggu 2 Januari 2022.

Menurut Teddy Hidayat, jika stres berlanjut dapat menjadi stres akut. Kalau peristiwa berjalan dalam waktu yang lama,dan stress berlanjut melebihi tiga bulan atau enam bulan, bisa jadi penderita akan mengalami stres pasca trauma.

Kriteria post traumatic stress disorder atau stres pascatrauma, kata Teddy Hidayat menjelaskan, seseorang pernah terpapar dengan peristiwa yang traumatik seperti menjadi saksi mata atau berhadapan langsung dengan kejadian yang mengerikan atau mengancam kehidupan.

Baca Juga: TERUPDATE TABRAKAN NAGREG: Pakar Militer Tegaskan Pelaku Tak Bisa Dimaafkan

Ia memberikan contoh, peristiwa pembunuhan atau ditahan dan diperlakukan sebagai tahanan.

Pengalaman traumatik tadi timbul berulang, misalnya adanya bayangan, pikiran atau persepsi yang berkaitan peristiwa traumatik datang berulang menimbulkan penderitaan.

"Bisa juga berupa gejala menetap peningkatan kewaspadaan, sulit tidur, iritabilitas, sulit konsentrasi, hipervigilance atau respons yang kacau tidak terkendali," tutur Teddy Hidayat.***

 

Editor: Ferry Indra Permana


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah