DESKJABAR - Anjas di Thailand, akademisi merangkap YouTuber yang bermukin di Thailand mengungkapkan, lamanya pengungkapan kasus pembunuh ibu dan anak di Subang, Jawa Barat itu bukan karena kecanggihan dari pelakunya.
“Tapi lebih disebabkan karena ada dugaan tim penyidik melakukan beberapa hal yang tidak mengindahkan SOP”, kata Anjas di Thailand dalam video yang berjudul PELAKU KASUS SUBANG MANFAATKAN KELEMAHAN PENYIDIK ?? pada kanal YouTube Anjas di Thailand yang diunggah 23 Desember 2021 lalu.
Menurut Anjas di Thailand, sebenarnya pelaku pembunuh ibu dan anak di Subang yang menewaskan Tuti Suhartini (ibu) dan Amalaia Mustika Ratu (anak) itu tidak jago-jago amat (dalam artian pandai menghilangkan jejak).
“Tapi itu karena memang ada keteledoran yang dilakukan tim penyidik terutama pada saat awal-awal kasus ini muncul di 48 jam pertama”, ujar Anjas di Thailand.
Anjas di Thailand mengungkapkan, 48 jam pertama adalah waktu yang sangat krusial untuk mengumpulkan barang bukti yang akan menjadi alat bukti kuat (dalam hal ini kasus pembunuh ibu dan anak di Subang). Misalnya tim inafis yang akan mengambil sidik jari, atau tim autopsi mencari hal mencurigakan di TKP.
Menurut Anjas di Thailand, melakukan ketelodoran itu manusiawi dimana manusia tidak luput dari kesalahan. Namun di balik itu muncul kecurigaan apakah keteledoran itu sengaja untuk framing karena diduga ada oknum-oknum yang terlibat dengan kasus ini, makanya dibuat kasus pembunuh ibu dan anak di Subang ini semakin lama?.
Padahal di awal kasus ini muncul, ujar Anjas di Thailand, banyak pakar yang mengatakan bahwa kasus di Subang ini kesannya seperti kasus domestik. Yakni yang berhubungan dengan masalah sosial atau keluarga tidak ada tekanan faktor politik atau tekanan orang-orang besar .