Sementara Danu, pernah menjalani pemeriksaan marathon selama 3 hari berturut-turut dalam pengungkapan kasus pembunuh ibu dan anak di Subang.
Sedangkan soal keterkaitan di Yayasan Bina Prestasi Nasional seperti terlupakan, dan kembali muncul setelah pada pemeriksaan terakhir pada Selasa 30 November 2021, tiga orang dari sekolah di bawah naungan Yayasan Bina Prestasi Nasional diperiksa di Polres Subang.
Posisi korban di yayasan
Anjas menilai bahwa selama ini keterkaitan korban dengan Yayasan Bina Prestasi Nasional seperti terlupakan. Bisa saja ada motif pembunuh ibu dan anak di Subang tersebut, terkait dengan dana besar yang ada di yayasan.
Seperti diketahui, pemerintah menyalurkan dana BOS yakni bantuan untuk sekolah-sekolah yang besarannya mencapai sekitar Rp 6 triliun, jumlah dana yang sangat besar sekali.
Namun, menurut Anjas, dari berbagai pemberitaan di media massa, banyak sekali pemberitaan soal terjadinya korusi dana BOS, yang terjadi di berbagai daerah. Salah satu contoh kasus terjadi di sekolah di Jakarta.
Baca Juga: Batuk Susah Sembuh Hilang Dengan Mengkonsumsi Bahan-Bahan Ini Kata dr. Zaidul Akbar
Ada temuan dimana dana BOS sebesar Rp 200 juta dibagikan kepada para guru baik itu guru PNS ataupun guru honorer. Banyak di antara guru yang mendapat bagian tersebut mengakui bahwa mereka tidak tahu kalau sumber uang yang dibagukan itu berasal dari dana BOS, mengingat bukan peruntukkannya.
Apakah kasus-kasus seperti ini juga ada hubungannya dengan kasus pembunuh ibu dan anak di Subang. Bisa jadi, menurut Anjas, ada oknum di yayasan yang merasa terancam dengan keberadaan Tuti dan Amel.
Menurut Anjas, bisa saja dengan masuknya Tuti sebagai mendahara yayasan dan Amel sebagai sekretaris yayasan, selain sebagai pendiri, yayasan mengalami kemajuan pesat.