“Siapa tahu saja pada saat pelaku eksekusi, dalang hadir dan orang yang mengetahui juga ada,” ujar Anjas.
Anjas yakin saat dilakukan analisa di lab, mereka bisa menilai usia sidik jarinya. Ada banyak data yang bisa diambil soal usia sidik jari.
“Seperti usia batu kuno saja bisa diketahui usianya, apalagi ini soal sidik jari,” tuturnya.
Setelah diketahui usianya kemudian dicocokkan dengan waktu kematian. Ada apa, ini berarti orang itu ada di lokasi saat pembunuhan.
Itulah yg membuat proes pemeriksaan lama karena butuh waktu lama. Kemuian dilanjutkan pendalaman oleh tim penyidik.
2.Puntung rokok, memang ada banyak merk, tetapi bisa diketahui usianya bisa dijadikan alat bukti. Ini data ilmiah, mutlak.
“Kalau BAP itu bisa, tapi bisa diperdebatkan, saya rasa tim penyidik tidak menggunakan BAP sebagai alat bukti, tapi sbg alat pertimbangan di pengadilan nanti,” paparnya.
3.Keterangan saksi yang bereda-beda. Ada dugaan banyak saksi yang mengetahui tapi mencoba melindungi. Ada 3 komponen yakni pelaku, dalang, dan orang-orang yang mengetahui.
“Makanya, tim penyidik butuh waktu lama untuk mendapatkan banyak orang,’ ujar Anjas.