Dalam masalah potensi adanya Tsunami besar di pantai seatan Jawa Barat, BMKG sudah berkoordinasi dengan Pangdam III Siliwangi dan jajarannya. Bahkan dengan Gubernur Jabar Ridwan Kamil pun sudah berkoordinasi.
"Kita sudah koordinasi, baik dari Pangdam III Siliwangi dan jajarannya dengan bapak Gubernur Jabar untuk meningkatkan kewaspadaan terkait potensi tsunami di selatan Jabar," ungkapnya.
Baca Juga: Pengungsi Gempa Mamuju Tolak Himbauan Kembali Ke Rumah, Kami Mau Kemana?
Teguh Rahayu menambahkan, potensi diputuskan berdasarkan analisa dari peristiwa gempa di tahun 2005-2006 Jabar. Saat itu, gelombang pantai mencapai tujuh meter di Kabupaten Pangandaran dan pesisir pantai selatan Tasikmalaya, sehingga potensi tsunami bisa saja terjadi di tahun ini atau tahun berikutnya.
"Masyarakat tetap harus melakukan mitigasi memang harus ditingkatkan kewaspadaannya untuk Jabar bagian selatan," katanya.
Hal yang sama juga dikatakan Kepala Balai Besar BMKG Wilayah II, Bapak Hendro Nugroho
pesisir pantai selatan Jabar memiliki potensi tsunami yang tinggi karena berhadapan langsung dengan zona subduksi.
Zona tersebut juga dikenal dengan megathrust, jalur subduksi lempeng bumi yang sangat panjang, tetapi relatif dangkal.
Mulai dari Pantai Pelabuhan Ratu, Pantai Selatan Cianjur, Pantai Selatan Garut, Pantai Selatan Tasikmalaya, hingga Pangandaran.
Lebih jauh ia menjelaskan ada enam sesar aktif di Jawa Barat yang membuat wilayah dilaluinya berpotensi terjadi gempa tinggi. Pertama sesar Cimandiri meliputi Pelabuhan Ratu, Sukabumi, Cianjur, hingga Padalarang.