FGD OJK : Potensi Sektor Pertanian Jabar Sangat Besar untuk Mendorong Kemandirian dan Ketahanan Pangan

27 Maret 2024, 12:30 WIB
Pengamat Ekonomi Acuviarta dalam FGD OJK mengatakan Untuk itu, persoalan-persoalan di sektor pertanian harus diselesaikan satu per satu, terutama yang bersifat fundamental dan struktural (sistemik) jangka panjang. /OJK/

DESKJABAR - Potensi sektor pertanian di Jabar sangatlah besar jika dilihat dalam berbagai perannya yakni  dilihat dari peran komoditas, peran ekonomi spasial, peran dalam penyerapan tenaga kerja, serta yang paling utama dalam mendorogn ketahanan serta kemandirian pangan.

“Untuk itu, persoalan-persoalan di sektor pertanian harus diselesaikan satu per satu, terutama yang bersifat fundamental dan struktural (sistemik) jangka panjang, diluar persoalan temporer karena siklus suatu kondisi dan sebagainya yang lebih bersifat jangka pendek.,” tutur pengamat ekonomi Acuviarta Kartabi.

Baca Juga: Harga Pangan Kebutuhan Pokok Masyarakat di Jawa barat, Beras Terpantau Naik Rp 16.620/kg, Daging Sapi Turun

“Apalagi semua tahu, hari ini semua dibuat repot akibat naiknya harga sejumlah komoditas pangan, seperti beras, minyak goreng, telor dan daging ayam ras, cabe dan banyak lagi,” tambah Acuviarta dalam Focus Group Discussion (FGD) OJK dengan topik Pengembangan Potensi Ekonomi Daerah Sektor Pertanian dan Peternakan, di Bandung, Selasa 26 Maret 2024.

Untuk itu,  Acuviarta Kartabi menyambut baik dan memberi apresiasi atas upaya-upaya yang ingin dilakukan OJK Perwakilan Jawa Barat dalam mendorong sektor pertanian di Jawa Barat.

FGD dibuka Aulia Fadly, Direktur Pengawasan Lembaga Jasa Keuangan OJK Jabar.  Dalam acara tersebut peserta juga mendengarkan paparan dari Biro Perekonomian Jawa Barat, Bappeda Jawa Barat, Kemenkeu, BI, dan dari beberapa OPD terkait sektor pertanian di Jawa Barat. Pembicara utama dalam kegaitan tersebut Imansyah yang juga Kepala OJK Provinsi Jawa Barat.

Dalam kesempatan itu, Acuviarta menyampaikan sejumlah masukan, di antaranya agar tatakelola dan sistem informasi pupuk bersubsidi lebih ditingkatkan dengan memperhatikan kondisi spasial dan kawasan pertanian serta waktu musim tanam.

“Sistem distribusi pupuk juga harus diperhatikan. Selain itu koordinasi antara kebijakan pusat dan daerah harus lebih sinergi, karena masih ada anggaran pusat di daerah yang tidak terserap dan alokasinya kurang tepat sasaran,” paparnya.

Acu menambahkan, tahun ini belanja pusat di Provinsi Jawa Barat untuk bidang pertanian mencapai lebih dari Rp.120 miliar, hal ini harus dimanfaatkan secara benar khusunya untuk pembangunan infrastruktur pertanian dan perbaikan manajemen usaha pertanian.

Dia juga mengatakan, manajemen pemanfaatan lahan harus lebih jelas, banyak lahan menganggur dan tidak maksimal dimanfaatkan karena faktor kepemilikan dan perijinan yang tidak jelas serta birokratis.

“Harusnya lahan dalam penguasaan Perhutani dan PTPN bisa dimanfaatkan, asal tata kelola jelas dan prosedurnya tidak berbelit-belit,” tuturnya.

Acu juga menyoroti pusat-pusat transaksi pemasaran pertanian yang masih minim, diluar pasar rakyat dan pasar moderen ke depan kita harus membangun pasar spesifik komoditas pertanian.

Baca Juga: TIKET Kereta Api Mudik Lebaran 2024 untuk Jarak Jauh Masih Tersedia, Ada 480 Tiket Mudik Gratis

“Saat ini salah kaprah, yang dibangun malah gudang dan pusat distribusi, padahal yang penting pasar, contohnya pasar ikan hygienis,” ujarnya.

Pembiayaan Sektor Pertanian

Acuviarta mengemukakan bahwa langkah OJK untuk mendorong pengusaha di rantai perdagangan dan pengolahan produksi (Agro) bekerjasama dengan petani dalam waktu dekat sudah sangat baik, termasuk terus mendorong keterlibatan perbankan dalam pembiayaan sektor pertanian.

Upaya-upaya OJK tersebut disampaikan Misyar Bonowisanto, Deputi Direktur Layanan Manajemen Strategis dan Koordinasi Regional Kantor OJK Provinsi Jawa Barat.

Misyar juga mengatakan dukungan masyarakat dan seluruh stakeholders sangat dibutuhkan dalam mendorong pengembangan sektor pertanian di Jawa Barat, OJK tidak bisa sendiri untuk itu OJK akan mengajak semua elemen untuk bersama-sama fokus dalam pengembangan sektor pertanian.

Dia mengatakan, hal yang paling terasa saat ini bagaimana kenaikan harga komoditas pangan menjadi penyumbang tingkat inflasi nasional dan regional,

Diakhir sambutannya Kepala OJK Provinsi Jawa Barat, Imansyah mengatakan bahwa diskusi yang fokus dan mendalam serta perumusan langkah-langkah ke depan akan terus secara berkala dilakukan OJK Jawa Barat, tidak selesai hanya dari FGD saat ini saja.***

Editor: Dendi Sundayana

Sumber: Liputan

Tags

Terkini

Terpopuler