BMKG Identifikasi Sesar Baru sebagai Penyebab Gempa Sumedang, Sudah Dilaporkan kepada Pj Gubernur Jabar

8 Januari 2024, 12:50 WIB
Salahsatu rumah milik warga Sumedang di Babakan Hurip, Kelurahan Kota Kaler, Kecamatan Sumedang Utara, Kabupaten Sumedang, rusak akibat gempa. /DeskJabar.com/Rio Kuswandi/

DESKJABAR – BMKG berhasil mengidentifikasi adanya sesar baru yang menyebabkan terjadinya rangkaian gempa Sumedang di pengujung Tahun 2023 lalu. Sesar baru itu kemudian diberi nama Sesar Sumedang.

Adanya sesar baru ini sudah dilaporkan ke Pj Bupati Sumedang bahkan ke Pj Gubernur Jabar, Bey Triadi Machmudin.

Baca Juga: WASPADA, 5 Sesar Aktif Mengancam Kota Bandung, Salah Satunya Penyebab Gempa Sumedang di Malam Tahun Baru

Hal itu dikemukakan Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati dalam acara jumpa pers via zoom tentang Perkembangan Analisis Sesar Pemicu  Gempabumi  M 4.8 Sumedang Jabar dan Hasil Survey Lapangan Tim BMKG, Senin, 8 Januari 2024.

Sebagai informasi,di penghujung akhir tahun 2023, terjadi gempa bumi berkekuatan  magnitude 4,1  mengguncang Kecamatan Tanjung Medar dan Kecamatan Sumedang Utara, Kabupaten Sumedang pada Minggu, 31 Desember 2023. Gempa susulan juga terjadi beberapa jam kemudian dengan kekuatan mencapai  megnitudo 4,8.

Dwikora memaparkan bahwa hasil survey dan kajian analisis yang dilakukan tim BMKG bahwa Kabupaten Sumedang diguncang gempa berkekuatan Magnitudo 4,8 pada 31 Desember 2023, dengan sumber gempa dangkal 2 kilometer dari pusat Kota Sumedang, dengan pusat gempa di kedalaman 5 kilometer dari permukaan tanah.

“Berdasarkan analisis BMKG kejadiannya diawali 2 gempa pendahuluan pada magnitudo 4,1 dan 3,4. Kemudianm diikuti beberapa kali gempa susulan dengan kekuatan bervariasi antara Magnitudo  2,4 hingga 4,5,” papar Dwikora.

Penemuan sesar aktif baru tersebut, persis sama dengan yang terjadi pada Gempa Cianjur pada November 2022. Gempa berkekuatan magnitudo 5,6 mengakibatkan ratusan orang meninggal dunia dan ribuan bangunan rusak.

Sumber gempa terjadi di darat, semula banyak masyarakat yang menduga gempa tersebut akibat aktivitas Sesar Cimandiri yang tidak jauh dari lokasi gempa. Namun dari analisa tim BMKG, ternyata gempa disebakan oleh sesar aktif yang baru teridentifikasi yang kemudian dinamakan Sesar Cugenang.

Kronologi Penemuan Sesar Sumedang

Pada kesempatan itu, Dwikora memaparkan kronologi penemuan Sesar Sumedang. Menurutnya, gempa Sumedang  merupakan gempa bumi kerak dangkal karena ada aktifitas sesar aktif denga mekanisme sumber gempa merupakan kombinasi antara pergerakan mendatar dan naik, dan berarah cenderung utara ke selatan.

Baca Juga: Pembebasan Lahan Tol Getaci 2024 Terkini, Inilah Kecamatan yang Hampir Rampung dan yang Jauh dari Harapan

Dwikora menambahkan, dengan memperhatikan sebaran gempa susulan, tatanan tektonik dan analisis mekanisme sumbernya, maka gempa Sumedang di pengujung tahun 2023 itu disebabkan oleh sesar aktif yang melewati Kota Sumedang.

“Sesar aktif yang melewati Kota Sumedang ini semula belum terpetakan, untuk selanjutnya sesuai analisis data seimisitas BMKG, sesar aktif itu kemudian diberi nama Sesar Sumedang,” tuturnya.

Dwikora juga mengemukakan bahwa penemuan sesar aktif itu kemudian sudah dilaporkan kepada Pj Gubernur Jabar, Bey Triadi Machmudin pada 4 Januari 2024. Sebelumnya juga sudah disampaikan kepada Pj Bupati Sumedang, Herman Suryatman.

Menurutnya, data ini dimaksudkan bukan untuk menakut-nkuti warga Sumedang, melainkan data-data tersebut nantinya untuk membantu kembali pembangunan di wilayah Sumedang yang aman dari ancaman gempa.

Jawa Barat merupakan kawasan aktif gempa bumi tektonik. Hal ini disebabkan karena wilayahnya yang berdekatan dengan zona tumbukan Lempeng Indo-Australia dan Lempeng Eurasia di Samudera Hindia.

Aktifitas gempa di Jawa Barat banyak diakibatkan oleh aktivitas pergerakan lempang di zona subduksi dan patahan/sesar aktif di daratan.

Sumber gempa sesar aktif di Jawa Barat : Sesar Cimandiri, Cugenang, Lembang, Cipamingkis, Garsela, Baribis, Cicalengka, Cileunyi-Tanjungsari, Tomo, Cipeles, dan beberapa sesar aktif lainnya yang belum terpetakan.***

Editor: Dendi Sundayana

Sumber: BMKG jumpa pers

Tags

Terkini

Terpopuler