Musim Tanam di Jawa Barat 2023-2024, Gunakan Manajemen Air Pertanian untuk Keamanan Tanaman

27 Desember 2023, 06:24 WIB
Usaha pertanian padi di Jawa Barat dengan manajemen air yang baik. /Kodar Solihat/DeskJabar

DESKJABAR – Pelaksanaan musim tanam 2023-2024 di Jawa Barat yang diyakini baru dapat dilakukan Januari 2024, menerapkan sistem manajemen air. Tujuannya, berupaya memastikan keamanan tanaman agar berjalan baik untuk usaha pertanian di Jawa Barat.

Kondisi keterlambatan musim tanam di Jawa Barat, terutama untuk padi, mengalami keterlambatan terparah. Ini disebabkan, dampak kemarau panjang El Nino yang berakhir November 2023, dimana cuaca hujan masih belum menentu sampai Desember 2023.

Dampak kondisi, adalah mundurnya musim tanam padi di Jawa Barat menjadi menyeberang ke awal tahun 2024. Melihat kondisi, manajemen penggunaan air menjadi harus digunakan, agar berbagai tanaman dapat selamat sampai menghasilkan dengan baik.

 Baca Juga: Musim Tanam 2023-2024 Jawa Barat Mengalami Keterlambatan Terparah

Menyiasati kondisi

Sekretaris Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Barat, Ajat Sudrajat, mengatakan, melihat kondisi cuaca sampai 26 Desember 2023, memang menjadi kekhawatiran berdampak semakin mundurnya musim tanam di Jawa Barat.

“Menyiasati kondisi, langkah optimalisasi manajemen penggunaan air sesuai kondisi menjadi solusi. Sebab, ada perbedaan kondisi wilayah di Jawa Barat yang berlebih namun ada juga yang kemungkinan masih kurang,” ujar Ajat Sudrajat.

Terkait peran para penyuluh pertanian untuk mencapai produksi, sudah dilakukan pertemuan dengan sejumlah penyuluh pertanian, di Balai Pelatihan Pertanian (Bapeltan) Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Jawa Barat, di Bojongpicung, Cianjur, Kamis, 22 Desember 2023.

Ajat Sudrajat juga mengakui, bahwa di Jawa Barat, banyak petani mengalami gagal tanam karena memaksakan menanam padi pada November 2023 lalu. Ternyata di perjalanan, curah hujan menjadi berhenti kembali atau belum jelas lagi, sehingga banyak tanaman padi menjadi kekeringan. 

Soal target IP 400 atau penanaman dan panen padi sampai empat kali dalam setahun, disebutkan Ajat Sudrajat, juga akan tergantung kepada perkembangan kondisi. Faktor kebiasaan petani juga akan mempengaruhi untuk kondisi-kondisi tertentu, agar mau melakukan penanaman serempak.

 Baca Juga: Cegah Ledakan Hama, Musim Tanam Padi dan Jagung di Jawa Barat Sterilisasi Lahan Pertanian

Sementara itu, pihak Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi, puncak musim hujan tahun 2023-2024 di sebagian besar wilayah Indonesia, diprediksi  terjadi pada Januari dan Februari 2024 yaitu sebanyak 385 ZOM (55,08%).

Ada pun perbandingan terhadap normal puncak musim hujan, puncak musim hujan 2023-2024 pada sebagian besar daerah diprakirakan sama dengan normalnya, yaitu sebanyak 351 ZOM (50,21%).

Namun pada wilayah lainnya, diprediksi mundur terhadap normal,  yaitu sebanyak 203 ZOM (29,04%) dan maju terhadap normal yaitu sebanyak 145 ZOM (20,74%). ***

Editor: Kodar Solihat

Sumber: BMKG Wawancara

Tags

Terkini

Terpopuler