Harga Cabe di Cimahi, Diwaspadai Termahal di Indonesia pada Tahun 2023-2024

16 Oktober 2023, 11:48 WIB
Komoditas cabe jenis cengek domba, dijual pada pasar pangan murah di Bandung, Oktiber 2023. /Kodar Solihat/DeskJabar

DESKJABAR – Komoditas cabe diketahui sering mengalami harga melonjak, ketika menjelang akhir tahun dan awal tahun. Adalah Kota Cimahi, Jawa Barat yang dikhawatirkan kembali mengalami harga cabe termahal di Indonesia tahun 2023, menyusul kejadian sebelumnya tahun yang sama.

 

 

Produksi cabe seringkali mengalami gangguan di areal budidaya pada November dan Desember, sehingga pasokan ke kota menjadi berkurang. Kota Cimahi diketahui masyarakatnya merupakan salah satu wilayah yang merupakan konsumen tertinggi aneka komoditas cabe.

Pada situasi akhir tahun, terutama Desember, kebutuhan cabe, diketahui juga meningkat. Sebab, merupakan masa-masa dimana bisnis rumah makan dan bisnis kuliner banyak melakukan pembelian, berkaitan musim liburan dimana bisnis makanan memuncak.

 Baca Juga: Harga Beras Diwaspadai Melambung Menjelang Kampanye Pemilu 2024

Gambaran fenomena

Kekhawatiran harga cabe di Cimahi kembali tertinggi di Indonesia, dilontarkan Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian, yang menurut dia merupakan fenomena mengherankan alias aneh. Gambaran itu dilontarkan ketika rakor Gerakan Pangan Murah Serentak, di Jakarta, Senin, 16 Oktober 2023.

Tito Karnavian mengatakan, kondisi harga cabe di Cimahi mengalami tertinggi di Indonesia, terjadi pada Juli 2023. Ketika itu dilakukan pengamatan ke lapangan, dimana Kementerian Dalam Negeri bersama Badan Pangan nasional mengamati fenomena harga pangan yang terjadi di Indonesia.

“Situasinya mengherankan, sebab Cimahi sebenarnya dikelilingi sejumlah kawasan yang banyak usaha pertanian budidaya cabe, tetapi harganya jadi yang paling mahal di Indonesia,” ujar Tito Karnavian, pada rapat koordinasi Gerakan Pangan Murah Serentak, secara live oleh YouTube Badan Pangan Nasional, Senin 16 Oktober 2023.

 

 

Diantara sejumlah komoditas pangan yang menjadi perhatian utama, adalah beras, cabe, bawang, dsb. Sebab, harga komoditas disebutkan, kecuali padi dan beras, sering melonjak, lalu kemudian tiba-tiba anjlok di pasaran, lalu berputar kemudian berikutnya.

Diketahui, harga cabe yang sering melonjak, adalah jenis cengek domba. Jika pada saat normal harganya sekitar Rp 20.000-30.000-an per kg, kemudian tiba-tiba naik menjadi Rp 100.000 lebih per kg ketika akhir tahun. Namun kemudian, beberapa bulan kemudian jatuh menjadi hanya ribuam rupiah.

Baca Juga: Khawatir Harga Cabe Melejit, Bibit Tanaman Cabe Laris Diminati Masyarakat Bandung

Karena itu, kondisi harga cabe menjadi sering membuat gonjang-ganjing, baik ketika sedang melambung maupun anjlok. Bukan hanya cengek domba, komoditas cabe jenis lain pun juga mengalami demikian, sehingga ada beberapa kejadian petani membuang panenan cabe.

Pihak Kementerian Dalam Negeri bersama Badan Pangan Nasional, Kementerian Pertanian, para gubernur se-Indonesia, dsb, melakukan rapat koordinasi. Sekaligus pula dilakukan Gerakan Pangan Murah Serentak di Indonesia, menjelang akhir tahun 2023, sekaligus Hari Pangan seDunia.

 

 

Sementara itu, untuk mencoba mengendalikan harga beras menjelang Pemilu 2024, sekitar Desember-Januari 2024, menurut Tito Karnavian, pemerintah akan menambah pasokan beras ke pasaran dengan harga ditentukan. Apalagi kondisinya mendesak, karena juga terpengaruh mundurnya musim tanam karena dampak El Nino menjelang akhir 2023.

Rapat tersebut juga dihadiri Badan Pangan Nasional, para gubernur se-Indonesia, dan perwakilan dinas/instansi terkait di daerah. Salah satu perhatian utama adalah menjaga kestabilan pasokan beras, dan melakukan gerakan pangan murah yang diselenggarakan pada masa-masa krusial. ***

Editor: Kodar Solihat

Sumber: liputan

Tags

Terkini

Terpopuler