Menjelang Ramadhan 2021, Kementan Belum Jamin Harga Daging Sapi, Namun Pastikan Harga Cabe Segera Stabil

- 8 April 2021, 09:02 WIB
Sapi potong di Rumah Potong Hewan Kota Bandung
Sapi potong di Rumah Potong Hewan Kota Bandung /Kodar Solihat/DeskJabar
 
 
DESKJABAR - Kementerian Pertanian (Kementan) memberikan perhatian serius terhadap dua komoditas menjelang Ramadhan 1442 H atau Ramadan 2021 ini, yaitu daging sapi dan cabe.
 
Pihak Kementan menyatakan memobilisasi pasokan daging sapi dari sentra produksi sampai ke pasar. Tampaknya, Kementan berupaya menekan resiko melonjaknya harga daging sapi, yang biasa terjadi menjelang munggahan Ramadhan.
 
Namun Kementan sejauh ini baru berani memastikan bahwa harga komoditas cabe yang dipastikan akan stabil.
 
Lain halnya daging sapi, pihak Kementan belum memberikan keterangan terkait antisipasi lonjakan harganya menjelang Ramadhan 2021.
 
 
Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementan, Agung Hendriadi, di Jakarta, Kamis, 8 April 2021,  mengatakan,  selama ini pemerintah sudah melakukan analisis dan berbagai perhitungan untuk menjaga stabilitas harga komoditas utama, baik dari sisi produsen maupun dari sisi konsumen.
 
"Secara nasional ketersediaan pangan kita aman. Bahkan pemerintah sudah melakukan perhitungan perhitungan sampai bulan Mei atau pasca lebaran. Tentu kewajiban kami adalah menjaga harga di tingkat produsen maupun konsumen. Dua hal ini yang kita jaga bersama jajaran Kemendag," kata Agung, melalui siaran pers diterima DeskJabar dari Kementan.
 
Perhitungan yang dimaksud, kata Agung adalah dengan melakukan intervensi pemerintah disaat kondisi harga mulai tidak stabil. Salah satunya dengan memobilisasi daging dari sentra produksi sampai ke pasar.
 
 
"Begitu iuga dengan komoditas cabai yang naik karena faktor cuaca. Kami intervensi sehingga masyarakt bisa membelinya dengan harga yang murah. Dan kami pastikan dalam waktu dekat ini harga cabai akan turun," katanya.
 
Monitoring
 
Di samping itu, pemerintah secara rutin memonitoring situasi dan pergerakan harga di lapangan yang dilakukan selama 2 minggu sekali. Hasil monitoring ini selanjutnya dicocokkan dengan data yang dimiliki Badan Pusat Statistik (BPS).
 
"Oleh karena itu segala macam upaya kita lakukan. secara continue kita melakukan pertemuan rutin dan melakukan intervensi antar lembaga pemerintah, sehingga kenaikan yang terjadi tidak lebih dari 10 persen," katanya.
 
 
Penganat pangan Institut Pertanian Bogor (IPB) sekaligus Ketua Asosiasi Bank Benih dan Teknologi Tani Indonesia (AB2TI), Dwi Andreas Santoso mengatakan bahwa dalam waktu dekat kondisi harga komoditas cabai di pasaran secara perlahan akan berangsur rurun.
 
Menurut Dwi, kenaikan yang terjadi selama ini merupakan sirklus musiman biasa yang disebabkan cuaca ekstrem seperti curah hujan tinggi. Sirklus ini bahkan sudah diamati sejak 7 tahun terakhir, dimana setiap puasa dan lebaran harga komoditas utama seperti cabe, bawang dan ayam potong akan mengalami kenaikan.
 
"Sebenarnya tidak ada kaitannya dengan ramadhan atau lebaran. Kenaikan ini hanya siklus musiman biasa akibat cuaca ekstrim. Dan kalau kita perhatikan saat ini nampaknya mulai kembali normal," tutupnya. ***
 

Editor: Kodar Solihat


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x