Dispertan Garut: Harga Cabe Rawit Naik di Pasaran Akibat Pasokan Minim

- 9 Maret 2021, 19:02 WIB
Cabe rawit cengek domba
Cabe rawit cengek domba /Kodar Solihat/DeskJabar

DESKJABAR - Naiknya kembali harga cabe, khususnya cabe rawit jenis cengek domba, kembali banyak diramaikan. Namun bagi sebagian kalangan yang sudah mengetahui kondisi penyebabnya tak begitu mempersoalkan. 

Dinas Pertanian (Dispertan) Kabupaten Garut menyampaikan salah satu penyebab harga cabe rawit cengek domba naik di pasaran sejak sepekan lalu karena pasokan dari petani minim sehingga tidak mampu memenuhi kebutuhan pasar untuk komoditas tersebut.

"Terutama yang cabe rawit atau inul atau cengek domba meski produksinya bisa tanam sepanjang tahun tapi serangan hama penyakit juga tinggi, produksi turun itu salah satunya harga menjadi naik," kata Kepala Dinas Pertanian Beni Yoga di Garut, Selasa, 9 Maret 2021.

Ia menuturkan Kabupaten Garut merupakan penghasil cabe, salah satunya jenis cabe rawit dan biasa memasok ke sejumlah daerah di kota besar seperti Bandung dan Jakarta.

Baca Juga: KERETA API INDONESIA, Livery Kuning-Hijau Khas Lokomotif Generasi Senior Bangkitkan Kenangan

Adanya kenaikan cabe di pasaran itu, kata dia, penyebabnya karena stok dari petani kurang akibat banyak tanaman cabai di Garut diserang hama dan juga faktor cuaca dengan curah hujan yang tinggi.

"Produksi berkurang ini karena hama, curah hujan tinggi, jadi produksinya turun, hampir semua lokasi," katanya, dikutip Antara.

Ia mengungkapkan jumlah penurunan produksi cabe itu diperkirakan sekitar 15 sampai 20 persen, akibat penurunan itu petani hanya mampu memenuhi kebutuhan pasar lokal di Garut.

"Penurunan produksinya tidak terlalu tinggi hanya 15 sampai 20 persen, tapi mengurangi kebutuhan pasar, saat ini pasokan untuk Garut tidak masalah, cuma jadi mahal," katanya.

Baca Juga: Keutamaan Puasa Tanggal 27 Rajab Bila Anda Melaksanakannya: Simak Penjelasannya Disini

Penanggulangan hama

Ia menyampaikan upaya mengatasi serangan hama pada tanaman cabai itu, jajarannya sudah melakukan gerakan penanggulangan hama dengan memberi contoh penggunaan obat hama ke beberapa kelompok tani.

"Ada Brigade Unit Reaksi Cepat Penanggulangan Hama, ada stok obat-obatan untuk gerakan saja bahwa penyakit ini bisa pakai jenis obat ini, selebihnya kita lakukan untuk mengedukasi supaya dilakukan secara mandiri," katanya.

Seorang petani cabai di Kampung Lengkong Kaler, Desa/Kecamatan Samarang, Asep Suyud mengatakan selama ini tanaman cabenya banyak diserang hama patek yang membuat cabai menghitam lalu membusuk.

Baca Juga: Rupiah Loyo Lagi Ditutup Melemah 45 Poin Pada Selasa 9 Maret 2021 Sore


Ia berharap adanya perhatian dari pemerintah untuk bisa mengatasi hama yang merusak tanaman cabe itu agar produksinya kembali normal dan memberikan keuntungan bagi petani.

"Sekarang produksinya memang turun karena diserang hama patek, yang biasanya bisa 1 kuintal sekarang menjadi 4,5 kiloan," kata Asep mengeluhkan hasil panennya.

Penjual sayuran di Pasar Induk Ciawitali, Garut, Iyang mengatakan harga cabe jenis inul alias cengek domba saat ini dari distributor mencapai Rp95 ribu per kilogram atau terjadi kenaikan yang cukup tinggi dari harga normal Rp25.000 per kilogram.

"Harga cabe rawit merah menembus Rp95 ribu per kilogram di tingkat distributor sementara di tingkat pengecer bisa menembus harga Rp150 ribu per kilogramnya dari harga normal Rp25 ribu per kilo," kata Iyang. ***

Editor: Kodar Solihat

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x