Upaya Turunkan Harga Cabe Rawit, Pedagang di Jawa Timur Campurkan Cabe Mentah

- 9 Maret 2021, 19:22 WIB
Cabe rawit cengek domba di Jawa Timur
Cabe rawit cengek domba di Jawa Timur /Antara

DESKJABAR - Berbagai sentra tanaman cabe rawit jenis domba pada sentra produksi nasional di Jawa Timur, dikabarkan banyak gagal panen mengalami serangan hama dan penyakit sehingga produksinya turun.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Timur Drajat Irawan, di Surabaya, Selasa, 9 Maret 2021, mengakui, beberapa daerah dilaporkan mengalami kenaikan untuk komoditas cabe, dan sampai saat ini pemerintah terus berupaya menstabilkan harga tersebut.

Kenaikan komoditas harga cabe terjadi pada seluruh jenis, mulai dari cabe rawit, cabe besar, sampai keriting.

Tingginya harga cabe di berbagai daerah di Jatim, selain adanya peningkatan permintaan juga dipicu tingginya curah hujan dalam beberapa hari terakhir, sehingga sentra penghasil komoditas cabe rawit gagal panen dan ketersediaan berkurang.

Baca Juga: Dispertan Garut: Harga Cabe Rawit Naik di Pasaran Akibat Pasokan Minim

"Selain curah hujan yang tinggi, di beberapa sentra yang berada di dataran tinggi berdasarkan laporan yang kami terima mengalami serangan hama dan penyakit," kata Drajat, dikutip Antara.

Beberapa daerah yang terkena serangan hama dan penyakit itu masing-masing Kediri, Blitar, Malang, Tuban, Mojokerto dan sebagian Banyuwangi.

Hama yang menyerang yakni seperti virus Gemini, Layu Fusarium, ditambah curah hujan yang mengakibatkan bunga dan buah rontok, ditambah adanya trip daun keriting dan serangan antraknosa serta lalat buah.

Memang, diakuinya bahwa cuaca yang ekstrem sulit diprediksi, sehingga diharapkan kondisi cuaca segera membaik agar potensi luas tanam cabe rawit dan cabai merah besar di Jawa Timur tidak semakin rusak.

Baca Juga: KERETA API INDONESIA, Livery Kuning-Hijau Khas Lokomotif Generasi Senior Bangkitkan Kenangan

Harga komoditas tanaman cabe di beberapa daerah Provinsi Jawa Timur terus melambung tinggi, bahkan dalam dua hari terakhir di Kabupaten Gresik dan Jember tembus Rp100 ribu hingga Rp120 ribu dan membuat sejumlah pedagang mencampur komposisi cabe untuk menekan harga.

Pencampuran komposisi terdiri atas cabe hijau dicampur cabe warna kekuning-kuningan, serta cabe merah yang kemudian dikemas satu kilogram dibandrol dengan harga dari Rp70 ribu hingga Rp90 ribu/kg.

Kondisi berulang

Tingginya harga cabe saat ini apabila ditarik ke belakang cukup berbanding terbalik dengan harga komoditas itu saat awal pandemi Covid-19 melanda Tanah Air karena "si pedas" ini hampir tidak ada harganya atau terbuang karena busuk, sebab tidak adanya pembeli dan rendahnya serapan.

Beberapa rumah makan dan tempat penyajian makanan di Jawa Timur mayoritas tutup, serta beberapa rumah tangga juga menahan keluar rumah karena adanya instuksi pemerintah untuk menghindari kerumunan, sebagai upaya menekan penyebaran Covid-19.

Baca Juga: Keutamaan Puasa Tanggal 27 Rajab Bila Anda Melaksanakannya: Simak Penjelasannya Disini

Terhentinya aktivitas masyarakat di awal pandemi membuat harga bahan pokok, khususnya "si pedas" turun drastis, dari sekitar Rp50 ribu menjadi Rp30 ribu. Bahkan, di beberapa daerah harus dibuang karena tidak adanya serapan di awal pandemi.

Namun saat ini, "si pedas" ini pun melangkah dengan gagah karena telah dibukanya kran ekonomi serta aktivitas masyarakat yang membuat harga terus naik, bahkan harganya menembus di atas angka Rp100 ribu.

Salah satu pedagang di Pasar Baru, Kabupaten Gresik, Yuris (40) mengatakan harga cabai rawit sangat bervariasi. Mulai dari Rp110 ribu hingga paling mahal Rp120 ribu/kg. Sedangkan untuk harga cabai merah besar rata-rata Rp30 ribu perkilonya.

Baca Juga: Rupiah Loyo Lagi Ditutup Melemah 45 Poin Pada Selasa 9 Maret 2021 Sore

Sedangkan di sejumlah pasar tradisional di Kabupaten Jember, harga cabe mencapai Rp120 ribu per kilogram dan merupakan harga tertinggi selama tiga bulan terakhir.

"Harga cabai rawit terus melonjak naik dan kami menjual cabai per bungkus Rp6 ribu dengan berat setengah ons karena harga cabai di pasar sudah menembus Rp120 ribu per kilogram," kata pedagang sayur keliling di Jember, Sutikno.

Menurutnya, harga cabe rawit sret (merah semua) memang mahal dibandingkan cabai rawit campuran (dicampur dengan cabai hijau kecil), sehingga pedagang juga mengurangi pembelian karena khawatir tidak laku di konsumen. ***


Editor: Kodar Solihat

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x