WASPADA Harga Tanah di Titik Awal Tol Getaci di Gedebage Gila-Gilaan, Bisa Menular ke Garut dan Tasikmalaya

6 Februari 2023, 10:30 WIB
Perkembangan pesat di Gedebage, termasuk rencana pembangunan tol Getaci, membuat harga lahan naik gila-gilaan /YouTube Kang Tamim Channel/

DESKJABAR – Pembangunan infrastruktur dan pengembangan sebuah wilayah biasanya akan diikuti dengan kenaikan harga lahan, yang bahkan di beberapa wilayah kenaikan harga lahan ini terjadi di luar kendali.

Demikian pula dalam rencana pembangunan tol Getaci yang membentang dari Gedebage (Bandung)-Tasikmalaya-Cilacap sepanjang 206,65 kilometer dipastikan akan diikuti dengan kenaikan harga lahan yang ada di jalur tol tersebut.

Hal itu terjadi karena pembangunan tol Getaci diyakini akan memunculkan simpul-simpul ekonomi baru, seperti pembangunan perumahan di dekat exit tol, atau pembangunan komplek pertokoan dan bangunan-bangunan lain.

Tentunya hal tersebut akan meningkatkan permintaan dan suplay kebutuhan lahan di simpul-simpul baru tersebut, yang pada akhirnya akan menaikkan harga lahan di kawasan-kawasan tersebut.

Baca Juga: TOL Getaci Mendobrak Hambatan Potensi Ekonomi Kawasan Jabar Selatan dan Membuka Keran Investasi

Sebagai contoh, di titik awal tok Getaci yakni di kawasan Gedebage, harga lahan sudah naik gila-gilaan. Jika pada tahun 2010 harga lahan di kawasan tersebut maih puluhan ribu rupiah per meter, saat ini sudah di atas Rp 150 juta per meter.

Dan tidak mungkin, gejala-gejala seperti ini akan juga terjadi di kawasan-kawasan yang akan dilalui rute tol Getaci, terutama di wilayah Garut dan Tasikmalaya.

Kenaikan Harga Lahan Gila-gilaan di Gedebage

Kenaikan harga lahan gila-gilaan di kawasan Gedebage, selain dipicu dengan rencana pembangunan tol Getaci, juga terkait dengan perencanaan pengembangan kawasan ini yang sudah lama direncanakan.

Kawasan Gedebage memang menjadi primadona sejak Pemkot Bandung dan Pemprov Jabar memiliki rencana dengan pengembangan kawasan Gedebage.

Sejak 2015, Pemkot Bandung berencana akan membangun kawasan technopolis di Gedebage, kemudian mereka juga akan menjadikan kawasan tersebut sebagai pusat kota kedua setelah Alun Alun Bandung di Asia Afrika.

Sementara berbatasan di sebelah selatan Gedebage yakni Desa Tegalluar Kabupaten Bandung, Pemprov Jabar akan membangun kawasan itu sebagai pusat pemerintahan yang baru.

Kawasan Tegallluar direncanakan akan menjadi kota metropolitan baru sejalan dengan beroperasinya Stasiun Kereta Cepat Bandung-Jakarta di Tegalluar yang akan beroperasi pada Juli 2023.

DPD REI Jabar pernah menyebutkan bahwa pada sekitar tahun 2010, harga lahan di kawasan Gedebage hanya sekitar Rp 50.000 per meter, kemudian naik menjadi Rp 1 juta hingga Rp 3 juta, pada tahun 2015 Walikota Bandung saat itu yakni Ridwan Kamil berencana akan membangun kawasan Technopolis.

Baca Juga: Viral dan Heboh, Wanita Muda Tanpa Busana Ditemukan dalam Mobil Dinas DPRD Jambi yang Kecelakaan

Apalagi pada saat yang sama, pengembang properti papan atas nasional yakni Summarecon, tengah mencari kawasan untuk pembangunan perumahan elit di kawasan Gedebage.

Sementara itu menurut data Rumah.com Indonesia Property Market Index (RIPMI), pada Kuartal IV/2021 di Gedebage, terjadi kenaikan harga tanah sebesar 3,7% menjadi Rp15.740.740 per meternya.

Kenaikan Harga Lahan Menunggu di Garut dan Tasikmalaya

Country Manager Rumah.com, Marine Novita, dalam siaran persnya pada tahun 2022 menyebutkan bahwa pembangunan Jalan Tol Getaci bisa mendorong prospek industri properti di kawasan sepanjang lintasan tol tersebut.

"Jalan tol Getaci tersebut akan bisa menjadi opsi akses transportasi mengingat area Priangan Timur dan Jawa Barat bagian selatan. Yang mana selama ini akses infrastrukturnya tidak sebaik daerah lain di pulau Jawa," kata Marine Novita.

Apalagi setelah penulis mencoba membuka akun Instagram tentang tol Getaci, maka postingan-postingan yang muncul adalah penawaran properti yang mengaitkannya dengan keberadaan tol Getaci.

Postingan penawaran properti dengan mencamtumkan tol Getaci terjadi di kawasan –kawasan Kabupaten Bandung hingga Singaparna, Kabupaten Tasikmalaya.

Mereka mencantumkan tol Getaci sebagai kelebihan dari kawasan properti yang mereka tawarkan. Pencantuman tol Getaci tersebut tidak lain untuk menaikkan minat dan harga yang ditawarkan.

Jadi, tidak menutup kemungkinan setelah di Gedebage, bayang-bayang kenaikan harga lahan di Garut sampai Tasikmalaya akan terjadi, terutama di kawasan-kawasan yang dilintasi tol Getaci.

Baca Juga: Di Sisa Akhir Jabatannya, Presiden Jokowi Akan Mengangkat Honorer Jadi PNS dan ASN PPPK 2023?

Hal itu sejalan dengan tren secara umum dimana sektor properti di Jawa Barat saat ini sedang berada di posisi yang cukup menguntungkan, terutama dari sisi harga.

Menurut data yang dirilis Rumah.com Indonesia Property Market Index (RIPMI), pasar rumah tapak di Jawa Barat mengalami kenaikan harga secara kuartal dan tahunan.

Pada kuartal 2 tahun 2022, indeks harga mencapai angka 134,0 atau meningkat sebesar 1,9 persen dari kuartal sebelumnya yang menempati posisi 131,6. Sementara secara tahunan atau YoY, naik 6,6 persen dibandingkan Q2 2021 yang hanya meraih indeks 125,8. Torehan indeks saat ini bahkan merupakan yang tertinggi selama empat tahun terakhir.

Ditambah lagi, Jawa Barat merupakan pusat ekonomi dan industri yang tengah digenjot pembangunannya oleh Pemerintah.

Terdapat banyak Proyek Strategis Nasional (PSN) mulai dari Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB), Pelabuhan Patimban Subang, jalur ganda (double track) kereta api Bogor-Cicurug-Sukabumi, Tol Jakarta-Cikampek II Selatan, Tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan (Cisumdawu) dan Tol Getaci. ***

Editor: Dendi Sundayana

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler