Bandung, Ancaman Wabah PMK Ternak di Pulau Jawa, Jawa Barat Masih Lakukan Investigasi

11 Mei 2022, 19:33 WIB
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (kiri) bersama Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani (tengah) meninjau sapi yang terjangkit Penyakit Mulut dan Kuku di salah satu peternakan di Desa Sembung, Gresik, Jawa Timur, Selasa (10/5/2022). Kementerian Pertanian bersama dinas terkait akan memproduksi vaksin untuk menangani wabah PMK yang telah menjangkit ribuan sapi di Gresik, Lamongan, Mojokerto, dan Sidoarjo. ANTARA FOTO/Rizal Hanafi/Ds/rwa. /Rizal Hanafi/ANTARA FOTO

DESKJABAR – Di Bandung, dinas terkait di Provinsi Jawa Barat masih melakukan investigasi kemungkinan muncul pula wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) bagi ternak di daerah ini yang mengancam Pulau Jawa.

Di Bandung, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat, Arifin melalui Kabid Kesehatan Hewan dan Kesmavet, Suprianto, yang dikonfirmasi DeskJabar, Selasa, 9 Mei 2022 mengatakan, “Masih melakukan investigasi,”.

Namun, Suprianto tidak menyebutkan, kabupaten/kota dimana saja di Jawa Barat yang menjadi kewaspadaan serangan penyakit mulut dan kuku (PMK) ini.

Baca Juga: Menteri Pertanian : PMK tidak Berbahaya Bagi Manusia, Walau Ada Wabah di Gresik, Jawa Timur

Diketahui, di Jawa Timur, terutama di Gresik, Lamongan, Mojokerto, dan Sidoarjo, sedang ada wabah PMK.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, sudah melakukan pengecekan ke Gresik, Rabu, 10 Mei 2022.

Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), atau dikenal sebagai Foot and Mouth Disease, adalah penyakit hewan menular yang menyerang ternak seperti sapi, kerbau, kambing (juga domba), dan babi.

Baca Juga: Di Majalengka, Pria Nyaris Dapat Uang Rp 2 Miliar, Tapi Harus Menikah dengan Siluman Ular di Kertajati

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan, penyakit PMK dapat menyebar cepat mengikuti arus transportasi daging dan ternak terinfeksi.

“Namun PMK dipastikan tidak berisiko terhadap kesehatan manusia,” kata Menteri Pertanian Syahrul, melalui siaran pers diterima DeskJabar dari Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang, Kementerian Pertanian.

Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Nasrullah, mengatakan, pentingnya pengaturan serta pengawasan lalu lintas hewan ternak dan penetapan gugus tugas penanganan PMK secara nasional.

Baca Juga: Menuju Swasembada Daging , Pemerintah Dorong Peternakan Sapi Pasundan, Inilah Karakteristiknya

Kementan telah menetapkan sejumlah kebijakan melalui surat penetapan maupun surat edaran Menteri Pertanian.

“Pengawasan dan pengaturan lalu lintas hewan ternak juga dilakukan di masing masing daerah baik di tingkat provinsi maupun kabupaten,” ujar Nasrullah.

Ia berharap upaya yang dilakukan ini dapat mencegah kepanikan masyarakat serta memperkecil kesempatan bagi pihak yang ingin berspekulasi. 

Baca Juga: AGRIBISNIS JAWA BARAT, Beternak Puyuh, Modal Efisien Pasarnya Bagus

“Untuk pemotongan tetap dilakukan di pemotongan hewan dan dilakukan secara ketat, sudah ada surat edaran Menteri Pertanian terkait penanganan pemotongan hewan yang berada di rumah potong hewan,” tutupnya.

Sementara itu, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi, menyampaikan bahwa sumber daya manusia pertanian ikut berperan penting dalam mendampingi peternak untuk melakukan pencegahan penyebaran penyakit ini.

“Balai-Balai Pelatihan Peternakan dan Kesehatan Hewan dibawah Kementan kita gerakan untuk memberikan pelatihan bagaimana mencegah dan mengendalikan penyakit PMK bagi hewan ternak, diharapkan dengan diberikannya pelatihan ini peternak mampu mengendalikan dan menangani secara tepat serta tentunya tidak panik terhadap wabah penyakit ini,” ujar Dedi. ***

Editor: Dendi Sundayana

Sumber: Wawancara Siaran Pers

Tags

Terkini

Terpopuler