MENGUAK KASUS SUBANG, Ahli Sebut Otak Diduga Orang Dekat Tuti dan Amel, Tanggapan Rohman Hidayat Seperti Ini

20 Januari 2022, 01:47 WIB
Ilustrasi rumah Tempat Kejadian Perkara (TKP) kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang. Kuasa hukum Yosep dan Yoris, Rohman Hidayat, menanggapi pernyatan ahli bahwa otak pelaku diduga adalah orang dekat korban. /PMJ News/Polri TV/

DESKJABAR - Memasuki bulan ke-6 penyidikan kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang, masih belum ada tanda-tanda tim penyidik Polda Jabar akan mengumumkan tersangka pembunuh.

Sejauh ini, tim penyidik Polda jabar sudah merilis sketsa wajah terduga pelaku pembunuh kasus Subang dan meminta bantuan kepada masyarakat untuk melapor jika menemukan orang dengan ciri-ciri seperti itu. 

Sejumlah ahli hukum sempat melontarkan pernyataan bahwa otak pembunuhan di Subang diduga orang dekat atau orang yang dikenal korban, yaitu Tuti Suhartini dan Amalia Mustika Ratu alias Amel.

Baca Juga: TERSANGKA PEMBUNUH Ibu dan Anak di Subang Diumumkan Bulan Ini, Ini Kata Dr Musa Darwin Pane

Menanggapi pernyataan sejumlah ahli tersebut, kuasa hukum Yosep dan Yoris, yakni Rohman Hidayat menyatakan, pihaknya sama sekali tidak terganggu.

"Itu sah-sah saja, namanya pendapat, ya. Akhirnya berasumsi. Berbeda dengan ahli yang didengar keterangannya di kepolisian. Tapi kita semua, baik ahli maupun masyarakat umum hanya bisa menerka-nerka," tutur Rohman Hidayat dalam wawancara eksklusif dengan DeskJabar.com, Rabu, 19 Januari 2022, sore.

Menurut Rohman Hidayat, sejauh ini semua hanya bisa menebak-nebak apakah dalam kasus Subang ada pelaku utamanya atau ada yang turut melakukan. Apakah yang di sketsa itu pelaku utama atau yang menyuruh melakukan.

"Kita hanya bisa menebak-nebak saja. Jadi kalau ada tanggapan begitu di masyarakat sah-sah aja," ucapnya. 

Rohman Hidayat mengungkapkan bahwa Yosep dan Yoris justru terganggu dengan adanya opini dan isu yang dibangun kanal-kanal Youtube yang dianggapnya tidak kredibel. 

"Sebenarnya bukan pernyataan-pernyataan pakar hukum yang mengganggu. Yang mengganggu itu konten-konten berita yang tidak jelas, terutama yang bersumber dari YouTube," tuturnya.

Baca Juga: Kilas Balik Saat Kasus Subang Diambil Alih Bareskrim Polri, Brigjen Rusdi Hartono: Ini Masalah yang Kompleks

Ia menyebutkan bahwa isi konten-konten di YouTube yang berupa hoaks dan analisa yang dangkal tersebut berbeda dengan media massa yang mengutamakan etika jurnalistik dan menyampaikan materi yang berimbang.

Kendati terganggu dengan konten-konten di jejaring video tersebut, Rohman Hidayat tetap meminta Yosep dan Yoris untuk bersabar, menahan diri, dan tidak merespons berita-berita yang tidak valid dari youtuber.

"Jangan terpancing oleh isu-isu yang dibuat youtuber-youtuber. Lebih baik menunggu janji Kapolda," ujar Rohman Hidayat.

Menurut dia, berita yang valid adalah yang bersumber dari divisi humas kepolisian dan media massa, termasuk media online.

Terkait perkembangan pengungkapan kasus pembunuh ibu dan anak di Subang, Rohman Hidayat mengatakan pihaknya masih menunggu janji Kapolda Jabar Irjen Pol Suntana yang pernah mencanangkan target kasus Subang pada awal tahun 2022.

"Kita nggak bisa mengintervensi. Kita nggak bisa berbuat apa-apa. Kita hanya menunggu sesuai janji Kapolda bahwa akan diumumkan pada awal 2022," tuturnya.

Baca Juga: SKETSA TERDUGA PEMBUNUH SUBANG BEREDAR, Kapolda Jabar Irjen Pol Suntana: Target Saya Awal Tahun

Rohman Hidayat mengemukakan, pihaknya mempercayakan sepenuhnya kepada tim penyidik, ternasuk soal perkembangan sketsa terduga kasus pembunuh ibu dan anak di Subang, yang sudah dirilis Polda Jabar pada 29 Desember 2021.

Opini soal dugaan orang dekat

Seperti diberitakan DeskJabar.com sebelumnya, pakar hukum pidana Dr Heri Gunawan menduga bahwa otak pembunuhan Subang ini orang dekat. Akan tetapi, sebelum orang dekat itu ditangkap, eksekutornya harus ditangkap terlebih dahulu.

Dalam wawancara dengan DeskJabar.com, Rabu 12 Januari 2022, Heri Gunawan yakin, selama eksekutornya belum bisa ditangkap polisi maka otak atau dalang kasus Subang yang diduga adalah orang dekat itu, tidak bisa ditangkap.

Heri Gunawan mencontohkan kasus pembunuhan hakim di Medan, yang terungkap 40 hari setelah kejadian setelah polisi menangkap eksekutornya. Ternyata, pembunuhan itu didalangi istrinya.

Akan tetapi, jauh sebelum menangkap eksekutor, menurut Heri Gunawan, polisi sesungguhnya sudah mencurigai bahwa otak pembunuhan hakim di Medan itu adalah istrinya sendiri.

"Logika aja kalau orang lain membunuh tanpa ada masalah atau sebab tidak mungkin. Apalagi kan sudah jelas dalam Kasus Subang tidak ada unsur perampokan. Uang Rp 30 juta aja tidak dibawanya, berarti ada rangkaiannya dari orang terdekat menyuruh orang terjauh (eksekutornya)," ujar Heri Gunawan.

Baca Juga: FAKTA MENGEJUTKAN KASUS SUBANG, Amel dan Tuti Diduga Kenal Pelaku, Ini Alasan Agustinus Pohan dan Anjas

Dosen Fakultas Hukum Universitas Parahyangan, Agustinus Pohan juga menduga pembunuhan ibu dan anak di Subang ini diduga dilakukan oleh orang yang mengenali korban, Tuti Suhartini (55) dan Amalia Mustika Ratu (23) alias Amel.

Ia beralasan dalam tindak pidana tersebut tidak ada barang korban yang hilang sehingga motif pembunuhan bukan properti atau perampokan.

"Kalau motifnya bukan properti, kemungkinan pelaku dikenal oleh keluarga atau orang terdekat dari korban," ucap Agustinus Pohan kepada DeskJabar.com, Minggu, 9 Januari 2022.

Oleh karena itu, ia menyarankan kepada polisi agar meminta bantuan kepada saksi-saksi yang sudah dimintai keterangan, adakah orang terdekat korban yang mirip dengan sketsa wajah terduga pembunuh ibu dan anak di Subang tersebut.

Staf pengajar di Thailand, Anjas juga pernah memperkirakan keterlibatan orang yang dikenal korban dalam segmen analisa di kanal YouTube Anjas di Thailand berjudul "TAMU AGUNG MALAM ITU PERSIAPKAN SEMUANYA !!" yang tayang Jumat, 3 Desember 2021.

Menurut Anjas, ada tiga saksi yang menyebutkan telah melihat 5 sosok di tanggal 17 Agustus 2021 malam dan 18 Agustus 2021 dinihari di depan rumah korban.

Baca Juga: TAMU AGUNG di Malam Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang, Diduga Ini yang Mereka Perbuat Terhadap Jenazah Korban

Lima sosok itu terdiri atas 2 pria dan 3 perempuan. Dari 5 sosok tersebut, 2 di antaranya jika menurut keterangan saksi -berdasarkan pada baju dan sebagainya- mengarah kepada korban, yaitu Tuti Suhartini dan Amel.

"Hal ini linear dengan temuan olah TKP 18 Agustus 2021, tidak ditemukan kerusakan pintu. Kemungkinan besar, tiga orang tersebut sangat dikenal kedua korban," kata Anjas.

Anjas menduga, tiga sosok yang dijuluki 'tamu agung' yang datang di malam hari, yang dekat dengan waktu kematian korban pertama, kemungkinan memiliki peran membantu.

"Maksudnya membantu seperti membukakan pintu, membersihkan jenazah," ucap Anjas sekaligus menegaskan bahwa semua itu adalah pendapatnya pribadi.***

Editor: Samuel Lantu

Sumber: Wawancara Dok. DeskJabar.com

Tags

Terkini

Terpopuler