Motif Kasus Pembunuh Subang Akhirnya Terbongkar, Inilah Motif yang Menewaskan Tuti dan Amel dari Analisa Anjas

12 Januari 2022, 06:31 WIB
Suasana ketika mayat Tuti Suhartini dan Amalia Mustika Ratu masih ada dalam bagasi mobil Alphard warna hitam pada lokasi pembunuhan di Jalancagak, Subang, 18 Agustus 2021. /YouTube Heri Susanto

DESKJABAR- Baru saja terungkap soal motif pembunuh ibu dan anak di Subang yang menewaskan Tuti Suhartini (55) dan Amalia Mustika Ratu (23) alias Amel.

Sebenarnya motif pembunuhan kasus Subang tidak jauh dari motif pembunuhan pada umumnya seperti diungkapkan oleh Kriminolog Unpad Yesmil Anwar yakni, soal asmara, harta dan sosial.

Dalam kasus pembunuh ibu dan anak di Subang ini, soal masalah asmara dan yang berhubungan dengan kredibilitas mencuat jejak jejaknya ban berhasil dibongkar Anjas dalam segmen analisanya.

Baca Juga: KASUS SUBANG MEMANAS, Pengacara Danu Mau Kirim Kronologi ke Presiden, Rochman Hidayat: Korban itu Yosep-Yoris

Baca Juga: DISUMPAH di Bawah Al-Quran, AKHIRNYA Yosef, Yoris + Danu MENGAKUI Keterlibatannya di Kasus Subang, BEGINI...

Anjas Asmara Dosen Chulalongkorn University Thailand dalam kanal youtube Anjas di Thailand dengan judul SAKIT HATI, ASMARA & KREDIBILITAS !! DETIK AKHIR KEJADIAN SUBANG !!.

Secara gamblan dijelaskan soal asmara yang diduga motif dari kasus pembunuh ibu dan anak di Subang ini.

Anjas mengulas dari awal soal penyidik saat itu meminta bukti print out buku tabungan. Hal ini adalah memang salah satu pengembangan mencari motif dari kasus pembunuhan Subang karena Tempat Kejadian Perkara (TKP) selain dipakai rumah juga dipakai kantor yayasan.

Namun saat itu publik tidak bisa mendapatkan informasi tentang isi rekening tersebut, karena bisa aja ada transaksi yang janggal namun hal ini tidak dipaparkan ke publik.

Menurut Anjas dengan tidak diungkap ke publik itu bisa menimbulkan dua asumsi, yakni kewajaran karena data itu krusial, atau jangan jangan dari hasil print out memang ada transkasi yang mencurigakan.

"Transaksi nilainya tidak masuk akal dan tidak ada pertanggungajwaban karena memang Amel dan Tuti merupakan bendahara dan sekretaris. Nah ini bisa saja ada hubungannya karena Amel dan Tuti berhubungan dengan TKP," ujarnya.

Baca Juga: Jadwal Sholat Majalengka Rabu 12 Januari 2022, Ini Waktunya

Menurut Anjas, bisa saja ada sakit hati, mengingat Amel dan Tuti bersih, dana bantuan banyak, ada dana bos dan juga dana dana lain yang tidak ada pertanggungjawabannya.

"Jadi bisa saja kesitu tidak mau terbongkar maka dihabisi. Isu ini memang dari awla kasus muncul namun hingga kini belum terpecahkan," ujarnya.

Jangan jangan di print out itu takut ada oknum yang terlibat makanya kalau terungkap ada efek domino, akan terungkap juga kasus lainnya.

Memang motif ada hubungannya dengan sakit hati. Memang luas sakit hati itu bisa karena masalah asmara seperti ditolak cinta oleh Amel, atau ada yang melamar Amel lalu ditolak oleh Ibu Tuti.

Lalu bisa juga sakit hati karena tidak fair (tidak adil) pembagian hasil pekerjaan atau usaha lainnya, atau sakit hati dalam masalah pembagian kasih sayang yang juga tidak adil mengingat mereka punya orang dekat, baik yang se rumah atua di luar rumah.
Kemudian dugaan orang dekat itu juga bisa dikategorikan dekat secara fisik atau dekat secara hati.

Dugaan sakit hati muncul karena tidak adanya barang hilang, Yoris menyebut barang yang hilang hanya tiga alat komunikasi milik Amel, sedangkan uang Rp 30 juta untuk gaji guru dan perhiasan tidak hilang.

Dari itulah memang Anjas menyimpulkan dalam analisanya bahwa memang kasus pembunuh ibu dan anak di Subang ini salah satunya efek sakit hati. "Sakit hati asmara, tidak fair, dan ini memang sakit hati soal Amel dan ibu Tuti juga belum klir," ujarnya.

Baca Juga: KONFLIK KASUS SUBANG, Kubu DANU Lapor JOKOWI, Pengacara YOSEF dan YORIS, Beberkan Fakta Ini

Menjawab itu semua, menurut Anjas, harus ada bukti bukti, yang dikuatkan jejak DNA, jejak sidik jari, yang kalau dikembangkan bisa menjadi petunjuk.

"Petunjuk itu kan, alat bukti, keterangna ahli, keterangan terdakwa, keterangna saksi, keterangan surat (tulisan dan rekomendasi para ahli di kasus ini ada 7 orang ahli)," ujarnya.

Anjas pun kembali memastikan memang antara pelaku dan dalang orang berbeda karena ada dugaa masih ada jejak DNA yang belum diidentifikadi di tempat kejadian. Oran gyang membantu sudah diketahui penyidik Polda Jabar, tapi memang belum ada alat bukti yang kuat.

Anjas juga dalam analisanya menyebut bisa saja kasus pembunuh ibu dan anak di Suban gini terjadi karena kombinasi sakit hati asmara dan kredibilitas, mungkin saja ada orang di masa lampau ada kesalahan di masa lampau misal soal duit, dan bu Tuti serta Amel tahu kalau terungkap akan membawa mereka ke penjara.

"Bila bu Tuti dan Amel bongkar maka kasus masa lalu bisa terbongkar dan masuk penjara, karena itu lah kredibilitas dipertanyakan makanya Tuti dan Amel dihabisi," katanya.

Hal itu diperkuat adanya print buku tabungan yang di print out penyidik dan lokasi TKP merupakan kantor yayasan sekaligus rumah tinggal, lalu saat pembunuhan terjadi tidak ada barang yang hilang padahal uang Rp 30 juta ada di sana, ATM juga tidak hilang.

Baca Juga: Misteri Tragedi Gunung Salak 1987, Tidak Pernah Ada yang Tahu Bagaimana 6 Pendaki Meninggal Dunia

Analisa ini bisa menjadi menuju kebenaran untuk segera pelaku pembunuh ibu dan anak di Subang ini bisa segera tertangkap.

Anjas juga mendukung pihak kepolisian yang terus berupaya untuk mengungkap misteri kasus pembunuh ibu dan anak di Subang yang telah menewaskan Tuti Suhartini dan Amalia Mustika Ratu pada 18 Agustus 2021 silam tersebut.***

Editor: Yedi Supriadi

Sumber: YouTube Anjas di Thailand

Tags

Terkini

Terpopuler