BAHAYA Jika Yoris, Yosef, Danu Terus Alami Stres di Kasus Pembunuhan Subang, Bisa Berakibat Fatal Seperti Ini

3 Januari 2022, 13:12 WIB
Rumah Tempat Kejadian Perkara (TKP) pembunuhan di Subang, tepatnya di Kampung Ciseuti, Jalancagak yang menewaskan Tuti Suhartini dan Amalia Mustika Ratu alias Amel. Yoris, Yosef dan Danu bisa alami stres. /DeskJabar / Kodar Solihat/

 

DESKJABAR - Psikiater Dr. Teddy Hidayat Sp.KJ menuturkan, para saksi kasus pembunuhan Subang seperti Yoris, Yosef dan Danu selain bakal mengalami stres, juga akan mengalami hal hal lainnya yang bisa bahaya berakibat fatal seperti ini, terlepas mereka bersalah atau tidak.

Yosef, Yoris dan Danu dalam lima bulan terakhir ini memang mengalami tekananan berat sejak kasus pembunuhan di Subang ini terjadi pada tanggal 18 Agustus 2021.

Ketiganya kerap menjalani proses pemeriksaan dalam kasus pembunuhan Subang yang harus bolak balik ke kantor polisi mulai dari Polres Subang hingga ke Polda Jabar di Bandung.

Hal itu tentu akan menimbulkan stres dan tekanan mental bagi ketiganya, apalagi Yosef, Yoris dan Danu juga kerap dicurigai sebagi pelaku pembunuhan di Subang yang menewaskan Tuti Suhartini dan Amel.

Baca Juga: KASUS SUBANG TERUNGKAP, Yosef, Yoris dan Danu Stres, Ketiganya Harus Mendapat Tiga Perlindungan Seperti Ini

Proses pemeriksaan yang hampir lima bulan yang dijalani Yosef, Yoris dan Danu pasti ketiganya akan menyebabkan stres.

“Kalau sebagai pelakunya mungkin sudah seharusnya untuk menjalaninya, tetapi untuk yang bukan pelakunya ini sangat berat,” kata Teddy Hidayat, Minggu 2 Januari 2022.

Dikatakan Teddy, pengalaman traumatik tadi bisa timbul berulang. "Misal, adanya bayangan pikiran atau persepsi yang berkaitan peristiwa traumatik datang berulang menimbulkan penderitaan,” katanya. 

Lebih lanjut Teddy Hidayat menuturkan bisa juga berupa gejala menetap peningkatan kewaspadaan seperti sulit tidur, iritabilitas, sulit konsentrasi, hipervigilance atau respon yang kacau tidak terkendali.

Baca Juga: FAKTA BARU Kasus Pembunuhan Subang, Yoris, Yosef Dan Danu Alami Stres Begini Penjelasannya Dari Psikolog

Jika stres yang dialami Yoris, Yosef dan Danu berlanjut maka akan menjadi stres akut. Kemudian kalau peristiwa berjalan dalam waktu yang lama, dan stres berlanjut melebihi tiga bulan atau enam bulan, bisa jadi penderita akan mengalami yang disebut stress pasca trauma.

Teddy Hidayat mengatakan kriteria post traumatic stress disorder atau stres pasca trauma, seseorang pernah terpapar dengan peristiwa yang traumatik seperti menjadi saksi mata atau berhadapan langsung dengan kejadian yang mengerikan atau mengancam kehidupan.

Misalnya peristiwa pembunuhan atau ditahan dan diperlakukan sebagai tahanan.

"Pengalaman traumatik tadi timbul berulang, misalnya adanya bayangan pikiran atau persepsi yang berkaitan peristiwa traumatik datang berulang menimbulkan penderitaan,” katanya.

Baca Juga: DIBAWAH KAWALAN Ketat, Kolonel Infanteri P Jalani Rekontruksi Tabrak Lari Nagreg, Ini 3 Pelanggaran Utama

Bisa juga berupa gejala menetap peningkatan kewaspadaan, sulit tidur, iritabilitas, sulit konsentrasi, hipervigilance atau respon yang kacau tidak terkendali.

Tekanan kejiwaan

Sementara itu Psikolog Dra. Elia Daryati, M.Si mengatakan tiga saksi Yoris, Yosef dan Danu pasti mengalami stres dan bisa jadi mereka juga mengalami tekanan kejiwaan.

Selama ini Yoris, Yosef dan Danu terus menunggu upaya polisi mengungkap pelaku kasus pembunuhan Subang, apalagi mereka juga kerap dicurigai sebagai salah satu pelaku pembunuhan Subang yang menewaskan Tuti Suhartini dan Amel.

Mereka ini adalah orang-orang terdekat dari korban pembunuhan Subang Tuti Suhartini dan Amel. Yosef merupakan suami sekaligus ayah dari korban. Sementara Yoris adalah anak sekaligus kakak dari korban, sedangkan Danu adalah anak angkat dari kakak Tuti Suhartini.

Setelah kehilangaan keluarga terdekat, ditambah lagi dengan tekanan dan kecurigaan publik yang mengarah kepada Yoris, Yosef dan Danu, membuat mereka memiliki tekanan berat dan pasti akan mempengaruhi kejiwaan ketiganya.

Baca Juga: KASUS SUBANG TERBARU: Otak, Pelaku + yang Terlibat SUDAH DIPASTIKAN, Segera Diumumkan, INI KATA KAPOLDA JABAR

“Pasti stres. Jika mereka bukan pelaku pasti stres, apalagi jika pelaku stresnya bertambah. Kehilangan keluarga dekat saja sudah membuat stres, apalagi ini ditambah dengan status mereka sekarang,” kata psikolog Dra. Elia Daryati, M.Si dalam pembicaraannya dengan DeskJabar.com, Minggu 2 Januari 2022.

Elia Daryati mengatakan dalam hal ini polisi harus jeli tentang kondisi para saksi, apakah dia stres berat. Harus ada perlindungan kepada saksi, ada perlindungan hukum dan perlindungan psikologis.

“Yang penting, tetap menjaga privasi saksi dengan asas praduga tak bersalah,” kata Elia Daryati yang juga merupakan Dosen LP3I dan STIA LAN ini.

Selain itu, diperlukan dukungan atau support system seperti keluarga, akan sangat dibutuhkan para saksi yang sedang menghadapi masalah berat ini.***

Editor: Ferry Indra Permana

Tags

Terkini

Terpopuler